PROPTOSIS
kelemahan otot
ekstraokuler
( bola mata bergeser ke
depan )
pembesaran bola
mata(buphthalmos)
ukuran bola mata asimetris
(miopia tinggi unilateral)
Pseudoproptosis
penonjolan abnormal dari bola mata yang bukan disebabkan
peningkatan isi bola mata
enoftalmus mata
kontralateral
Khurana, 2007
Proptosis bilateral
Kelainan
perkembangan tulang
Opsteopathy
Peradangan
Kelainan endokrin
Tumor
Penyakit sistemik
Khurana, 2007
Proptosis akut
Fraktur emfisematus
didinding medial
orbita
Perdarahan orbita
Ruptur mukokel sinus
ethmoidalis
Khurana, 2007
Proptosis intermittent
Dilatasi vena orbita
Edema orbita periodik
Perdarahan orbita
berulang
Tumor pembuluh
darah
khurana, 2007
Proptosis pulsating
Kelainan pembuluh
darah
Khurana, 2007
Pemeriksaan klinis
Anamnesis Reflek pupil
Inspeksi Funduskopi
Palpasi Ocular motility
Auskultasi Lapang pandangan
Transiluminasi Persepsi warna
Tajam penglihatan Exophthalmometry
Anamnesis
Apakah terdapat nyeri dan bagaimana
sifat nyeri tersebut?
Onset proptosis akut, subakut, kronis
Progresivitas proptosis
Berhubungan dengan aktivitas ?
Mallajosyula, 2009
Inspeksi
Proptosis axial lesi
intraconal
hemangioma
kavernosa
schwannoma dan
neurofibroma
optic nerve glioma
kista hydatid
Mallajosyula, 2009
Inspeksi
Proptosis eksentrik lesi
perifer
Inferotemporal lesi
superomedial /
frontoethmoidal (Mucocele,
granuloma, tumor,
displasia fibrosa , kista
dermoid dan hemangioma)
Inferonasal pembesaran
kelenjar lakrimal (infeksi,
inflamasi, neoplasia)
Superior lesi sinus
maksilaris / inferior
Mallajosyula, 2009
Mallajosyula, 2009
Palpasi
Mendeteksi massa yang dapat diraba
konsistensi, perluasan, permukaan
Menilai tekanan bola mata bandingkan
dengan mata sebelahnya
Pendesakan tumor
Pembengkakan jaringan sekitar
Pembesaran kelenjar getah bening regional
Caput medusae
Perdarahan subkonjungtiva
Mallajosyula,
Tajam Penglihatan
Kelainan pada orbita dapat mempengaruhi tajam
penglihatan melalui tiga mekanisme yaitu
perubahan refraksi karena penekanan bola mata
dari belakang, penekanan saraf optik dan
keratopati eksposure
terpisah pada masing-masing mata
Satu mata ditutup dengan menggunakan telapak
tangan tanpa penekanan
Lang, 2006
Reflek Pupil
Relative Afferent Pupillary Defect (RAPD)
mengindikasikan adanya kerusakan saraf optik
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggerakkan
sumber cahaya secara bergantian dari satu mata
ke mata lainnya
Pasien fokus melihat objek jauh pada ruangan
yang redup
Ketika pupil berkonstriksi lebih lambat atau
berdilatasi lebih cepat dibanding mata sebelahnya
disebut sebagai relative afferent pupillary defect.
Mallajosyula, 2009; Lang, 2006; Khurana, 2007
Funduskopi
dilakukan di ruangan dengan cahaya redup
dapat tampak adanya pembengkakan vena,
edema papil dan atropi saraf optik
Meningioma choroidal fold, opticociliary shunt
Penekanan saraf optik atrofi atau edema saraf
optik
Mallajosyula, 2009
Pengukuran pergeseran bola mata ke
arah horizontal :
Beri tanda pada akar hidung
Ukur jarak dari titik tersebut ke arah limbus
sebelah nasal pada mata yang proptosis
dengan menutup mata sebelahnya
Bandingkan dengan mata sebelahnya
Mallajosyula, 2009
Pengukuran pergeseran bola mata secara
vertikal :
Gunakan 2 mistar
Pegang mistar melalui kantus lateral
Ukur jarak antara mistar dengan limbus pada
arah jam 6 pada masing-masing mata.
Mallajosyula, 2009
Pengukuran proptosis axial terbaik dengan
menggunakan Hertel exophthalmometer.
Hasil pengukuran dibandingakan selama periode
waktu tertentu
Nilai normal untuk pengukuran ini berkisar 10 mm
hingga 20 mm dimana kedua bola mata simetris
Perbedaan dikatakan bermakna jika lebih dari 2
mm