Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

OLEH
dr. Bebby Shelby
Identitas
Nama : Ny. M
Usia : 40 TH
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Plampang
No. RM : 020720
Primary Survey
A : Clear, paten
B : Spontan, simetris ka-ki, RR 20 x/menit, SpO2 100%, auskultasi vesikuler ka-ki, perkusi
hipersonor
C : Nadi 121 x/menit, tidak ada perdarahan, crt <2 detik, terpasang IVDF NS 20 tpm
D : GCS total 15 : E4V5M6, pupil reactive 4/4
Pasien ditempatkan di P2
IVFD NS 20 tpm
Injeksi Omeprazol 1 x 40 mg
Anamnesis
Keluhan Utama
Lemas 3 hari SMRS.

RPS
Pasien dibawa keluarga dengan keluhan lemas serta pucat 3 hari SMRS, mual +, muntah+,
perdarahan gusi + sejak hari ini, pusing +, sesak -. BAK & BAB TAK.

RPD
HT (-), DM (-), hiperkolesterol (-), alergi (-), asma (-), TB (-), Pansitopenia (+) RMS dengan
keluhan yang sama.

RPK
Tidak ada riwayat keluarga dengan sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik (1)
Keadaan umum : Lemas
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tensi : 100/60 mmHg
RR : 23 x/menit
Nadi : 109 x/menit
Temperatur : 36,2 o C
SpO2 : 98 %
Pemeriksaan Fisik (2)
Kepala : Normocephal, KA +/+, SI -/-
Leher : KGB +/+ (ukuran <1 cm)
Perdarahan gusi +
Thoraks paru :
I : simetris ka/ki
P : gerak dada ka/ki simetris
P : Hipersonor seluruh lap.paru
A : Vesikuler ka/ki, Rh -/-, Wh -/-
Pemeriksaan Fisik (3)
Thoraks Jantung :
I : IC tampak
P : IC teraba
A : Reguler, Murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : Datar, sikatrik (-)
A : BU (+) normal
P : Nyeri tekan (-)
P : Timpani seluruh lap.abdomen

Pemeriksaan Ekstremitas :
Akral hangat, edema tungkai kanan (-)/ kiri (-), sianosis -/-
Hasil Lab
Hematologi
Leukosit : 1,65 ul (4,10-10,90)
Eritrosit : 0,87 ul (P 4,6-6 / W 4,5-5)
Trombosit : 0 ul (150-450) pemeriksaan manual 2 x 103/ UL
HB : 2,4 ug/dL (P 14-18 / W 12-16)
Hematokrit : 6,9 % (P 42-52 / W 37-47)

GDS : 109 (N <160) Na : 133,48 mmol/L


SGOT : 14 U/L K : 3,37 mmol/L
SGPT : 18 U/L Cl : 104,93 mmol/L
Ureum : 57 mg/dl
Kreatinin : 1,7 mg/dl
Diagnosis
Pansitopeni ec. susp Anemia Aplastik
Tata Laksana
IVFD NS 20 tpm
Inj Ranitidine 2x1 iv
O2 Nasal Kanul 3 lpm
Transfusi PRC 6 Bag ( 1 bag/hari)
Diet TKTP
FOLLOW UP
H1 Lemas 3 hari smrs, mual +, TX :
muntah +, perdarahan gusi - Diet TKTP
KS : CM +, pusing +, BAB & BAK TAK - Inj Ranitidin 2x1 iv
T : 100/60 mmHg - Transfusi TC 10 bag
P : 109 x/menit Dx : Pansitopeni ec - Transfusi PRC 160 g/hari
R : 23 x/menit susp.anemia aplastik - O2 Nasal 3 lpm
S : 36,2 C
H2 Dx : Anemia Aplastik TX :
- O2 Nasal 3 lpm
KS : CM - IVFD RL 500cc/24 jam
T : 110/70 mmHg - Transfusi TC 10 bag
P : 101 x/menit - Transfusi PRC 2 bag/hari
S : 35,4 C - Inj Ranitidine 2x1 iv
Anemia Aplastik
DEFINISI

Kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel-sel hematopoetik dan limfopoetik,


yang mengakibatkan tidak ada atau berkurangnya sel-sel darah di darah tepi,
keadaan ini disebut sebagai pansitopenia

Pada 70% kasus penyebab anemia aplastik tidak dapat diterangkan, sedangkan
sisanya diduga akibat radiasi, bahan kimia termasuk obat-obatan, infeksi virus
INSIDENS
Terjadi pada semua umur, dengan awitan klinis pertama terjadi pada
usia 1,5 sampai 22 tahun, dengan rerata 6-8 tahun
Insidens antara laki-laki dan perempuan kira-kira 1:1
PATOFISIOLOGI
Hematopoesis normal yang terjadi di dalam sumsum tulang, merupakan
interaksi antara progenitor hematopoetik stem cell dengan lingkungan mikro
(microenvironment) pada sumsum tulang.

Anemia aplastik dapat terjadi secara heterogen melalui beberapa


mekanisme yaitu :
- kerusakan pada lingkungan mikro
- gangguan produksi atau fungsi faktor-faktor pertumbuhan hematopoetik
- kerusakan sumsum tulang melalui mekanisme imunologis
DIAGNOSIS
Diagnosis anemia aplastik ditegakkan berdasarkan keadaan pansitopenia yang ditandai
oleh anemia, leukopenia dan trombositopenia pada darah tepi.

Keadaan inilah yang menimbulkan keluhan pucat, perdarahan dan demam yang
disebabkan oleh infeksi.

Pada pemeriksaan fisik, tidak ditemukan hepatosplenomegali atau limfadenopati.

Pada hitung jenis juga menunjukkan gambaran limfositosis relatif.

Diagnosis pasti anemia aplastik ditentukan berdasarkan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
yang menunjukkan gambaran sel yang sangat kurang, terdapat banyak jaringan ikat dan
jaringan lemak, dengan aplasi sistem eritropoetik, granulopoetik dan trombopoetik.
TATA LAKSANA
Pendekatan terapi anemia aplastik terdiri dari :
- tata laksana suportif yang ditujukan untuk mengatasi keadaan pansitopenia

- penggantian stem cell dengan transplantasi sumsum- tulang

- penekanan proses imunologis yang terjadi dengan menggunakan


obatobat imunosupresan.
Tata laksana suportif
Mengatasi keadaan anemia dapat diberikan transfusi leukocyte-poor red
cells yang bertujuan mengurangi sensitisasi terhadap HLA (human leukocyte
antigen)
Untuk mencegah perdarahan terutama pada organ vital dapat dilakukan
dengan mempertahankan jumlah trombosit di atas 20.000/uL dengan
transfusi suspensi trombosit
Untuk mengatasi infeksi yang timbul karena keadaan leukopenia, dapat
diberikan antibiotik profilaksis dan perawatan isolasi
Tata laksana medikamentosa
Imunosupresan
- metilprednisolon 5mg/kg/ berat badan secara iv selama 8 hari kemudian
tappering dengan dosis 1mg/kg berat badan /hari selama 9-14 hari, lalu
tappering selama 15-29 hari

Siklosporin A

Siklofospamid (CPA)

Faktor pertumbuhan hematopoetik


recombinant human granulocyte-macrophage stimulating
factor (GM-CSF) dengan dosis 8-32 ug/kg/hari iv
Transplantasi sumsum tulang
Pengobatan anemia aplastik dengan transplantasi sumsum tulang
meningkatkan angka kesintasan sekitar 60-70%.
Pasien berusia muda tanpa transfusi berulang mempunyai respon yang
lebih baik lagi sekitar 85-95% karena limfosit pasien tersebut belum
tersensitisasi oleh paparan antigen sebelumnya.
Komplikasi TST yang paling sering terjadi adalah GVHD, graft failure dan
infeksi
PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini sukar diramalkan namun pada umumnya buruk, karena
etiologi maupun patofisiologinya sampai sekarang belum jelas.
Sekitar dua pertiga pasien meninggal sekitar 6 bulan setelah diagnosis
ditegakkan, kurang dari 10-20 % sembuh tanpa transplantasi sumsum tulang
dan sepertiga pasien meninggal akibat perdarahan dan infeksi yang tidak
teratasi.
Penyebab kematian pada umumnya adalah sepsis akibat infeksi
Pseudomonas dan Stafilokokus
Prognosis
Pedoman dalam menentukan prognosis pasien anemia aplastik adalah usia
pasien, gambaran sumsum tulang hiposeluler atau aseluler, gambaran
darah tepi, dan ada tidaknya infeksi sekunder.
Prognosis buruk :
pada usia muda
gambaran sumsum tulang aseluler
gambaran darah tepi dengan jumlah retikulosit<1%,
leukosit<500/uL, dan trombosit < 20.000/uL
infeksi sekunder
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai