Anda di halaman 1dari 23

Referat

TERAPI CAIRAN

Oleh:
M. LEFI PERDANA
NIM. 11101033

Pembimbing :
dr. BENNY CHAIRUDDIN, Sp.An., M.Kes
PENDAHULUAN
Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan yg jumlahnya
berbeda-beda tergantung usia & jenis kelamin serta
banyaknya lemak didlm tubuh.

Cairan berfungsi sbg pengangkut zat makanan ke seluruh sel


tubuh dan mengeluarkan bahan sisa dari hasil metabolisme sel
untuk menunjang berlangsungnya kehidupan.

Terapi cairan dibutuhkan bila tubuh tdk dapat memasukkan


air, elektrolit serta zat-zat makanan ke dlm tubuh secara oral
PEMBAHASAN
Definisi cairan tubuh :
cairan suspensi sel di dlm tubuh makhluk
multiseluler spt manusia/hewan yg memiliki fungsi
fisiologis tertentu.
Fisiologi cairan tubuh :

Intraselular
(40%)
Cairan tubuh Interstitial
(60%) (15%)
Ekstraselular
(20%)
Intravaskuler
(5%)
Komponen cairan tubuh :

Elektrolit :
a. Kation : Na+, K+, Ca+, Mg2+
b. Anion : Asam karbonat

Non elektrolit : glukosa & urea yg tidak terdisosiasi


dlm cairan
Cairan Cairan
Elektrol Plasma
Interstitial Intracellular
it (mEq/L)
(mEq/L) (mEq/L)

Na+ 142 145 10

K+ 4 4 159

Mg2+ 2 2 40

Ca2+ 5 3 1

Cl- 103 117 10

HCO3- 25 27 7
Proses pergerakan cairan tubuh :

Osmosis
Difusi
Pompa Na+ K+
Asupan, ekskresi cairan dan elektrolit
fisiologis :
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata
sebanyak 2000-2500 ml/hari, dlm bentuk cairan maupun
makanan padat dgn kehilangan cairan rata-rata 250 ml dari
feses, 800-1500 ml dari urin, & hampir 600 ml kehilangan
cairan yang tidak disadari (insensible water loss) dari kulit dan
paru-paru.
Perubahan cairan tubuh :
1. Perubahan Volume :
Defisit volume (dehidrasi) dan kelebihan volume
1. Perubahan Konsentrasi :
Hiponatremia, Hipernatremia, Hipokalemia, Hiperkalemia

1. Perubahan Komposisi :
- Asidosis Respiratorik (pH < 3,75 dan PaCO2 > 45 mmHg)
- Alkalosis Respiratorik (pH > 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
- Asidosis Metabolik (pH < 7,35 dan bikarbonat < 21 mEq/L)
- Alkalosis metabolik (pH > 7,45 dan bikarbonat > 27 mEq/L)
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
pada pembedahan :

Faktor Preoperatif
Faktor Intraoperatif
Faktor Postoperatif
TERAPI CAIRAN :
tindakan utk memelihara,
mengganti cairan tubuh dlm batas-
batas fisiologis dgn cairan infus
kristaloid (elektrolit) atau koloid
(plasma ekspander) secara iv.
Terapi resusitasi cairan :
Untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau
ekspansi cepat dari cairan intravaskuler utk memperbaiki
perfusi jaringan.
Cth : syok & luka bakar.
Pemberian infus Normal Saline (NS), Ringer Asetat (RA),
atau Ringer laktat (RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60.
Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-3 L/10 i.
Terapi rumatan :
Tujuan : memelihara keseimbangan cairan tubuh & nutrisi.
Dewasa rata2 membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari &
elektrolit utama Na+=1-2 mmol/kgBB/hari & K+=
1mmol/kgBB/hari.
Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yg hilang
akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat
(lewat kulit) & pengeluaran lewat paru atau insensible water
losses.
Rumus Holiday Segar 4:2:1(kasus Anak) :
Jenis2 Cairan :
Kristaloid : RL, NaCl 0,9%
Koloid :
- Alami :
Fraksi protein plasma 5% dan albumin manusia (5 dan 2,5%). Dibuat
dengan cara memanaskan plasma atau plasenta 60 C selama 10 jam
untuk membunuh virus hepatitis dan virus lainnya. Fraksi protein
plasma selain mengandung albumin (83%) juga mengandung alfa
globulin dan beta globulin.
- Sintetis : Dextran, Hydroxylethyl Starch (Heta starch), Gelatin
Kristaloid Koloid
Keuntungan - Tidak mahal - Mempertahankan cairan intravaskular lebih baik (1/3
- Aliran urin lancar (meningkatkan volume cairan bertahan selama 24 jam)
intravaskular) - Meningkatkan tekanan onkotik plasma
- Pilihan cairan pertama u/ resusitasi perdarahan dan - Membutuhkan volume yang lebih sedikit
trauma - Mengurangi kejadian edema perifer
- Mengembalikan kehilangan pada ruang cairan ke-3 - Dapat menurunkan tekanan intrakranial

Kerugian - Mengencerkan tekanan osmotik koloid - Mahal


- Menginduksi edema perifer - Menginduksi koagulopati (dextran & helastarch)
- Insidensi terjadinya edema pulmonal lebih - Jika tdpt kerusakan kapiler, dpt berpotensi tjd
tinggi perpindhn cairan ke interstitial
- Membutuhkan volume yg lebih besar - Mengencerkan faktor pembekuan dan trombosit
- Efeknya sementara - Berpotensi menghambat tubulus renalis dan sel
retikuloendotelial di hepar
- Kemungkinan adanya reaksi anafilaksis (dextran)
Terapi Cairan Preoperatif :
Defisit cairan & elektrolit pra bedah dapat timbul akibat
dipuasakannya penderita terutama pd penderita bedah elektif
(sekitar 6-12 jam), kehilangan cairan abnormal yang seringkali
menyertai penyakit bedahnya (perdarahan, muntah, diare, diuresis
berlebihan, translokasi cairan pada penderita dengan trauma),
kemungkinan meningkatnya insesible water loss akibat hiperventilasi,
demam, dan berkeringat banyak. Sebaiknya kehilangan cairan pra
bedah ini harus segera diganti dengan rumus cairan rumatan
sebelum dilakukan pembedahan.
Terapi Cairan Intraoperatif :
Pembedahan tergolong kecil dan tidak terlalu traumatis misalnya
bedah mata (ekstrasi, katarak) cukup hanya diberikan cairan rumatan
saja selama pembedahan.
Pembedahan dengan trauma ringan misalnya: appendiktomi dapat
diberikan cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar
ditambah 4 ml/kgBB/jam untuk pengganti akibat trauma
pembedahan. Total yang diberikan adalah 6 ml/kgBB/jam berupa
cairan garam seimbang seperti Ringer Laktat.
Pembedahan dengan trauma sedang diberikan cairan sebanyak 2
ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah 8 ml/kgBB/jam
untuk pembedahannya. Total 10 ml/kgBB/jam.
Terapi Cairan Postoperatif :

1. Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan


kalori/nutrisi :
2-3 hari pasca bedah tidak perlu pemberian natrium .
Penderita dengan keadaan umum baik dan trauma pembedahan
minimum, pemberian karbohidrat 100-150 mg/hari cukup memadai
untuk memenuhi kebutuhan kalori
Penggantian cairan pasca bedah cukup dgn cairan hipotonis & bila
perlu larutan garamisotonis. Terapi cairan ini berlangsung sampai
penderita dapat minum dan makan.
2. Mengganti kehilangan cairan pada masa pasca
bedah:
Akibat demam, kebutuhan cairan meningkat sekitar 12%
setiap kenaikan 1C suhu tubuh.
Adanya pengeluaran cairan lambung melalui sonde lambung
atau muntah.
Penderita dgn hiperventilasi atau pernapasan melalui
trakeostomi & humidifikasi.

3. Melanjutkan penggantian defisit cairan pembedahan dan


selama pembedahan yang belum selesai. Bila Hb<10 gr/dl,
sebaiknya diberikan transfusi darah untuk memperbaiki daya
angkut oksigen.
4. Koreksi terhadap gangguan keseimbangan yang
disebabkan terapi cairan tersebut. Monitoring
organ-organ vital dilanjutkan secara seksama
meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, diuresis,
tingkat kesadaran, diameter pupil, jalan nafas,
frekuensi nafas, suhu tubuh dan warna kulit.
Prognosis :
Pada umumnya baik, terutama jika pendapat
penanganan cepat & adekuat.Kematian
terjadi jika mempunyai penyakit dasar yg
berat dan penanganan yg tidak adekuat.

Anda mungkin juga menyukai