Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

HEMOROID
Oleh: Shabrina, S.Ked
Pembimbing : dr. Muhammad Sayuti, Sp.B-KBD
Hemoroid

Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah


anus yang berasal dari plexus hemoroidalis

Merupakan kasus yang sering ditemukan pada praktek


dokter sehari-hari. Bisa terjadi pada semua umur tetapi
paling banyak terjadi pada umur 45-65 tahun

Di RSCM selama 2 tahun (Januari 1993-Desember 1994),


dari 414 kali pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108
(26,09%) kasus hemoroid. Prevalensi secara statistik
kejadian hemoroid di Indonesia 9,1 juta.
IDENTITAS
Identitas penderita
Nama : Nn. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 14 tahun
Alamat : Cot Seurani, Muara
Batu, Kabupaten Aceh Utara
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku : Aceh
Status perkawinan : Belum kawin
No. rekam medik : 262617
Tanggal Pemeriksaan : 15 Juni 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama : BAB berdarah
Keluhan Tambahan : Terdapat benjolan yang
keluar dari anus
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Umum Puskesmas Muara Batu
dengan keluhan BAB berdarah. Keluhan ini sudah dirasakan +
sejak 2 hari yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah segar,
darah menetes setelah BAB, BAB tidak bercampur dengan darah,
banyaknya darah yang menetes sekitar satu sendok teh. Pasien
mengaku sejak 2 bulan ini merasakan sulit untuk BAB dikarenakan
BAB yang keras, sehingga sering harus mengedan kuat terlebih
dahulu dan merasakan nyeri. Akibat adanya keluhan ini pasien
mengaku sering menahan ketika ingin BAB karena takut akan
merasakan nyeri.
Pasien juga mengaku adanya benjolan yang keluar dari
anusnya. Benjolan kecil yang teraba dengan ukuran sekitar 1 cm.
Benjolan ini dapat masuk sendiri tanpa dibantu dengan jari.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami
hal yang serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat Alergi Obat : Disangkal
Riwayat Kebiasaan :
a. Makanan : Pasien mengaku jarang mengkonsumsi
makanan berserat, suka makanan yang pedas, dan sedikit
minum (< 2 liter per hari).
b. Aktivitas : Pasien sering mengangkat padi yang
sudah dikarungkan ke dalam rumah panggungnya.
c. Pola defekasi : Pasien tidak rutin BAB per harinya,
terutama dikarenakan nyeri saat BAB sehingga takut BAB.
Pasien BAB dalam posisi jongkok dan biasanya harus mengejan
kuat terlebih dahulu karena BAB yang keras.
PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70mmHg
Respirasi Rate : 20x/menit
Heart Rate : 78x/menit
Suhu : 36,5 0 C
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Bentuk normal, serumen -/-
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa basah
Gusi berdarah (-), lidah kotor (-)
Tonsil tidak membesar (T1-T1) tenang
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : Kelenjar tyroid tidak teraba membesar
Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thorax
Pulmo :
Inspeksi : Normochest, retraksi -/-, sela iga tidak melebar
Palpasi : Fremitus taktil vokal hemithorak kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Cor :
Inspeksi: Tidak tampak iktus cordis
Palpasi : Iktus cordis teraba ICS IV line midclavicula sinistra
Perkusi : Batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra
, batas kiri jantung ICS V linea midclavicula sinistra, batas kanan jantung
ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi: BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, jaringan parut (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soepel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-
), hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, edem -/-
b. Status Lokalisata
Pemeriksaan colok dubur :
Inspeksi : Tidak tampak adanya
benjolan keluar dari anus, fisure (-),
abses (-), hematom perianal (-),
skin tag (-).
Palpasi : Tonus sfingter ani baik,
ampula rekti kosong, mukosa licin,
teraba adanya tonjolan massa di
jam 6 dan 9 (posisi prone), nyeri
tekan (-), pada sarung tangan tidak
didapatkan darah, lendir, dan feses.
Diagnosis Banding
1. Hemoroid Interna Grade II
2. Polip rekti
3. Fisura ani
4. Divertikulosis

Diagnosis
Hemoroid Interna Grade II

Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
Diet : Makanan sebaiknya terdiri atas makanan yang berserat
tinggi, mengkonsumsi air putih sebanyak 1,5-2 L per hari.
Aktivitas : Hindari mengangkat benda-benda berat sehingga tidak
menambah tekanan untuk terjadinya hemoroid lebih lanjut.
Pola defekasi : Hindari mengedan keras, dapat dicegah dengan memulai
BAB jika sudah terasa akan keluar.
2. Farmakologi
Terapi farmakologi pada pasien ini hanya terapi simptomatik,
berupa :
a. Asam Traneksamat 3x500mg
b. Asam Mefenamat 3x500mg
c. Vit C 3x50mg

Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Resume
Pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 2 hari yang lalu, keluhan
disertai dengan adanya BAB yang keras dan benjolan yang keluar dari anus
yang dapat masuk sendiri tanpa bantuan jari. Pasien jarang mengkonsumsi
makanan berserat dan air kurang dari 2 liter perhari, sering beraktifitas
mengangkat berat dan pola defekasi yang tidak teratur. Keadaan umum
pasien baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,5oC. Status lokalisata yang didapatkan
dari pemeriksaan fisik ialah pada inspeksi tidak ditemukan adanya kelainan,
pada palpasi dengan pemeriksaan colok dubur didapatkan tonus sfingter ani
baik, ampula rekti kosong, mukosa licin, teraba adanya tonjolan massa di jam
6 dan 9 (posisi prone), nyeri tekan (-), pada sarung tangan tidak didapatkan
darah, lendir, dan feses. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien
didiagnosa dengan hemoroid interna grade II. Tatalaksana utama yang
diberikan pada pasien tersebut merupakan tatalaksana non farmakologi
berupa diet tinggi serat, konsumsi air putih 1,5-2 L per hari, menghindari
aktivitas fisik berisiko, dan mengatur pola defekasi. Terapi farmakologi yang
diberikan pada pasien adalah terapi simptomatik berupa Asam traneksamat
3x500mg,Vitamin C 3x50mg, Asam mefenamat 3x500mg.
DEFINISI
Hemoroid memiliki sinonim piles,
ambeien, wasir atau shouthern pole
disease dalam istilah di masyarakat
umum.
Hemoroid adalah pembesaran atau
perpindahan distal bantalan jaringan
submukosa (anal cushion) yang terdiri
dari venula, arteriol dan jaringan otot
polos yang terletak di kanalis anal.
Hemoroid intern adalah pleksus v.hemoroidalis
Hemoroid superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh
mukosa. Hemoroid intern ini merupakan bantalan
Interna vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rectum
sebelah bawah.

Hemoroid Hemoroid ekstern merupakan pelebaran dan


penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di
sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di
Externa bawah epitel anus.

Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke v.hemoroidalis


superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid eksternus
mengalirkan darah ke peredaran sistemik melelui daerah perineum
dan lipat paha ke v.iliaka.
GEJALA DAN TANDA
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir
tanpa ada hubungannya dengan gejala rectum dan anus yang
khusus.
Nyeri hebat
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan
hemoroid intern dan hanya timbul pada hemoroid ekstern
yang mengalami thrombosis.
Perdarahan
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid
intern akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan tidak tercampur feses, dapat
hanya berupa garis pada feses, dapat hanya berupa garis pada
feses atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang
terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah.
PEMERIKSAAN
Tampak lapisan epitel penutup bagian yang menonjol keluar yang
dapat dilihat pada saat pasien mengedan. Colok dubur diperlukan
PEMERIKSAAN
FISIK
untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.

Untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.


ANOSKOPI

Melihat adanya darah samar.


PEMERIKSAAN
FESES RUTIN
TATALAKSANA
Non Farmakologis
a. Bowel Management Program (BMP)
Diet, cairan, serat tambahan, perubahan prilaku
buang air.
Farmakologis
a. Memperbaiki defekasi
Fiber suplement dan stool softner
b. Simtomatik
Lubricant,vasokontriktor, dan antiseptik lemah.
Tersedia dalam bentuk supp atau oinment.
c. Menghentikan perdarahan
Bioflavonoid (diosmin dan hesperidin) dalam
bentuk micronized (Ardium atau Daflon)
d. Pencegah serangan hemoroid
Ardium 500
TATALAKSANA
Skleroterapi

Penyuntikan fenol 5% dalam minyak nabati diberikan ke submukosa di


dalam jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid intern dengan
tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotic
dan meninggalkan parut.
b. Ligasi dengan gelang karet
Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps
dapat ditangani dengan ligasi dengan gelang karet.
Hemoroidektomi

Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan


menahun dan pada penderita hemoroid derajat III atau IV.
Prinsip yang harus diperhatikan pada hemoroidektomi adalah eksisi
yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan.
Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang
normal dengan tidak mengganggu sfingter anus.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai