Anda di halaman 1dari 27

ACNE DAN

ROSASEA
Indira Ayu Puspita, S.Ked
ACNE ROSASEA

85% pada Dermatosis


populasi remaja inflamasi wajah
Semakin kronis
meningkat pada
usia dini

Baik acne maupun rosacea memiliki patologi


multifaktorial yang tidak sepenuhnya dipahami
Acne
Penyakit inflamasi kronis dari unit pilosebacea
Predileksi: kulit dengan kepadatan kelenjar sebacea
yang tinggi

Wajah Punggung Dada

Bisa juga dialami pada masa pra dan pasca remaja


Acne yang parah terkait dengan gangguan sosial,
berkurangnya kualitas hidup, depresi, dan rendahnya
kepercayaan diri
Patogenesis Acne

Mekanisme
dasar:
Faktor Patofisiologis Utama

Faktor patofisiologis utama:

Peningkatan androgen
Perubahan kualitatif
dalam produksi dan
pada sebum
sekresi sebum
komposisi
kualitas P. Acnes
mikrobioma
sebum
kulit

Interaksi dengan imunitas kutaneous bawaan dan


keratinosit dan fungsi sebosit peradangan,
keratinisasi, dan sebogenesis
Unit pilosebasea dan sebosit juga memainkan peran aktif dalam
fungsi endokrin kulit

Hormon Insulin growth


androgen factor 1 (IGF-1)

Menstimulasi
Mengontrol fungsi
proliferasi dan
glandula sebasea
diferensiasi sebosit

Perubahan endokrin dan peningkatan resistensi insulin pada masa


pubertas telah dilaporkan mempengaruhi onset dan perkembangan
acne
Diet tinggi glukosa menghubungkan acne dengan
hiperinsulinemia dan merupakan aspek tambahan dari
patogenesis acne
Diet rendah glukosa dapat mengurangi gejala acne, mengurangi
jumlah lesi inflamasi dan non-inflamasi serta mempengaruhi
komposisi asam lemak trigliserida sebum dengan cara
mengurangi asam lemak tak jenuh
Konsumsi susu stimulasi IGF-1 hiperinsulinemia
patogenesis acne
Perubahan sebum dan
peradangan merupakan hal
utama pada patogenesis acne

terapi antibiotik sistemik atau


topikal harus diresepkan untuk
periode terbatas pada pasien
dengan lesi pustular atau nodular

terapi untuk mengendalikan


produksi sebum dan proses
inflamasi harus diresepkan jangka
panjang
FOKUS TERHADAP ACNE
PEDIATRIK
Acne terjadi pada usia yang semakin dini
pubertas yang lebih dini dan/atau faktor lainnya
Acne dan kondisi seperti acne juga bisa
berkembang pada neonatus, bayi, dan anak
kecil, dan dapat dikaitkan dengan diagnosis
banding atau patologi sistemik yang berbeda
dari acne vulgaris pra-remaja dan remaja.
Acne Neonatorum
0-6 minggu pertama kehidupan
Klinis:
Papulopustula eritematosa yang terdapat pada wajah,
kulit kepala, leher, dan batang tubuh
Patofisiologi:
Kolonisasi kulit oleh spesies Malassezia (M. sympodialis,
M. globosa)
Penanganan:
Self-limiting, lebih cepat dengan krim anti ragi topikal
Acne Infantil
Bulan - bulan awal atau tahun pertama kehidupan
Klinis:
Comedo, sering dengan papula, pustula, kista, nodul, dan jaringan
parut
Patofisiologi:
peningkatan ekskresi sebum, stimulasi kelenjar sebaceous oleh
androgen ibu dan bayi, dan kolonisasi kelenjar sebaceous oleh
species Malassezia
Penanganan:
Terapi topikal (benzoil peroksida, retinoid, antibiotik) atau sistemik
(antibiotik oral dan, dalam beberapa keadaan, isotretinoin)
Acne Mid-Childhood
Sangat jarang terjadi dan menjangkit anak usia 1-7
tahun
Patofisiologi:
Hiperandrogenisme: adrenarche prematur, sindrom
Cushing, hiperplasia adrenal kongenital, tumor gonadal /
adrenal, atau pubertas prekoks
Evaluasi:
Penilaian pertumbuhan, umur tulang, dan Tanner stage
dan pengukuran testosteron total / bebas,
dehydroepiandrosterone, androstenedione, LH, FSH,
prolaktin, dan 17-hidroksiprogesteron
Acne Pra-remaja
Onset usia 7-12 tahun
Klinis:
Ditandai dengan adanya komedo, paling sering di dahi dan wajah
tengah (jarang area tubuh)
Patofisiologi:
Peningkatan produksi sebum serta jumlah folikel sebaceous
Kekurangan pendekatan pengobatan saat ini termasuk
ketergantungan berlebihan pada antibiotik oral dan penggunaan
retinoid topikal yang kurang, dan juga meresepkan antibiotik oral
tanpa benzoil peroksida atau retinoid dapat memperparah kondisi
acne di kemudian hari
Acne Remaja

Usia12 hingga 18 tahun, dan sangat umum terjadi


Menurut American Acne dan Rosacea Society,
pengobatan harus dipilih berdasarkan keparahan
penyakit (ringan, sedang, atau berat) dan
dampak psikologis penyakit pada pasien, termasuk
kemungkinan terbentuknya jaringan parut
dan/atau dispigmentasi
Terapi antibiotik oral dan topikal, retinoid
oral dan topikal, dan benzoil peroksida
Tantangan Pengobatan Acne
Pediatrik dan Remaja
Penggunaan antibiotik intensif pengembangan
resistensi antimikroba munculnya strain antibiotik-
resistant P. acnes dan staphylococci

Antibiotik sistemik harus dibatasi pada durasi yang


paling pendek, biasanya 3 bulan dan tidak
menggunakan monoterapiantibiotik sistemik

Penggunaan antibiotik sistemik, selain tetrasiklin dan


makrolida, tidak direkomendasikan
Terapi hormonal, dalam bentuk kontrasepsi oral
kombinasi, dapat bermanfaat sebagai terapi lini
kedua untuk wanita pubertas dengan acne
sedang / parah
Isotretinoin direkomendasikan untuk acne yang
parah, jaringan parut, dan / atau acne refrakter
pada remaja dan mungkin digunakan pada
pasien yang lebih muda
Pengembangan obat berpindah dari terapi
antibiotik oral dan menuju pendekatan terapeutik
baru
Penelitian saat ini menjanjikan obat berbasis
nitrit oksida, obat-obatan yang menargetkan
acetyl-CoA carboxylase, mediator sintesis dan
mediator inflamasi sebum atau lipid, retinoid
baru, dan vaksin P. Acnes dalam terapi acne
Rosasea
Dermatosis inflamasi wajah kronis yang ditadai adanya
salah satu atau lebih gejala primer berikut:

Gejala Primer Gejala Sekunder

flushing (atau eritem rasa terbakar/panas,


wajah transien) plak
eritema wajah sentral kulit kering
papul/pustul edema
telangiektasia manifestasi okuler
lokasi di perifer
perubahan fimatosa
Rosasea dapat dibagi ke dalam 4 subtipe:
eritematotelangi
papulopustular fimatosa okular
ektatis

Telah dikembangkan alat deteksi dini yang


sangat sensitif Rosascreen
Walaupun faktor lingkungan berkontribusi dalam
perkembangan rosasea, komponen genetik yang kuat
juga terlibat

Ditemukan hubungan antara rosasea dengan beberapa


penyakit sistemik kronis seperti GERD, hiperlipidemia,
hipertensi, penyakit metabolik, penyakit kardiovaskuar,
diabetes, penyakit seliaka, multipel sklerosis, reumathoid
arthtritis, dan glioma
Mengoptimalkan Perawatan Klinis:
Aplikasi terhadap Penemuan Terbaru
Pengobatan rosasea sebelumnya terbatas pada terapi
simtomatis
beta bloker untuk flushing
antibiotik untuk acne

Perkembangan pengobatan terbaru


brimonidine topikal atau intense pulsed light (IPL) untuk eritem
persisten
metronidazole topikal, asam azaleat, ivermectin, atau doksisiklin
oral dan isotretinoin untuk rosasea papulopustul
siklosporin tetes mata untuk rosasea okular
Berdasarkan ilmu sains dasar terbaru, mast-cell-
stabilizing agent, calcitonin-gene-related peptide,
substansi P, dan penghambat kanal potensial reseptor
transien dapat mewakili kemungkinan adanya
persaingan strategi terapeutik masa depan untuk
mengobati rosacea.s

Anda mungkin juga menyukai