Anda di halaman 1dari 35

Pengertian etimologi:

Ilmu Nuzul Quran adalah ilmu


yang membahas tentang proses
turunnya al-Quran
Pengertian terminologi: proses
mempermaklumkan al-Quran
dengan cara dan sarana yang
dikehendaki oleh Allah sehingga
dapat diketahui oleh malaikat
untuk disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ada tiga pendapat:
1. Al-Quran turun secara sekaligus dari luh
mahfuz ke langit dunia pada malam Qadar,
kemudian diturunkan kepada Nabi SAW
secara berangsur-angsur.
2. Al-Quran diturunkan ke langit dunia setiap
tahun sesuai dengan kebutuhan pada
malam Qadar, kemudian diturunkan secara
bertahap kepada Nabi SAW.
3. Allah telah menjadikan malam Qadar
sebagai awal penurunan al-Quran secara
bertahap kepada Nabi SAW, tanpa melewati
langit dunia.
HIKMAH AL-QURAN TURUN BERANGSUR2:

1. Meneguhkan hati Nabi SAW dalam


menjalankan dakwahnya.
2. Kesesuaian dengan peristiwa, situasi dan
kondisi masyarakat yang dituju.
3. Untuk mendidik masyarakat yang sedang
tumbuh atau menagalami perubahan.
4. Mempermudah dalam menghafal dan
memahami isi kandungan al-Quran.
5. Membuktikan bahwa al-Quran benar2 kalam
Allah bukan kalam Muhammad.
Terdiri dari dua bagian:
A. Ayat.
Secara etimologi bermakna: mujizat (QS.
2/211), alamat/tanda (QS. 2/248), ibrah
(QS. 2/248), menakjubkan (QS. 23/50),
bukti/ petunjuk (QS. 30/22).
Secara terminologi bermakna:
sekumpulan lafaz yang memiliki permulaan
dan akhiran yang terhimpun dalam sebuah
surat dalam al-Quran.
Ulama sepakat menyatakan bahwa sistimatika
ayat-ayat al-Quran adalah bersifat Tauqifi:
yakni berdasarkan petunjuk Nabi SAW dan Nabi
tentu melalui petunjuk Tuhan.
Alasanya karena setiap tahun sekali Malaikat
Jibril datang kepada Nabi SAW untuk
mentadarus ulang hafalan Nabi sekaligus
memberi petunjuk susunan ayat-ayatnya.
B. Surat.
- Secara etimologi bermakna: tempat
pemberhentian, kemuliaan, bangunan yang
tinggi, indah, tanda, tulang bangunan tembok.
- Secara terminologi bermakna: sekumpulan
ayat-ayat al-Quran yang berdiri sendiri dan
memiliki pembuka dan penutup.
- Surat2 al-Quran diklasifikan menjadi 4: at-
tiwal (surat yang panjang),al-miun (terdiri dari
100 ayat lebih), al-matsani (ayatnya kurang dari
100 ayat), al-mufashshal (surat2 pendek).
Ada dua pendapat:
1. Tauqifi: yakni berdasarkan petunjuk Nabi SAW.
Alasannya karena: 1) adanya kesepakatan
sahabat untuk menerima mushaf Usmani, 2)
adanya hadis yang menjelaskan bahwa Nabi
yang menentukan urutannya, 3) adanya
ketidaksesuaian surat2 yang sejenis.
2. Ijtihadi: yakni berdasarkan ijtihad sahabat.
Alasannya karena: 1) adanya perbedaan mushaf
Usmani dengan mushaf para sahabat, 2) adanya
ijtihad tim kodifikasi dalam menentukan urutan
surat al-anfal dan at-taubah masuk ke dalam
kelompok at-tiwal dan tidak dipisah dengan
basmalah.
Ada tiga teori yang dipakai:
- Teori geografis:
teori yang berorientasi pada tempat turunnya
al-Quran. Jadi makkiyah adalah ayat-ayat
yang turun di Mekah baik sebelum hijrah
maupun setelah hijrah. Sedangkan madaniyah
adalah ayat-ayat yang turun di Medinah dan
sekitarnya termasuk Badar, Quba, Uhud dan
lainnya. Teori ini memiliki kelebihan karena
definisinya yang tegas, namun tidak
mencakup ayat yang turun di luar Mekah
Medinah.
Kelebihan teori geografis: Rumusannya jelas ,dan
tegas, sehingga semua ayat yang turun di Mekah
masuk kelompok makkiyah, meskipun turunnya
setelah Nabi hijrah. Dan semua ayat yang turun di
Medinah masuk kelompok madaniyah.

Sedangkan kelemahannya: rumusannya tidak


mampu mencakup seluruh ayat al-Quran, karena
terdapat sejumlah ayat yang turun di luar kawasan
kota Mekah dan Medinah. Seperti ayat 45 surat
Zuhruf:
- Teori subyektif:
teori yang berorientasi pada subyek siapa yang
dipanggil atau dituju oleh ayat. Ciri utama teori
ini adalah ditandai dengan ungkapan yang
berbeda. Ayat makkiyah adalah ayat yang
ditujukan pada warga Mekah dengan ungkapan
ya ayyuhannas. Sedangkan ayat madaniyah
adalah ayat yang ditujukan pada warga Medinah
dengan ungkapan ya ayyuhallazi naamanu.
Teori ini lebih mudah dipahami, namun banyak
ayat yang tidak bisa diketahui karena tidak ada
kalimat panggilan di awalnya.
Kelebihan teori subyektif: rumusannya lebih
mudah dimengerti , karena dengan memakai
kriteria obyek yang dituju dengan panggilan
khusus seperti itu akan lebih cepat dikenal.
Penduduk Mekah dipanggil dengan hai manusia
secara umum, karena memang belum banyak yang
beriman. Sedangkan penduduk Medinah dipanggil
hai orang mukmin secara khusus, karena
memang sudah banyak yang beriman.
Kelemahannya: Rumusannya tidak dapat dijadikan
batasan, arena tidak dapat mencakup seluruh ayat
al-Quran, karena ternyata ayat yang dimulai
dengan panggilan seperti itu hanya sebanyak511
ayat.
- Teori historis:
teori yang berorientasi pada sejarah waktu
turunnya al-Quran, yakni peristiwa hijrah.
Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Nabi
hijrah ke Medinah, sedangkan madaniyah adalah
ayat yang turun setelah Nabi Hijrah ke Medinah.
Kelebihan Teori ini dianggap yang paling baik,
karena semua ayat al-Quran dapat
diklasifikasikan secara jelas. Hanya dengan
batasan sebelum dan setelah hijrah, karena
semua ayat al-Quran pasti turun di antara dua
masa itu.
- Teori content analisis:

-teoriyang didasarkan pada isi atau kandungan


dari setiap ayat dan surat al-Quran. Jadi
makkiyah adalah ayat yang berisi tentang kisah
para nabi, rasul dan umat terdahulu. Sedangkan
madaniyyah adalah ayat yang berisi tentang
hukum, hudud, faraid dan lain.
-Kelebihannya: kriterianya mudah dipahami.
-Kelemahannya: kriterianya tidak praktis, karena
harus membaca ayat dan melihat isi
kandungannya.
1. Makkiyah: 1) diawali dengan panggilan ya
ayyuhannas, 2) di dalamnya terdapat kata
kalla, 3) di dalamnya terdapat ayat sajadah, 4)
di awalnya terdapat huruf muqattaah, 5) di
dalamnya terdapat kisah2 nabi, dan lainnya.
2. Madaniyah: 1) di dalamnya terdapat ayat2
hukum, 2) di dalamnya terdapat perintah jihad,
3) juga ayat tentang munafik, 4) seruan pada
orang yahudi nasrani, 5) diawali dengan
panggilan ya ayyuhallazi naamanu.
1. Dapat mengetahui mana ayat yang turun
lebih awal.
2. Mudah mengetahui ayat-ayat yang
mengalami proses nasakh.
3. Dapat mengetahui sejarah penetapan
hukum.
4. Dapat mengetahui hikmah disyariatkannya
suatu hukum .
5. Dapat mengetahui perbedaan tahap-tahap
dakwah Islam.
DEFENISI.
- Secara etimologi: mujizat berarti melemahkan
atau menjadikan tidak mampu.
- Secara terminologi: mujizat adalah suatu
peristiwa luar biasa yang dialami oleh seorang
nabi, yang mengandung tantangan, dan
tantangan itu gagal dilayani.
- Kriterianya: bersifat luar biasa, ada unsur
melemahkan, dialami oleh seorang nabi,
menjadi bukti kenabian, mengandung tantangan
yang gagal dilayani.
Aspek bahasa dan sastra.
- mampu mengeluarkan sesuatu yang abstrak
pada fenomena yang kongkrit.
- serasi dalam susunan tata bunyi harakah,
sukun, mad, dan nasal.
- serasi dalam uslubnya yang menyerupai
puisi.
- memiliki nilai simponi yang tinggi sehingga
mampu mempengaruhi pembaca.
- memiliki sinonim dan homonim yang
beragam.
- memiliki keseimbangan redaksi serta jumlah
bilangan.
Aspek isyarat ilmiah.
- tentang reproduksi manusia.
- tentang kejadian alam semesta.
- kejadian awan.
- sistem kehidupan lebah.
- tentang klorofil.
- tentang fenomena gunung.
- tentang pertemuan dua laut
- tentang peredaran bulan
- dan lainnya.
Aspek kisah/sejarah:
- Kemenangan bangsa romawi atas persi
- Kisah ashabul kahfi.
- Kisah zulkarnain.
- Terbenamnya kota iram
- Banjir nabi Nuh.
- Tenggelamnya firaun
- Perang badar.
- Perang uhud.
- Isra miraj.
- Dan lainnya.
A. Akidah.
Ruang lingkup pembahasan akidah:
berkaitan dengan persoalan ketuhanan: wujud
Tuhan, nama, sifat dan perbuatannya.
berkaitan dengan persoalan nubuwah: disini
termasuk persoalan kitab suci, mujizat.
berkaitan dengan persoalan metafisika:
termasuk malaikat, jin dan setan.
berkaitan dengan persoalan samiyyat:
ternasuk surga, neraka, alam kubur, alam
barzah.
B. Syariah.
berkaitan dengan ajaran-ajaran islam berupa
norma-norma agama yang harus ditatati , baik
yang bersifat individu maupun kolektif.

Contohnya:
- ibadah shalat.
- ibadah puasa.
- ibadah zakat.
- ibadah haji.
- ibadah muamalah.
C. Akhlak.
Sebuah kondisi mental yang tertanam kuat
dalam jiwa seseorang, kemudian muncul
dalam bertuk perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Istilah lain dari Akhlak (sama atau beda):


Etika
Moral
Tingkah laku
Sopan santun
Aturan
Tata tertib
D. Sejarah (kisah-kisah).
Kisah dalam al-Quran ada tiga: 1) Kisah para
nabi, 2) kisah umat terdahulu, 3) kisah yang
dialami oleh Nabi Muhammad sendiri.
Tujuan kisah dalam al-Quran: untuk menggugah,
menjadi pelajaran bagi umat manusia dalam
menjalani kehidupan secara lebih baik.

Bukti kerasulan Muhammad.


- Menjadi uswatun hasanah.
- Mengokohkan hati Muhammad.
- Mengungkap kebohongan ahli kitab.
- Menggugah perasaan.
- Menjelaskan prinsip dakwah.
E. Iptek.
Yang dimaksud Iptek disini bukan berarti al-
Quran memuat teori-teori ilmiah. Namun lebih
kepada isyarat-isyarat ilmiah, yang bertujuan
untuk memotivasi umat Islam untuk selalu
memaksimalkan potensi akal fikirannya dalam
rangka mengelola alam semesta.

Fungsinya:
1. memberikan bekal metodologi bagi para dai
tentang sikap Islam terhadap iptek.
2. memberikan informasi ilmiah (Ijaz ilmi) .
Ada banyak fungsi/kedudukan al-Quran:
A. Fungsi utama adalah sebagai hidayah:
Hidayah bagi manusia ada 4 tingkat:
1) Hidayah naluri (instink).
2) Hidayah panca indra.
3) Hidayah akal fikiran.
4) Hidayah agama/iman (al-Quran).
B. Kedudukan yang utama sebagai
sumber hukum.
- Dalam Islam sumber hukum ada banyak, tapi
yang lazim disepakati ada 4: al-Quran, as-
Sunnah, ijma, qiyas.
1. Al-Quran sumber hukum utama: QS. al-Maidah:
44,45,47, orang yang tidak berhukum dengan
hukum al-Quran dianggap sebagai orang kafir,
zalim, dan fasik.
2. As-Sunnah sumber hukum kedua: hadis dari
Muaz bin Jabal, jika tidak ada dalam al-Quran,
maka akan diambil dari hadis.
3. Ijma.
Kesepakatan para ulama tentang satu persoalan
yang berkaitan dengan hukum. Artinya jika tidak
ada dasarnya dalam al-Quran dan as-Sunnah,
maka dilihat dari ijma para ulama, seperti ijma
sahabat tentang bolehnya kodifikasi al-Quran

4. Qiyas.
Pengambilan kesimpulan dari suatu prinsip
hukum pada masa tertentu dengan mengacu
pada prinsip hukum sebelumnya berdasarkan
kesamaan illat, seperti haramnya minuman
keras.
Sebagai mujizat
Sebagai syifa
Sebagai furqan
Sebagai
sebagai

Anda mungkin juga menyukai