Anda di halaman 1dari 38

Batu Saluran Kemih

(Urolithiasis)
Definisi
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit
dimana didapatkan massa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih
baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan
saluran kemih bawah (kandung kemih dan
uretra), yang dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan
infeksi. Batu ini terbentuk dari pengendapan
garam kalsium, magnesium, asam urat, atau
sistein.
Anatomi
Saluran kemih atas:
1. Ginjal
Berbentuk seperti kacang berwarna merah
tua, panjang sekitar 12,5 cm, lebar 6 cm dan
tebal sekitar 2,5 cm serta beratnya 150 gr.
Sebagai penyaring darah yang terletak di
bagian belakang kavum abdominalis
dibelakang peritoneum melekat langsung
pada dinding belakang abdomen.
Setiap ginjal memiliki 1-1,2 jt nefron.
B. Ureter
Saluran kecil menghubungkan antara ginjal
dengan kandung kemih.
Panjang: 25-30 cm, penampang: 0,5 cm
Saluran kemih bawah:
A. Kandung kemih
Menampung air kemih yang dibuang dari ginjal melalui
ureter (hasil penyaringan darah)
Volume maksimal : 30-450 ml
B. Uretra
Pada laki-laki: 20 cm. TDD: uretra prostatika
(terlebar) panjang 3 cm bergabung dengan
uretra membranosa (paling pendek dan
dangkal), dan uretra kavernosa (terpanjang
dari uretra) panjang kira-kira 15 cm.
Pada wanita: panjang 3-4 cm
(a) Male, (b) Female
Penyebab pembentukan BSK:
1. Teori fisiko kimiawi:
- Teori supersaturisasi
- Teori matrik
- Teori tidak adanya inhibitor
- Teori epitaksi
- Teori kombinasi
- Teori infeksi
2. Teori vaskular
- Hipertensi
- Kolestrol

Klasifikasi BSK:
1. Batu kalsium
2. Batu asam urat
3. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
4. Batu sistin
5. Batu xantin
Klasifikasi batu ginjal berdasarkan tempat/
lokasi:
a. Nefrolithiasis
b. Ureterolithiasis
c. Vesicolithiasis
d. Urethrolithiasis
Gejala-gejal BSK:
1. Rasa nyeri
2. Demam
3. Infeksi
4. Hematuria dan kristaluria
5. Mual muntah
Diagnosa BSK:
1. Pemeriksaan fisik :
Pasien datang dengan keluhan kolik ginjal
khasnya dengan nyeri hebat dan menggeliat
kesakitan.
2. Pemeriksaan Lab:
- urin rutin: Hematuria, piuria, kadang
kristaluria.
- pemeriksaan biokimia: darah puasa, koleksi
urin 24 jam
3. Pemeriksaan Radiologi:
- BNO-IVP
- Pielografi retrograde
- CT- scan
Penatalaksanaan BSK:
a. Medikamentosa
b. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithoripsy)
c. Endourologi
d. Bedah Laparoskopi
e. Bedah Terbuka
Teknik Radiography BNO-IVP
Definisi:
Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara
pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica
urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan
injeksi media kontras melalui vena.
1. Pada saat media kontras diinjeksikan melalui
pembuluh vena pada tangan pasien, media
kontras akan mengikuti peredaran darah dan
dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary,
sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi
berwarna radioopak.
2. Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan
mengetahui anatomy serta fungsi ginjal, ureter
dan blass.
Tujuan pemeriksaan IVP:
1. Membantu dokter mengetahui adanya
kelainan pada sistem urinary, dengan melihat
kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
2. Mengetahui penyebab gejala seperti kencing
darah (hematuri) dan sakit pada daerah
punggung.
Kontra indikasi:
1. Alergi terhadap media kontras
2. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit
jantung
3. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan
jantung
4. Multi myeloma
5. Neonatus
6. Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
7. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
8. Hasil ureum dan creatinin tidak normal
Persiapan pemeriksaan:
1. Persiapan Pasien
Pemeriksaan ureum kreatinin.
Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk
membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal
Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum
pemeriksaan untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringan
Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara
dan merokok untuk menghindari gangguan udara usus saat
pemeriksaan
Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung
karbonat untuk mendistensikan lambung dan gas
Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement(klisma)
Skin test subkutan untuk memastikan bahwa penderita tidak
alergi terhadap penggunaan kontras
Media kontras yang digunakan adalah yang
berbahan iodium, dimana jumlahnya
disesuaikan dengan berat badan pasien,
yakni 1-2 cc/kg berat badan.
Prosedur pemeriksaan BNO-IVP:
1. Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan ureum kreatinin
dan jika hasilnya normal maka pemeriksaan dilanjutkan dan jika
kadar ureum kreatinin terlalu tinggi maka menandakan fungsi
ginjal yang terganggu.
2. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan
pasien.
3. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui
subcutan 1 cc, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
4. Setelah memastikan tidak adanya reaksi alergi, maka dilanjutkan
dengan menyuntikkan kontras secara IV dengan 1:1 atau 1-1,5 cc
per kgBB.
5. Selanjutnya diambil foto pada:
Menit ke-5 post injeksi: menilai nefrogram dan mungkin sistem
pelviokalises (SPC)
Menit ke-15 post injeksi: menilai sistem pelviokalises sampai
dengan kedua ureter
Menit ke-30 post injeksi: menilai ureter dengan buli-buli
Menit ke-45 post injeksi: menilai buli-buli
6. Pasien diminta mengosongkan buli-buli kembali kemudian
melakukan BNO post miksi untuk melihat apakah kontras sudah
keluar dari sistem saluran kemih.
Kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan:
1. Bersifat invasif.
2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang
jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan
memberikan pengobatan yang tepat mulai dari
adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus
melakukan pembedahan
3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan
adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.
4. Radiasi relative rendah
5. Relative aman
Kekurangan:
1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat
paparan radiasi yang diperoleh.
2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv
terhadap pasien, sama dengan rata-rata radiasi
yang diterima untuk manusia dari alam dalam
satu tahun.
3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat
menyebabkan efek alergi pada pasien, yang
menyebabkan pasien harus mendapatkan
pengobatan lanjut.
4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Laporan Kasus Pemeriksaan
Radiography Urolithiasis dengan
Foto BNO-IVP
Nama : Rotua Br Siburian
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 59 tahun
No. Rekam Medis : 02.81.78
Dokter pengirim : dr.Bungaran, Sp.U
Tanggal pemeriksaan : 21 Mei 2016
Keluhan :
Pasien datang dengan keluhan sakit perut
bagian atas kiri sejak dua minggu yang lalu,
sakit secara tiba tiba dan menghilang sendiri,
mual (+), muntah (-), badan lemas.
Tindakan : BNO-IVP
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik
RS. Royal Prima
Renal Fuction
No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode
1 Ureum darah 16 mg/dl 10-38 -
2 Kreatinin 0.94 mg/dl 0.55-1.30 -

Karena hasil lab menunjukkan kadar ureum dan


kreatinin dalam batas normal maka pemeriksaan
dilanjutkan dengan menyuntikkan kontras
Iopamiro secara IV dan diambil foto sesuai
dengan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Digital Radiography (X-ray) dengan
merek Mindray dan seri Digieye760, kVp:75,
mA:320, mAs:24.426, s:0.075.
Foto BNO:
Kontur ginjal kanan dan
kiri biasa. Garis psoas
kanan dan kiri simetris.
Tampak gambaran batu
radioopak pada
proyeksi ginjal kiri
setinggi L3-4. Distribusi
udara mencapai distal.
Tulang-tulang intak.
Foto BNO-IVP menit
ke 5 post injeksi:
Tampak gambaran
batu radioopak pada
proyeksi ginjal kiri.
Kontras terlihat
melewati kaliks ginjal
dan sedikit pada
ureter proksimal
bagian kanan, tetapi
kontras belum
terlihat pada ginjal
kiri.
Foto BNO-IVP menit ke
15 post injeksi:
Tampak gambaran
batu radioopak pada
proyeksi ginjal kiri.
Kontras terlihat mulai
memasuki blass
sedikit melalui ginjal
kanan dan kontras
pada ginjal kiri masih
belum terlihat.
Foto BNO-IVP menit
ke 30 post injeksi:
Tampak gambaran
batu radioopak pada
proyeksi ginjal kiri.
Kontras yang
memasuki blass
terlihat lebih banyak
daripada menit ke 15
melalui ginjal kanan.
Sama sekali belum
terlihat kontras yang
keluar dari ginjal kiri.
Foto BNO-IVP menit ke 30
post injeksi posisi PA:
Posisi PA berguna untuk
melihat secara jelas
adakah gambaran batu
radioopak pada ureter .
Tampak gambaran batu
radioopak pada proyeksi
ginjal kiri. Kontras
mengisi blass melalui
ginjal kanan. Kontras
sama sekali belum
terlihat pada ginjal kiri.
Foto BNO-IVP menit ke
45 post injeksi :
Tampak gambaran
batu radioopak pada
proyeksi ginjal kiri.
Kontras yang
memasuki blass
terlihat lebih banyak
daripada menit ke 30
melalui ginjal kanan.
Sama sekali belum
terlihat kontras yang
keluar dari ginjal kiri.
Foto BNO-IVP menit ke
60 post injeksi:
Tampak gambaran
batu radioopak pada
proyeksi ginjal kiri.
Kontras mengisi
hampir sebagian dari
blass, terlihat lebih
banyak daripada
menit ke 45 melalui
ginjal kanan. Sama
sekali masih belum
terlihat kontras yang
keluar dari ginjal kiri
Foto BNO-IVP menit ke
120 post injeksi:
Tampak gambaran batu
radioopak pada proyeksi
ginjal kiri. Kontras
mengisi hampir
sebagian dari blass,
terlihat lebih banyak
daripada menit ke 60
melalui ginjal kanan.
bahkan setelah menit ke
120 masih belum
terlihat kontras yang
keluar dari ginjal kiri
Foto BNO post miksi:
Tampak gambaran
batu radioopak
pada proyeksi ginjal
kiri. Kontras masih
terlihat sedikit di
kaliks ginjal kanan.
Kontras di blass
sudah tidak ada.
Foto BNO-IVP :
BNO:
Kontur ginjal kanan kiri biasa. Garis psoas kanan kiri simetris.
Tampak batu radioopak di proyeksi ginjal kiri dan ureter
proksimal kiri setinggi L3-4 ukuran +/- 1,2 cm dan 1,8 cm.
Distribusi udara mencapai distal. Tulang-tulang intak.

IVP:
Nefrogram ginjal kanan sudah tampak sejak 5 menit
pemeriksaan, tetapi yang kiri tidak terlihat hingga 120 menit
pemeriksaan. Tidak tampak dilatasi sistem pelviokalises
kanan. Drainase ureter kanan, kaliber normal, ureter kanan
tidak tampak hingga akhir pemeriksaan. Buli dinding licin,
tidak tampak filling defect, tidak tampak additional shadow.
Post miksi residu urin minimal.
Kesimpulan :
- Nefrolithiasis et ureterolithiasis proksimal kiri, ukuran +/- 1,2
cm dan 1,8 cm.
- Non- visualized fungsi ginjal kiri.
- Ginjal kanan tampak baik.

Demikianlah presentasi saya hari ini. Terima kasih atas


perhatiannya. ^_^
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai