Anda di halaman 1dari 44

GRAND DESAIN

PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL


12 TAHUN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2013
MENGAPA PMU
?
1. BONUS DEMOGRAFI

Sumber : Menko Perekonomian


2. BERHASILNYA WAJAR 9 TAHUN

115% APK SD

APK SMP 98%

70% APK SM
3. KEBUTUHAN AKAN TENAGA TERAMPIL

Sumber : Proyeksi BPS tahun 2011


4. PERSAINGAN GLOBAL
NO NEGARA LAMA BELAJAR NO NEGARA LAMA BELAJAR
1 Germany 13 Tahun 21 Austria 9 Tahun
2 Belgium 13 Tahun 22 Indonesia 9 Tahun
3 Netherlands 13 Tahun 23 Greece 9 Tahun
4 Brunei 12 Tahun 24 Switzerland 9 Tahun
5 New Zealand 12 Tahun 25 Turkey 9 Tahun
6 United Kingdom 12 Tahun 26 India 8 Tahun
7 United States 12 Tahun 27 Brazil 8 Tahun
8 Spain 11 Tahun 28 Philippines 7 Tahun
9 Norway 11 Tahun 29 United Arab Emirates 7 Tahun
10 France 11 Tahun 30 Venezuela 7 Tahun
11 Canada 11 Tahun 31 Cambodia 6 Tahun
12 Australia 11 Tahun 32 Iraq 6 Tahun
13 Russia 10 Tahun 33 Afghanistan 6 Tahun
14 Denmark 10 Tahun 34 Syria 6 Tahun
15 Sweden 10 Tahun 35 Saudi Arabia 6 Tahun
16 Japan 10 Tahun 36 Pakistan 5 Tahun
17 China 9 Tahun 37 Vietnam 5 Tahun
18 Malaysia 9 Tahun 38 Bangladesh 5 Tahun
19 Thailand 9 Tahun 39 Burma 5 Tahun
20 Sri Lanka 9 Tahun 40 Angola 4 Tahun
Sumber : http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory
5. KORELASI PENDIDIKAN DENGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI, DAYA SAING, KESEHATAN, DAN
PENDAPATAN Korelasi Wajib Belajar dengan IPM
Korelasi Wajib Belajar dengan PDB dan GCI

Sumber data : Sumber data :


1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master 1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master
http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu- http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-
education-duration-of-compulsory
education-duration-of-compulsory
2. PDB per kapita adalah data terkini yang diambil dari data statistik
world bank 2011
2. Nilai indeks Pendidikan diambil dari Human Development Report 2011
http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD/countries
3 Nilai indeks GCI diambil dari The Global Competitiveness Report
2010-2011
6. Kontribusi positif untuk bersosial politik

Sumber: OECD, Highlight of Education At Glance, 2010, Kemnakertrans 2011


Perlu Dukungan dari Pemangku Kepentingan
1. Tempat Pendidikan
Baru, Penambahan Kuantitas/Jumlah
Lokasi Strategis
2. Fleksibilitas Waktu Pendidikan
Paket C

3. Keterjangkauan Biaya
BOS
BSM
4. Jaminan Kualitas
Kualitas Layanan
Kualitas Lulusan
5. Terbuka dan Ada Jaminan Kepastian bagi yang Berminat
Tida Diskriminatif
Pemetaan dan pendataan yang akurat dan rasional
ANALISIS KONDISI
PENDIDIKAN MENENGAH
1. APK PENDIDIKAN MENENGAH
Tahun 2011/2012
Perkembangan APK Dikmen Bali 105.94
2005/2006-2011/2012 (Persen) 103.54
Maluku Utara 100.46
80.00 76.44
98.87
69.6 70.53
Aceh 94.73
70.00 64.28
60.51 93.39
60.00 56.22 Sulawesi Tenggara 92.78
52.20 91.22
50.00 Bengkulu 88.80
88.32
40.00 Sulawesi Barat 84.20
30.00 83.27
Papua Barat 82.99
20.00 82.81
Kalimantan Timur 82.56
10.00 78.08
Jawa Timur 77.81
0.00
2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 76.67
Sumatera Selatan 75.30
75.03
Distribusi APK Dikmen Nusa Tenggara 74.90
Kabupaten/Kota 2011/2012 74.74
Kalimantan Tengah Rata-Rata 73.71
Nas APK SM72.01
51.51% 48.49% Gorontalo 76,44 % 71.98
(235 Kab/Kota) 69.61
(256 Kab/Kota) (2241 Kab/Kota) Papua
(262Kab/Kota) 68.06
67.77
Sulawesi Tengah 65.73
62.98
Nusa Tenggara 61.70
Kab/Kota dgn APK < Rata2 Nasional 58.54
Kalimantan Barat 57.60
Kab/Kota dgn APK >= Rata2 Nasional
0 50 100
Sebaran APK Pendidikan Menengah
2. SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Kebutuhan Ruang Kelas

Kondisi Ruang Kelas

Kondisi Laboratorium

Kondisi Perpustakaan
3. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Profil Guru Sekolah Menengah Belum S1/D4
Berdasarkan Usia

..dari 30.084 guru dikmen yang


belum S1/D4, prioritas peningkatan
kualifikasi S1/D4 adalah guru dengan
usia 40-50 tahun

Kondisi Guru Produktif SMK


GURU PRODUKTIF SMK
NO BIDANG KEAHLIAN
KEBUTUHAN KONDISI SAAT INI KEKURANGAN
1 TEKNOLOGI DAN REKAYASA 13.897 9.315 4.582
2 TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 6.983 1.809 5.174
3 KESEHATAN 298 101 197
4 SENI, KERAJINAN DAN PARIWISATA 4.477 475 4.002
5 AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI 4.477 2.367 2.110
6 BISNIS DAN MANAJEMEN 8.743 4.637 4.106
TOTAL 38.875 18.704 20.171
4. PEMBIAYAAN PENDIDIKAN MENENGAH
PETA RINTISAN PENDIDIKAN UNIVERSAL
PROGRAM
PMU 12 TAHUN
Visi
Memberikan Layanan Pendidikan Menengah Universal yang
Prima untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas,
Komprehensif dan Kompetitif

Misi
1. Menjamin Ketersediaan Layanan
2. Memperluas keterjangkauan
3. Menjaga kualitas, relevansi, dan daya saing
4. Mewujudkan kesetaraan
5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan
menengah
Tujuan dan Sasaran
Meningkatkan kualitas penduduk Indonesia dalam mendukung
Tujuan pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa, peningkatan
kehidupan sosial politik serta kesejahteraan masyarakat.

Pada tahun 2020 angka partisipasi kasar (APK) pendidikan


Sasaran menengah sekurang-kurangnya mencapai 97%, melalui :

Ketersediaan Tempat (dalam jarak terjangkau)


Ketersediaan Waktu (bagi yang sudah bekerja)
Keterjangkauan Biaya
Keterjagaan Kualitas
Keterbukaan bagi semua
Kepastian bagi yang berminat
20
SKEMA PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL
SKENARIO PMU
Pemetaan kebutuhan
1

Pemenuhan USB dan RKB berdasarkan pemetaan


2 tersebut secara bertahap.

Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah dengan


pembiayaan yang bersumber dari pusat, daerah, dan
3 masyarakat.

Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang


4 kompeten dan relevan

Penyempurnaan kurikulum pendidikan menengah


5
SKENARIO PMU (lanjutan)
Pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan
6 menengah untuk menjaga kualitas lulusan.

Pengembangan sistem evaluasi disesuaikan dengan


7 tujuan

Pengalokasian dana operasional sekolah


8

Bantuan siswa yang kurang beruntung, bantuan


9 daerah tertinggal, perbatasan, dan terpencil.

Sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program


10 pendidikan menengah
KRITERIA KEBERHASILAN
KEBERHASILAN LULUSAN
1. Insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, dan berkarakter/berbudi luhur;
2. Insan yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. Insan yang sehat, mandiri, dan percaya diri;
4. Insan yang toleran, peka sosial, demokratis, dan
bertanggungjawab.

INDIKATOR TEKNIS
1. Akses terhadap Layanan Pendidikan Menengah secara
nasional terutama di daerah yang sulit dijangkau.
2. Mutu layanan pendidikan menengah melalui pemenuhan
Standar Nasional Pendidikan.
3. Relevansi termasuk didalamnya daya serap lulusan
pendidikan menengah baik ke perguruan tinggi maupun ke
RANCANGAN MODEL IMPLEMENTASI
MODEL SEKOLAH MENENGAH
Pengembangan PMU

28
Alur Pikir Perencanaan Kebutuhan PMU
... Perencanaan Kebutuhan PMU didasarkan pada jumlah dan distribusi penduduk usia
pendidikan jenjang menengah di tingkat kabupaten/kota .....

Putusan Proyeksi 2013-... Kondisi 2013


Strategis Penduduk Usia Sekolah:
Jumlah dan Sebaran

Target Target Peserta Didik: Tambahan Peserta Didik: Peserta


APK Jumlah dan Sebaran Jumlah dan Sebaran Didik
Standar
Pelayana Kebutuhan USB/RKB: Tambahan USB/RKB: Unit
n Jumlah dan Sebaran Jumlah dan Sebaran Sekolah
Minimal Optimasi penggabungan: utilisasi maksimum

Kebutuhan PTK Minimal: Tambahan PTK Minimal: Pendidik -


Jumlah dan Sebaran Jumlah dan Sebaran Tenaga
Kependidikan
Kebutuhan PTK Ideal: Tambahan PTK Ideal: Jumlah
SNP Jumlah dan Sebaran dan Sebaran
Optimasi distribusi: penyimpangan minimum
Proses Pengambilan Putusan Taktis
Standar Kebutuhan Anggaran Tambahan Anggaran
Biaya (Investasi dan Operasi) (Investasi dan Operasi) Anggaran

SNP (Standar Nasional Pendidikan); APK (Angka Partisipasi Kasar); USB (Unit Sekolah Baru); RKB (Ruang Kelas Baru) 29
Alur Pikir Perencanaan Kebutuhan PMU

Nasional

Provinsi

Kabupaten/Kota 30
Target Pencapaian PMU per Provinsi

31
Kebutuhan Anggaran PMU
dalam Milyar
Kebutuhan Anggaran
No Peruntukan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total
1 Sarana dan Prasarana Pendidikan 3.768,4 2.430,0 2.472,3 2.503,8 2.534,1 2.565,6 2.597,1 - 18.871,2
2 Peserta Didik 13.860,2 14.592,9 15.065,5 15.546,2 16.033,1 16.525,9 17.024,8 17.529,8 126.178,4
3 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7.933,5 8.011,6 8.237,8 8.465,5 8.696,1 8.929,4 9.165,5 8.894,1 68.333,5
4 Sistem Pembelajaran 1.658,1 1.697,2 1.736,9 1.777,2 1.817,9 1.859,2 1.901,0 1.901,0 14.348,4
Total 27.220,2 26.731,7 27.512,4 28.292,8 29.081,1 29.880,1 30.688,4 28.324,8 227.731,5
Catatan :
Kebutuhan Anggaran tersebut mencakup anggaran untuk SMA, MA dan SMK
Anggaran untuk Sistem Pembelajaran meliputi Kurikulum dan Pendidikan Karakter, Bahan Pembelajaran , Pendidikan Kewirausahaan,
Penyelarasan
dan Sistem Evaluasi

Diperlukan kebijakan pembagian pembiayaan yang melibatkan peran serta pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan anggaran PMU
32
Model Berbagi Pembiayaan
Pemerintah-Pemda-Masyarakat
(dalam persen)

N
Jenis Biaya Pemerintah Pemda Masyarakat
o
1 Biaya Investasi Sarana/Prasarana 50 - 60 20 - 30 10 - 30
2 Biaya Operasional Sekolah (BOS) 50 - 70 20 - 40 10
3 Bantuan Siswa Miskin (BSM) 60 - 100 0 - 40 0
4 Gaji Pendidik dan Tenaga 100 100
Kependidikan -
(PNS) (Non PNS)
5 Tunjangan Profesi, Fungsional
dan 100 - -
Khusus
6 Biaya Peningkatan Kualifikasi dan
Kompetensi 50 - 60 20 - 30 10 - 30
33
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT

peraturan-peraturan perundang-undangan

Penyusunan standar, kriteria, dan prosedur penjaminan mutu serta


pengendalian mutu
penyusunan kebijakan dan perencanaan jangka panjang (grand design),

penyusunan rencana strategis dan rencana tahunan,

penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,

peran serta dalam pendanaan,

pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dengan pemerintah daerah


propinsi dan kabupaten/kota, serta masyarakat,
pemantauan dan evaluasi proses dan hasil penyelenggaraan PMU,
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PROVINSI

Koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan menengah,


mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan, dan menyediakan
fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota,
termasuk melakukan monitoring dan evaluasi

Koordinasi pemerintah daerah propinsi dengan pemerintah pusat dan


kabupaten/kota dilakukan untuk menjembatani program dan
pembiayaan yang berasal dari APBN berupa dana dekonsentrasi
ataupun APBD propinsi dalam kontribusinya terhadap perogram
pendidikan menengah universal.

Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan juga menjadi


tanggungjawab pemerintah daerah, yang dapat dilakukan antara Dinas
Pendidikan propinsi dan Kabupaten/Kota dengan Lembaga penjaminan
Mutu Pendidikan, termasuk di dalamnnya melakukan pengendalian
mutu pendidikan di propinsinya dalam bentuk monitoring dan evaluasi.
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Mengelola dan menyelenggarakan pendidikan menengah lintas


sekolah, dalam bentuk pembuatan kebijakan, penyusunan
rencana dan anggaran, bimbingan dan fasilitasi, pelaksanaan
penjaminan dan pengendalian mutu, pengawasan, dan
pemantauan dan evaluasi proses dan hasil pendidikan
menengah di daerahnya.

Pengaturan sekolah menengah melalui kebijakan pemerintah


kabupaten/kota, perencanaan, pemantauan dan pengawasan,
pengendalian mutu, serta evaluasi secara menyeluruh dari
penyelenggaraan proses dan hasil pendidikan menengah yang
dilakukan secara berkala dan terprogram, sehingga hasilnya
dapat secara terus menerus meningkatkan pelayanan
pendidikan kepada masyarakat
TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT

Mengeluarkan biaya pribadi peserta didik dan mendukung biaya


investasi selain lahan dan biaya operasional untuk mememuhi
standar nasional pendidikan menengah

Dalam menjalankan perannya, masyarakat dapat menyalurkan


kontribusi dan partisipasinya melalui dewan pendidikan
kabupaten/kota atau komite sekolah, sehingga akuntabilitasnya dapat
dipertanggung jawabkan

Masyarakat di sini bukan hanya masyarakat yang sedang


menyekolahkan anaknya di sekolah menengah, tetapi juga termasuk
dunia usaha dan dunia industri, serta masyarakat luas yang peduli
terhadap pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai