Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Study patients
Antara bulan Januari 2005 dan desember 2012 total 1700 pasien,
diantaranya 857 untuk kelompok magnesium sulfat dan 843 untuk
kelompok plasebo. Karakteristik demografi dan klinis antar 2 kelompok
sama seperti usia rata-rata 6913 tahun, dan 42.6% dari pasien adalah
perempuan. Diagnosa akhir dari pasien yang iskemia serebral 73.3%
pasien, perdarahan intrakranial sebesar 22.8% dan kondisi mirip stroke
sebesar 3.9%. intervensi yang dilakukan pada studi ini dilakukan secara
cepat sebelum dimulainya keluhan gejala stroke.
Hasil utama
Tidak ada perubahan yang signifikan dalam distribusi 90 hari di skala
global Rankin yang dimodifikasi antara pasien dalam kelompok
magnesium dengan kelompok plasebo.
Hasil sekunder
Tidak ada manfaat dari terapi magnesium sulfat terlihat sehubungan
dengan lima poin sekunder selama 90 hari dengan skala sangat baik,
minimal atau tidak ada cacat, defisit neurologis, pemulihan yang baik
dan kemandirian fungsional.
Keamanan
Keseluruhan dalam 90 hari, kematian sebesar 15.5%, laju transformasi
perdarahan dengan gejala iskemia serebral awal adalah 2.7%, dan laju
transformasi hemoragik tidak ada gejala sebesar 6.3%. diantara dua
kelompok tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan. Efek samping
antara kelompok magnesium dengan kelompok plasebo tidak ada
perbedaan yang signifikan. Keseluruhan dinilai, tekanan darah sistolok
sedikit lebih rendah (3 mmHg) pada kelompok magnesium
DISKUSI
Percobaan FAST-MAG fase 3 tidak memastikan hipotesis primer yang
menyatakan pemberian magnesium sulfat pada pasien dengan kecurigaan
stroke selama fase hiperakut akan menurunkan kecacatan dalam 90 hari.
Tidak terdapat perbedaan signifikan pada kematian dan banyak efek serius
yang terjadi grup magnesium dan grup plasebo. Studi menunjukkan pasien
memiliki waktu emas diawal 60 menit setelah onset stroke.
Terdapat banyak penjelasan terkait dengan perjalanan magnesium
sulfat dalam tubuh. Magnesium sulfat tidak melewati barier darah otak.
Konsentrasi magnesium pada cairan serebrospinal meningkat 4 jam setelah
pemberian parenteral. Magnesium sulfate tidak terakumulasi dalam jaringan
otak
Peneliti menguji magnesium sulfat secara spesifik, melakukan pengujian
FAST-MAG dan mengidentikasikan pasien suspek stroke yang dilibatkan pada
studi meliputi dua tahap screening. Pertama, paramedis mengidentifikasikan
pasien potensial menggunakan versi modifikasi LAPSS yang menggunakan 8
jenis pertanyaan yang membutuhkan waktu 1-2 menit untuk dilakukan.
Selanjutnya pasien dinilai oleh dokter peneliti yang melaksanakan pemeriksaan
yang direview dengan paramedis lewat konsultasi telepon.
Untuk memaksimalkan hak pasien, dilaksanakan informed consent secara
tertulis yang ditandatangani oleh pihak berwenang.
Tambahan teknik penting yang digunakan dalam percobaan ini termasuk
pemberian terapi awal berdasarkan LAMS, ambulans dengan Single Next Kit
yang tidak diketahuin isinya (Acak Buta) menggunakan kontrol gravitasi
menggunakan infus loading tanpa menggunakan infus pumps ataupun
penghitungan tetes infus dan menggunakan dosis pemeliharaan cairan
dengan menggunakan kit yang tersedia di ambulans dan dosis rumah sakit.
Pendekatan ini menggunakan metode FAST-MAG untuk mendapatkan
metode baru dalam percobaan desain terkini menggunakan terapi awal
sebelum masuk ke rumah sakit pada pasien stroke dan memulai terapi
dengan cepat pada 60 menit pertama setelah onset terjadinya stroke dan
mengevaluasi penggunaan obat-obatan neuroprotektif yang diberikan pada
pasien.
Hasil Fungsional 90 Hari di Kelompok Magnesium dan Placebo, Menurut Skor pada Skala Rank yang Diubah
Hasil utamanya adalah pergeseran menuju distribusi yang lebih baik di tujuh tingkat skala
Rankin yang dimodifikasi. Skor pada skala berkisar antara 0 sampai 6, dengan skor yang
lebih tinggi menunjukkan peningkatan kecacatan. Angka tersebut menunjukkan distribusi
setelah penyesuaian untuk tingkat keparahan pretreatment stroke, usia, ada atau tidak
adanya kecacatan pre-stroke, dan wilayah geografis. Tidak ada perubahan signifikan
dalam distribusi hasil kecacatan 90 hari pada skala Rankin yang dimodifikasi secara global
antara pasien dalam kelompok magnesium dan yang di Kelompok plasebo (P = 0,28
dengan uji Cochran-Mantel-Haenszel).
Terdapat banyak keterbatasan pada studi ini. Pertama percobaan ini
baru dapat dilaksanakan setelah periode 8 tahun. Selain itu tidak
terdapat perubahan radikal dalam standar terapi pada stroke akut
yang terjadi pada interval ini dan emberian terapi konvensional yang
dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada periode waktu
penyembuhan. Kedua, sebagian pasien tidak dapat difollow up.
Data dari percobaan karakteristik pasien yang ditransport di ambulans
selama dua jam pertama pasca stroke mungkin akan menjadi desain baru
di masa depan pada percobaan dengan melakukan terapi prehospital
pada pasien stroke. Sebagai contoh, rasio pasien dengan stroke
perdarahan dibanding dengan stroke iskemik akan dapat diharapkan
pada percobaan prehospital pada stroke hiperakut tidak dapat
menggambarkan dengan baik kejadian sebelumnya. Di Inggris, pasien
dengan sindrom cerebrovasculer termasuk stroke iskemik 9 % diantaranya
juga mengalami intracerebral hemorrhages.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini, berdasarkan metode FAST-MAG dapat
ditarik kesimpulan, tidak terdapat keuntungan dalam pemberian
magnesium sulfat dalam tatalaksana prehospital berdasarkan pasien
dengan kecurigaan hiperakut stroke. Percobaan ini tidak berhasil
dengan baik memberikan terapi pada pasien dengan kecurigaan
stroke lebih cepat daripada yg diharapkan.