Anda di halaman 1dari 27

HAK PEKERJA

Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Saat Jam Kerja (Astek)
Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Cara Penghitungan Premi Jamsostek
Jaminan untuk pekerja harian/proyek
Diluar Jam Kerja (JKDK)
12.08.2017 11:16
Pasal 99 UU No. 13 tahun 2003
1. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk
memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

2. Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yang dimaksud di ayat 2 tersebut adalah UU No. 3 tahun 1992

mustaqim@corpHR.com
12.08.2017 11:16
Jenis-Jenis Jaminan Sosial TK
Jaminan saat Jam Kerja (Jamsostek)
Kecelakaan, Kematian, Hari Tua, dan Kesehatan
Dasar Hukum UU No. 3 tahun 1992
Ditangani oleh PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Bersifat Wajib
Jaminan di luar Jam Kerja (AKDHK JKDK)
Kecelakaan Diri Diluar Jam Kerja dan Hubungan Kerja
Perda No. 6 Tahun 2004
Ditangani oleh PT. Asuransi Umum BUMIPUTERAMUDA
1967
Bersifat Wajib (?)

12.08.2017 11:16
Hak Dasar Karyawan

Sesuai UU No.3
Tahun 1992 dan
PP No. 14 Tahun
1993

Jaminan Jaminan
Penggantian Uang Pelayanan
Jaminan
Jaminan Kecelakaan
Pemeliharaan
Kerja (JKK)
Kesehatan (JPK)
Rawat Jalan
Jaminan Kematian
Rawat Inap
(JKM)
Penggantian Kacamata
Rawat Gigi
Jaminan Hari Tua Rawat Melahirkan
(JHT)

12.08.2017 11:16
Jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja
Definisi
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Peserta
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10
(sepuluh) orang atau lebih , atau membayar upah paling
sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya pada Program Jamsostek
(PP No. 14 / 1993)

12.08.2017 11:16
Definisi Benefit Jamsostek
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam bekerja, termasuk
penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui.
Kematian
Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan oleh
kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.
Hari Tua
Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai usia 55 tahun
atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter atau memenuhi
persyaratan tertentu.
Pemeliharaan Kesehatan
Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika karyawan tersebut
mengalami gangguan kesehatan. Hak pelayanan kesehatan ini berlaku bukan
hanya untuk karyawan, tapi juga untuk tanggungannya, yaitu seorang istri dan
maksimal 3 anak kandung.

12.08.2017 11:16
Iuran Premi Jamsostek
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Kelompok I : 0.24% dari upah sebulan
Kelompok II : 0.54% dari upah sebulan;
Kelompok III : 0.89% dari upah sebulan;
Kelompok IV : 1.27% dari upah sebulan;
Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;
Jaminan Hari Tua (JHT), sebesar 5.70% dari upah sebulan;
Jaminan Kematian (JKM), sebesar 0.30% dari upah sebulan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), sebesar 6% dari
upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan
3% dari upah bagi tenaga kerja yang belum menikah.

12.08.2017 11:16
Catatan Iuran Premi Jamsostek
Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan
ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha
Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70%
ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2%
ditanggung oleh tenaga kerja.
Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan
kesehatan dari upah sebulan setinggi-tingginya
Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah)

12.08.2017 11:16
Jenis Kelompok Usaha
Kelompok I
Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll
Kelompok II
Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll
Kelompok III
Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan, Perusahaan
Farmasi, Hotel, dll
Kelompok IV
Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll
Kelompok V
Perusahaan Angkutan Laut/Udara, Perusahaan Penggalian, Pertambangan,
Pabrik Bahan Peledak, dll

12.08.2017 11:16
Ilustrasi
Seorang karyawan Bank swasta yang telah menikah
dengan dikaruniai 2 anak didaftarkan oleh
perusahaannya sebagai peserta Jamsostek untuk
benefit : JKM, JKK, JHT dan JPK. Upah terakhir
ybs adalah IDR 3.000.000,- per bulan.
Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus
dibayarkan ke PT. Jamsostek!
Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung jawab dan
dibebankan kepada karyawan tsb!

12.08.2017 11:16
Jawab
J K M : 0.30% x Rp 3.000.000,- = Rp 9.000,-
J H T : 5.70% x Rp.3.000.000,- = Rp 171.000,-
J K K : 0.24% x Rp.3.000.000,- = Rp 7.200,-
J P K : 6.00% x Rp.1.000.000,- = Rp 60.000,- +
Iuran Premi Jamsostek: Rp 247.200,-

Beban Karyawan:
2,00% x Rp. 3.000.000,- Rp 60.000,-
-
Beban Pengusaha: Rp 187.200,-

12.08.2017 11:16
Besar Jaminan Kecelakaan Kerja (PP Nomor 64 tahun 2005)

Biaya Transport
Darat Rp. 150.000,- Laut Rp. 300.000,- Udara Rp. 400.000,-
Sementara tidak mampu bekerja
4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50 % upah
Biaya Pengobatan/Perawatan
Maksimal Rp 8.000.000,-
Santunan Cacat
Total-tetap:
Sekaligus 70 % x 70 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan
Sebagian-tetap: % tabel x 70 bulan upah
Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 70 bulan upah.
Santunan Kematian
Sekaligus 60 % x 70 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan
Biaya pemakaman Rp. 1.500.000,-
Biaya Rehabilitasi
Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta ,ditambah 40 %
Prothese anggota badan
Alat bantu (kursi roda)

12.08.2017 11:16
Tata Cara Pengajuan JKK
Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form
jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT.
Jamsostek tidak lebih dari 2x24 Jam terhitung sejak terjadinya
kecelakaan.
Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat /
meninggal dunia, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan
kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari
2X 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal.
Selanjutnya PT. Jamsostek akan menghitung dan membayar santunan
dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga
kerja/ahliwaris.
Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan
pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:
Fotokopi kartu peserta.
Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form Jamsostek 3b
atau 3c.
Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan.

12.08.2017 11:16
Besar Jaminan Kematian (JKM)
Dengan PP No. 14 Tahun 1993, ditetapkan :
Santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
Dengan PP No. 83 Tahun 2000, ditetapkan :
Santunan kematian sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
Biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)

Dengan PP Nomor 64 Tahun 2005, ditetapkan :


Santunan Kematian sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah)
Biaya Pemakaman Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);
Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- / bulan (selama 24 bulan)

12.08.2017 11:16
Tata Cara Pengajuan JKM
Pengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yang
meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4
kepada PT. Jamsostek disertai bukti-bukti :
Kartu peserta
Surat keterangan kematian dari Rumah
sakit/Kepolisian/Kelurahan
Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu
Keluarga)
PT. Jamsostek akan membayar jaminan kepada
yang berhak.

12.08.2017 11:16
Besar Jaminan Hari Tua (JHT)
Besarnya Jaminan Hari Tua adalah sebesar iuran yang terkumpul ditambah
dengan hasil pengembangannya, dibayarkan apabila tenaga kerja :
Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun
dengan masa tunggu 6 bulan
Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.

Jaminan hari tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55
(lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya dapat
dilakukan :
sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus dibayar
kurang dari Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah); atau
berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp
3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5
(lima) tahun.
Pembayaran jaminan hari tua secara berkala dilakukan atas pilihan
tenaga kerja yang bersangkutan.

12.08.2017 11:16
Tata Cara Pengajuan JHT
Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan
formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan
melampirkan :
Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.
Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

Tambahan dokumen (tergantung kondisinya):


Surat Keterangan Dokter
Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia
Photocopy Paspor
Photocopy VISA
Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan.
Photocopy Kartu keluarga.
Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan.
Surat pernyataan belum bekerja lagi

12.08.2017 11:16
Hak Setelah Hubungan Kerja berakhir
Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk
dinyatakan menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja meskipun hubungan
kerja telah berakhir.

Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana


dimaksud diatas diberikan apabila penyakit tersebut timbul dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan
kerja berakhir.

Sesuai PSAK no.24-Revisi 2004 dinyatakan bahwa tiap perusahaan


selain wajib memenuhi pembayaran Imbalan kerja jangka pendek,
seperti upah,gaji, iuran jaminan sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi
laba dan bonus serta imbalan non moneter, tiap perusahaan juga
diwajibkan memenuhi penyiapan pembayaran Imbalan pasca
kerja. Regulasi ini menyiratkan perlunya tiap perusahaan
mengantisipasi kewajiban masa depannya secara bijaksana baik
melalui jasa asuransi atau lembaga keuangan lainnya.

12.08.2017 11:16
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (1)
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang
silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang
beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang
beracun.

12.08.2017 11:16
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (2)
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang
beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang
beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atu aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

12.08.2017 11:16
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (3)
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida,
atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot,
urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi
atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat
tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

12.08.2017 11:16
For Expatriat (TKA)
KEPUTUSAN Menakertrans RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA
KERJA ASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia wajib mengikutsertakan
tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PERATURAN Menakertrans RI NOMOR : PER-02/MEN/XII/2004


TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA
KERJA ASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang telah memiliki perlindungan
melalui Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di negara asalnya yang sejenis dengan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana diatur dalam UU No.3 thn 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerja asing
yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia
12.08.2017 11:16
Sanksi Bagi Pengusaha Yang Melanggar
hukuman kurungan selama-
lamanya 6 (enam) bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah).
Setelah diberikan peringatan tetapi
tidak melaksanakan kewajibannya
dikenakan sanksi administratif
berupa pencabutan ijin usaha.

12.08.2017 11:16
KATEGORI KECELAKAAN DILUAR JAM KERJA (JKDK)

1. Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti atau hari-hari


libur lainnya, dimana yang bersangkutan bebas dari
urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya, kecuali jika yang bersangkutan
mendapat panggilan atau tugas perusahaan, maka dalam
perjalanan untuk memenuhi panggilan tersebut yang
bersangkutan dijamin oleh ASTEK (termasuk cuti
menunaikan ibadah Haji).
2. Kecelakaan yang terjadi di Mess/Perkemahan yang tidak
berada di lokasi (tempat) kerja.
3. Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau dalam
rangka melakukan kegiatan bukan merupakan tugas dari
atasan untuk kepentingan perusahaan.
4. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan
meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi.

12.08.2017 11:16
Tujuan dan Manfaat JKDK
Tujuan
Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan Perusahaan.
Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin kerja.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta produktivitas dan
meningkatkan keuntungan Perusahaan.
Manfaat
Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan.
Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja.
Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja dan
Perusahaan.
Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak dibebani biaya-
biaya unpredictable.
Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasa memiliki
sehingga meningkatkan produktivitas.
Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada Pembangunan Daerah.

12.08.2017 11:16
BENEFIT PROGRAM JKDK
Tunjangan Kematian diterimakan kepada ahli waris, setinggi-
tingginya 60% x 60 bulan gaji/upah, ditambah uang kubur sebesar
Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagai
berikut :
1. 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi janda/duda, istri/suami sah pekerja
yang meninggal.
2. 15 % X 60 bulan upah/gaji bagi setiap anak, sebanyak-banyaknya 2
(dua) anak kandung sah atau anak angkat yang disahkan yang
belum mencapai usia 21 tahun belum pernah menikah dan belum
bekerja dengan menerima upah.
3. Setinggi-tingginya 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi bapak/ibu
apabila pekerja yang meninggal tidak mempunyai istri atau suami
atau anak.
Santunan Cacat
1. Cacat tetap sebagian sebesar % sesuai tabel x 60 bulan gaji/upah.
2. Cacat tetap total sebesar 70% x 60 bulan gaji/upah.
3. Cacat kekurangan fungsi sebesar % berkurangnya fungsi x % sesuai
tabel x 60 bulan gaji/upah.

12.08.2017 11:16
PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN / PREMI JKDK

Besarnya Iuran/Premi Program JKDK adalah 0,24 % x Upah/Gaji satu


bulan (yang tercantum dalam daftar upah perusahaan).
Perusahaan peserta Program JKDK membayar iuran/premi setiap
bulannya dengan tanggal yang telah ditentukan menurut perjanjian ke
rekening yang telah disepakati.
BUKTI SETOR dari BPD yang diterima oleh PT. Asuransi Umum
BUMIPUTERAMUDA 1967 akan dibuatkan KWITANSI PREMI sebagai
tanda terima pembayaran iuran/premi bulanan dan dikirimkan ke
Alamat Perusahaan Peserta Program JKDK.
Perusahaan peserta Program JKDK wajib mengisi secara lengkap form
AKTK 01 (DAFTAR NAMA DAN/ATAU MUTASI TENAGA KERJA)
yang baru masuk dan yang telah keluar atau mutasi kenaikan
upah/gaji.

12.08.2017 11:16

Anda mungkin juga menyukai