Anda di halaman 1dari 28

HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-

DAERAH
elemen-elemen penting hubungan
keuangan pusat daerah

M.ARIES DJAENURI
Hubungan keu pusat-daerah merupakan bagian
dari hubungan pusat-daerah
Merupakan hub kekuasaan antara pusat-daerah
sebagai konskwensi dianutnya pembagian
kekuasaan (areal devision of power). Areal
devision of power dilakukan dengan cara
desentralisasi dan dekonsentrasi
Menurut Chema dan Rodenelli desentralisasi
dibedakan :
deconcentration,devolution,delegation,dan
privatization
Smith berpendapat desentralisasi melahirkan
pemerintahan daerah (local self government),
dekonsentrasi melahirkan pemerintahan lokal
(local state government atau field
administration)
Hoessein berpendapat, penyelenggaraan
dekonsentrasi menganut dua model
fragmented field administration dan
intergrated field administration
MODEL HUB PUSAT-DAERAH
1.agency model
2.patnership model
SISTEM HUBUNGAN PUSAT-DAERAH
1.comprehensive local government system
2.patnership system
3.dual system
4.intergrated/unintergrated administrative
system
Berkaitan dengan pembagian kewenangan:
1.kriteria effisiensi dan efektifitas dan ketepatan dalam
membagi tugas dan tanggung jawab thd pengelolaan
kewenangan:
-fungsi yg bobot dan sifatnya berkaitan dg negara
sebagai satu kesatuan politik perlu diatur oleh pusat
-fungsi yg menyangkut pelayanan masyarakat yg
memerlukan standar/keseragaman yg sama diseluruh
wilayah negara sebaiknya diatur oleh pusat
-fungsi yg memberikan pelayanan yg bersifat lokal
sebaiknya diserahkan kpd daerah
Masalah yg timbul dalam hubungan pusat-
daerah:
1.seberapa jauh pelimpahan kewenangan dpt
mengakomodir prinsip otonomi yg
dirumuskan
2.kenyataan menunjukkan satu sektor yg
dilimpahkan tidak berarti semua tugas dan
tanggung jawab diserahkan
3. ada beberapa sektor yang kurang jelas
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH
Sistem perimbangan keuangan pusat-daerah yg
menjamin hub bukan saja antara pemerintah pusat dan
daerah tetapi juga antara pem daerah, sebagai
konskwensi adanya pembagian kewenangan dlm
penyelenggaraan pemth neg berikut sumber-sumber
keuangannya
Suatu sistem yang mengatur bagaimana caranya
sejumlah dana dibagi diantar berbagai tingkat
pemerintahan, serta bagaimana carany mencari
sumber-sumber pembiayaan daerah untuk menunjang
kegiatan-kegiatan sektor-sektor publiknya
Indonesia sebagai satu unitary state menganut
kombinasi antara unsur pengakuan kewenangan
daerah untuk mengelola secara mandiri keuangannya
dipadukan dengan unsur kewenangan pemerintah
pusat untuk melakukan transfer fiskal dan melakukan
pengawasan terhadap kebijakan fiskal daerah
Dilihat dari sudut pembiayaan pemerintahan
perkembangan pengaturan di bidang keuangan negara
ternyata memperlihatkan kecenderungan ke arah
resentralisasi sistem kekuasaan sekurang-kurangnya di
bidang fiskal
TUJUANNYA:
1.distribusi kekuasaan yg rasional antara berbagai tingkat
pemerintahan
2.sistem tersebut menyajikan sujatu bagian yang memadai
3.pendistribusian secara merata pengeluaran pemth secara
merata diatara daerah.
ALASAN EKONOMI HUB KEU PUSAT-DAERAH
1.berkaita dg ketidak seimbangan fiskal vertikal
2.menjamin tingkat minimum pelayanan publik
3. ketidak merataan daerah karena tedrbatasnya mobilitas
penduduk
4.berkaitan dg efek ekternalitas antar daerah
HUB KEU PUSAT-DAERAH ,
merupakan wujud dari desentralisasi fiskal secara
umum tujuannya adalah membentuk dan membangun
sistem publik yg dapat menyediakan barang dan jasa
publik lokal yg semakin efektif dan efisien dg tetap
menjaga stabilitas makroekonomi.
Wujudnya dalam bentuk pelimpahan wewenang kpd
daerah untuk melakukan pembelanjaan, kewenangan
untuk memungut pajak, dan adanya bantuan dalam
bentuk tranfer dari pusat kepada daerah
Alasan desentralisasi ada dua pinsip
(Vidyattama,2002:4): 1.pemerintah sebagai wakil
akan bekerja lebih baik jika ia bekerja semakin
dekat dg masyarakatnya; 2. masyarakat harus
memiliki hak untuk menentukan jenis dan jumlah
fasilitas publik yg mereka inginkan ut itu
pengambilan keputusan di tingkat paling rendah
seiring dg tujuan efisiensi alokasi
Desentralisasi:politik,administrasi,ekonomi,fiskal
TUJUAN UMUM DESENTRALISASI FISKAL harus dapat menjamin:
1.kesinambungan kebijakan fiskal (fiscal sustainbility) dalam konteks
kebijakan ekonomi makro; 2. mengadakan koreksi atas ketimpangan
antar daerah (horizontal imbalance) dan ketimpangan antara pusat dg
daerah (vertical inbalance) ut meningkatkan efisiensi sumberdaya
nasional maupun kegiatan pemerintah daerah; 3. dapat memenuhi
aspirasi daerah,memperbaiki struktur fiskal, dan memobilisasi
pendapatan secara regional maupun nasional; 4. meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan di tingkat daerah; 5. memperbaiki kesimbangan
fiskal antar derah dan memastikan adanya pelayanan yang berkualitas
disetiap daerah; dan 6. menciptakan kesejahteraan sosial (social
welfare) bagi masyarakat
Secara konseptual desentralisasi fiskal mensyaratkan bahwa setiap
kewenangan yg diberikan kepada daerah harus disertai dengan
pembiayaan yang besarnya sesuai dg besarnya beban kewenangan
Desentralisasi fiskal dalam praktiknya terdiri dari
beberapa bentuk :
1. pendaanaan mandiri
2. menjalin kerjasama pendanaan denganpihak
swasta dalam penyediaan pelayanan dan
infrastruktur
3. ekspansi sumber pendapatan daerah melalui
berbagai retribusi
4. dana bagi hasil dari pemerintah pusat dan
daerah atau luar negeri
Pelaksanaan desentralisasi fiskal akan berjalan
dengan baik apabila didukung oleh :
1. pemerintah pusat mampi melakukan
pengawasan
2. SDM pemerintah daerah yang kuat guna
menggantikan peran pemerintah pusat
3. keseimbangan dan kejelasan dalam
pembagian tanggung jawab
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
1.perubahan kebijakan pemerintah
2.perubahan keadaan ekonomi
3.perubahan pembagian geografis
4.perubahan atas kekayaan
Hubungan keuangan pusat-daerah memerlukan
peninjauan secara terus menerus untuk
menjamin kepekaan thd perubahan-perubahan
SYARAT HUBUNGAN KEUANGAN YANG BAIK
1.adil
2.sederhana
3.proporsional
4.demokratis
5.transparan
6.efisien
Kriteria umum yg lazim digunakan dalam mendesain
desentralisasi fiskal
1. otonomi, pemerintah daerah harus memiliki
independensi dan fleksibilitas dalam menentukan prioritas-
prioritas daerahnya
2. penerimaan yang memadai (revenue adequasy),
pemerintah daerah emiliki pendanaan yang cukup untuk
membiayai fungsi yang diembannya
3. keadilan (equity), besarnya dana transfer dari pusat ke
daerah ini seyogyanya berhubungan positif dengan
kebutuhan fiskal daerah, dan sebaliknya berkebalikan
dengan besarnya kapasitas fiskal daerah yg bersangkutan
4. transparan dan stabil, dapat diakses masyarakat dan
setiap daerah dapat memperkirakan berapa penerimaan
totalnya (termasuk transfer sehingga memudahkan
penyusunan anggaran. Formula tsb sebaiknya dipakai untuk
jangka menengah (3-5 tahun)
5. sederhana (simplicy), alokasi dana kpd daerah
semestinya didasarkan pada faktor-faktor obyektif dimana
unit-unit individual tidak memiliki kontrol atau tidak dapat
mempengaruhinya. Dan formula yang dipakai seyogyanya
relatif mudah dipahami
6. insentif, desain transfer harus sedemikian rupa sehingga
memberikan semacam insentif bagi daerah dg manajemen
fiskal yang baik, dn sebalknya menangkal yg tidak baik
AZAS PEMBIAYAAN PEMERINTAHAN :
1. azas desentralisasi
2. azas dekonsentrasi
3. azas tugas pembantuan
PRINSIP-PRINSIP HUBUNGAN KEUANGAN
PUSAT-DAERAH
1. money follows function
2. function follows money
3. mix (hybrid)
PENDEKATAN HUB KEUANGAN PUSAT-DAERAH
1.CAPITALIZATION
2.INCOME APPROACH
3.EXPENDITURE APPROACH
4.COMPREHENSIVE APPROACH
Pendekatan apapun yg dipakai hubungan
keuangan pusat-daerah mengusahakan
keseimbangan yg mantap dlm hal sumberdaya
dan tanggung jawab fungsional masing-masing
tingkat pemerintahan
MODEL HUBUNGAN KEU PUSAT-DAERAH
1.BY PERCENTAGE
2.BY ORIGINE
3.BY FORMULA
MODEL YANG LAIN
1.BY SERVICE
2.BY PURPOSE
3.BY BASE OF DISTRIBUTION
MODEL YANG LAIN
1.FORMULA GRANT
2.AD HOC GRANT
3.GRANT TO RIMBURSE COST
ALOKASI PEMERINTAH PUSAT (intergovermental
transfer)
Alokasi anggaran dari pusat kpd daerah, tujuannya:
1.pembelanjaan, sebagian atau seluruhnya
2.mendorong pembangunan&pelayanan
3.merangsang pertumbuhan ekonomi daerah
4.mengendalikan pengeluaran daerah
5.memanfaatkan standar pelayanan yg adil
6.mengembangkan wilayah ut mengatasi keadaan
darurat
PRINSIP-PRINSIP ALOKASI
1.untuk mendorong efisiensi alokasi dari
pembangunan
2.pemerataan pembangunan antar daerah
3.prioritas pembangunan nasional dan
otonomi daerah
4.sederhana
5.transparan
Prinsip alokasi :
1. untuk mendorong efisiensi alokasi, ut itu grants
harus mampu menstimulir penggunaan sumber
daya secara optimum dan menguntungkan
masyarakat banyak
2. pemerataan antar daerah, ini berarti istribusi
grants harus memperhitungkan perbedaan
kebutuhan masyarakat serta perbedaan kapasitas
penerimaan antar daerah dan unit pembiayaan
a.daerah berpenduduk besar membutuhkan
pengeluaran besar
b.daerah miskin potensi PAD memerlukan
bantuan yg lebih besar
c.bantuan mencerminkan perbedaan biaya per
unit/per satuannya, walaupun jenis kebutuhan
sama
d.prioritas nasional dan otonomi daerah
e.keseimbangan
f.sederhana dan tranparan
Jenis-jenis alokasi :
1.alokasi berdasrkan suara anggaran langsung
2.kapitalisasi
3.bagi hasil pajak
4.pinjaman
5.hibah,subsidi,kontribusi
6.bagi hasil sumberdaya alam
Tipe Bantuan Pemerintah Pusat :
1. Specific Grant
2. Unit Cost Grant
3. Matching Grant
4. Multi Purpose Development Grant
5. Equalization Grant
6. Contrbution Grant (Block Grant)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai