6 Nyeri, Analgetika Opioid, Analgetika Non Opioid Presentasi
6 Nyeri, Analgetika Opioid, Analgetika Non Opioid Presentasi
ANALGETIKA OPIOID
ANALGETIKA NON OPIOID
Pembimbing
Dr. TITIK S, SpAn M.KES
NYERI
Menurut The International Assosiation for the study of pain :
pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang
disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual
Pembagian nyeri :
1. Nyeri akut :
nyeri somatik luar (nyeri tajam di kulit, subkutis, mukosa)
nyeri somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka, tulang, sendi, jaringan
ikat)
nyeri viceral (karena penyakit atau disfungsi alat dalam)
2. Nyeri kronik
Sangat subjektif dan dipengaruhi oleh kelakuan, kebiasaan, dll
Pembagian berdasarkan kualitas
Nyeri menyebabkan :
1. Hormon katabolik meningkat
e.g katekolamin, glukagon, renin, aldosteron, angiotensin,
hormon deuretik
2. Hormon anabolik menurun
e.g insulin, testosteron
Manifestasi nyeri :
- Hypertensi
- Takikardi
- Hiperventlasi
- Tonus spingter saluran cerna dan saluran kemih
meningkat (retensio urin, ileus)
Skala nyeri
Verbal Rating Scales (VRS)
Visual Analogue Scales (VAS)
Dikategorikan :
- tidak nyeri (none)
- nyeri ringan (mild, slight)
- nyeri sedang (moderate)
- nyeri berat (severe)
- sangat nyeri (very severe, intolerable)
Metoda penghilang nyeri
nyeri hebat : opioid
nyeri sedang/ringan : NSAID
metoda sistemis : oral, rectal,transdermal,
sublingual, subkutan, IM, IV, perinfus
metoda regional :
a. Epidural opioid : dws morfin (1-6mg), petidin(20-
60mg), fentanil (25-100g)
b. Intraspinal opioid : dws morfin (0.1-0.3mg), petidin
(10-30mg), fentanil (5-25g)
metoda infiltrasi : sirkumsisi, luka apendektomi
OPIOID
Opioid = semua zat baik sintetis atau
natural yang dapat berikatan dengan
reseptor morfin
Opioid disebut juga analgetika narkotika
Fungsinya :
Mengendalikan nyeri saat pembedahan
Mengendalikan nyeri pasca pembedahan
Sebagai anstesi total pada pembedahan jantung
Reseptor opioid :
- Reseptor (mu) : -1 analgesi supraspinal,
sedasi -2 analgesia spinal, depresi nafas, eforia,
ketergantungan fisik, kekakuan otot
- Reseptor (delta) : analgesi spinal, eileptogen
- Reseptor (kappa): -1 analgesi spinal
-2 tak diketahui
-3 analgesia supraspinal
- Reseptor (sigma): disforia, halusinasi, stimulasi
jantung
- Reseptor (epsilon) : respon hormonal
Tempat kerja opioid :
- Sistem supraspinal di reseptor substansia
grisea -> periakuaduktus dan periventrikular
- Sistem spinal di substansia gelatinosa korda
spinalis
1. Natural
morfin, kodein, papaverin, tebain
2. Semisintetik
heroin, dihidromorfin derivate tebain
3. Sintetik
petidin, fentanil, alfentanil, sulfentanil,
remifentanil
Opioid digolongkan menjadi :
Indikasi :
- Arthritis rheumatoid
- Osteiarthritis
- Spondilitis spongiosa
Dosis :
- 50-100 mg/8-12 jam per oral
- 75 mg suntikan
- 50-100/12 jam suppositoria
4. Ketorolak (toradol)
Antipiretik <<
Anti inflamasi <<
Efek analgesi: 30 menit, lama kerja : 4-6 jam
Menghambat sintesis PG di perifer tanpa
menganggu resepor opioid di SSP
KI :
Tidak dianjurkan wamil, menyusui, usila, anak <
4 tahun, gangguan perdarahan, bedah tonsilektomi
30 mg ketorolak = 12 mg morfin = 100 mg
petidin
Dosis :
10 -30 mg/hari
5. Ketoprofen
Dosis :
- 100-300mg per oral
- 1-2 supp /hari per rectal
- 100-300 mg/hari im, perinfus, dihabiskan
dalam 20 menit
6. Piroksikam
Dosis :
20 mg/hari im, iv dilanjutkan dengan oral
Ekskresi : ginjal, empedu
8. Meloksikam
Efektivitas sebanding
diklofenak/piroksikam
Mengurangi nyeri dengan ESO minimal
Inhibitor selektif Cox-2
Dosis : 7,5- 15 mg/hari
9. Acetaminophen
Kebutuhan takikardi
denyut
O2 jantung
Motilitas nausea
usus
Motilitas
retensio
vesika urin
urinaria
Nyeri pada operasi:
1. Operasi toraks paling nyeri
2. Operasi pada abdomen atas
3. Operasi pada abdomen bawah
4. Operasi pada ekstermitas
Jika nyeri pada toraks dan abdomen tidak
diterapi, dapat menyebabkan :
Sekresi
Fungsi Tonus otot refleks batuk
mengganggu Atelektasis Pneumonia
diafragma abdomen
alveoli
TERIMA KASIH