Anda di halaman 1dari 18

Kebijakan Nasional

Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV)


Regional SEARO memperoleh
sertifikasi bebas polio 27 Maret 2014
kasus terakhir di India pada 13
Januari 2011

1988 2015
350.000 kasus 74 kasus polio liar tipe 1 dilaporkan (data per 11 Mei 2016)
125 negara endemis 2 negara endemis, Pakistan dan Afghanistan
Sidang World Health Assembly Total kasus cVDPV 32 kasus (20 kasus tipe 1, dan 12 kasus
(WHA) memutuskan agar polio tipe 2)
dapat dieradikasi secara global
OPV memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyakit polio, namun
Meskipun sangat jarang, tetapi kasus kelumpuhan dapat terjadi, yang disebabkan oleh
OPV
Vaccine Associated Paralytic Polio (VAPP)
Virus pada vaksin berubah, menyerang sistem saraf sehingga mengakibatkan
kelumpuhan
1 kasus per 2,4 juta dosis OPV yang diberikan
250-500 kasus/tahun
40% dari total kasus VAPP adalah disebabkan oleh tipe 2 dari OPV
Circulating Vaccine Derived Poliovirus (cVDPV)
Strain virus bermutasi sehingga dapat menyebabkan penyakit pada sistem saraf
yang menyebar dari orang ke orang, utamanya terjadi di daerah dengan imunitas
populasi terhadap polio rendah
97% kasus cVDPV disebabkan oleh OPV tipe 2
Cakupan imunisasi polio yang rendah merupakan faktor risiko utama
munculnya kasus cVDPV (pada tahun 2005, muncul 46 kasus cVDPV di Jawa
Timur)
1800
1604 Wild poliovirus cases
1600

Dengan penggunaan OPV, 1400 1352 Vaccine-derived poliovirus cases


jumlah kasus polio yang (VDPVs)/VAPP
1200
disebabkan oleh virus polio

Polio cases
1000
liar menurun
800
650

Saat ini, jumlah kasus polio 600

yang disebabkan oleh OPV 400 416


223
lebih besar dibandingkan 200
359

kasus polio karena virus ? 0 0 0


0
polio liar 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Post interruption of WPV transmission


Pada Mei 2012, sidang World Health Assembly (WHA) menetapkan bahwa
eradikasi polio menjadi masalah kedaruratan kesehatan masyarakat dunia
Rencana Strategis 2013-2018 dan Inisiatif Pencapaian Eradikasi Polio Global
(GPEI)
Untuk mencapai dunia bebas polio, secara bertahap penggunaan OPV harus
dihentikan di seluruh negara dimulai dengan penarikan komponen tipe 2 pada
OPV
Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) WHO merekomendasikan seluruh negara
untuk melakukan introduksi minimal 1 dosis IPV ke dalam program imunisasi rutin
Alasan introduksi IPV:
Untuk mengurangi risiko terjadinya KLB setelah penarikan OPV tipe 2
Untuk menghentikan KLB secepatnya apabila virus polio tipe 2 muncul kembali
Untuk meningkatkan imunitas terhadap virus polio tipe 1 dan 3
WE ARE
HERE

2020
Dunia Bebas Polio

Mencapai cakupan tinggi dan merata

Introduksi 1 dosis IPV ke dalam jadwal imunisasi rutin


bayi 0-11 bulan
4 April 2016 Penggantian tOPV menjadi bOPV Status: VALIDATED

8 15 Maret 2016 Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 101 % cakupan


1.Mempertahankan Eradikasi Polio
Mempertahankan cakupan imunisasi imunisasi rutin yang tinggi dan merata
Melaksanakan Endgame Strategy Eradikasi Polio salah satunya introduksi 1 dosis
IPV

2. Mencapai Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE)

3. Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/CRS


Pelaksanaan Crash Program Campak di 183 kab/kota 28 provinsi Agustus 2016
Cakupan rutin campak > 95%
Pelaksanaan Kampanye MR 2017 - 2018
Introduksi Vaksin MR menggantikan vaksin Campak pada imunisasi rutin
1
2
Inactivated
Polio Vaccine Rubella
(IPV) (MR)

3 4
Pneumo Vaksin Japanese
kokus (PCV) Ensefalitis
Baru
(JE)

6
Human
5
Papilloma
Rotavirus
Virus (HPV) (RV3)
Plan 2015 2016 2017 2018 2019
IPV
Juli*

MR Kampanye
Kampanye
fase 2 & 3 +
fase 1+ Intro
Intro
JE JE Surveillance Kampanye JE
8 sentinels Di daerah beresiko tinggi
HPV
Demonstration Rencana demonstration project
project di DKI di DIY

Pneumo Pilot project di Lombok dengan Pilot project


PCV13 di 3 provinsi
Pneumo whole cell
Clinical Trial (BF)
Rotavirus Clinical Trial: Rota Virus 3 (RV3) (BF, Melbourne
Uni, UGM) di Jogyakarta dan Klaten Pilot project
Hep B 0 (HB 0)

-BCG
-OPV 1

-DPT-HB-Hib 1
-OPV 2
Kecuali DIY
-DPT-HB-Hib 2
-OPV 3
-DPT-HB-Hib 3
0-7 hr -OPV 4
- IPV
CAMPAK/MR
1 Bulan Imunisasi lanjutan
< 24 Jam
DPT-HB-Hib: usia 1,5 tahun
Campak : usia 2 1,5 tahun
2 Bulan

3 Bulan
4 Bulan 9 Bulan
Oral polio vaccine (OPV) Inactivated polio vaccine (IPV)
Virus hidup yang dilemahkan Virus yang dimatikan
Diberikan dalam bentuk tetes Diberikan melalui suntikan

Telah berhasil menurunkan transmisi penyakit polio Sangat efektif


di negara-negara berkembang Umumnya digunakan di negara maju
Harga lebih terjangkau Harga lebih mahal
Mudah untuk diberikan Membutuhkan tenaga terlatih
Memberikan imunitas mukosa Memberikan imunitas melalui darah
Melindungi kontak dekat yang tidak diimunisasi Tidak berisiko menyebabkan VAPP atau VDPV

Kedua vaksin dibutuhkan untuk mencapai eradikasi polio


Kesiapan Format RR untuk IPV

Pada Buku KIA terbaru telah tersedia


kolom untuk mencatat dosis
pemberian IPV

BUKU KIA Untuk buku KIA versi lama, catatlah


pemberian IPV tersebut pada tabel
imunisasi tambahan
Pencatatan IPV harus dipisahkan
dengan OPV
Pada kohort bayi juga sudah tersedia
kolom IPV
Format pelaporan di setiap jenjang juga
KOHORT harus sudah menyediakan 1 kolom
BAYI untuk hasil imunisasi IPV
IPV adalah vaksin yang sangat aman

Tidak ditemukan KIPI sistemik yang serius

Vaksin yang dimatikan Oleh karena itu, tidak ada risiko


kelumpuhan yang berhubungan dengan vaksin

Aman, dapat diberikan bersamaan dengan vaksin


lainnya yang telah direkomendasikan, termasuk
OPV
Dubai
Suntikan Ganda
AMAN DAN DILAKUKAN
DI BANYAK NEGARA

Selandia Baru

3 suntikan sekaligus

2 suntikan sekaligus
Penyediaan vaksin dan logistik pendukung
Dana BOK (DAK Non Fisik)
Pencetakan dan pendistribusian (s.d prov) :
Buku petunjuk teknis introduksi IPV
Buku saku bagi petugas di lapangan
Materi KIE IPV
Buku saku : Pertanyaan populer ttg imunisasi (sdh ditambahkan ttg IPV)
Dana dekonsentrasi dalam rangka introduksi IPV:
Advokasi, sosialisasi dan koordinasi di tk provinsi, kab/kota dan puskesmas
Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana imunisasi di tk provinsi dan kab/kota
Biaya distribusi vaksin dari provinsi ke kab/kota
Monitoring dan evaluasi
Eliminasi Campak dan Pengendalian
Rubela/CRS
Crash Program Campak di 183 kab/kota terpilih di 28 provinsi pada Agustus 2016 dengan
sasaran anak usia 9-59 bulan
Catch up Campaign MR dengan sasaran anak usia 9 bulan s.d 15 tahun, dalam 3 fase:
Fase 1: Agustus 2017 di wilayah Jawa
Fase 2: Februari 2018 di wilayah Sumatera
Fase 3: Agustus 2018 di Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
Introduksi MR ke dalam program imunisasi rutin setelah dilaksanakannya catch up
campaign
Perlu dilakukan pendataan stok vaksin campak s.d tingkat puskesmas
Optimalkan penggunaan vaksin campak untuk pelayanan imunisasi rutin sebelum catch
up campaign
Apabila masih tersisa vaksin campak setelah catch up campaign, maka gunakan sisa
vaksin campak untuk imunisasi lanjutan (berikan vaksin MR untuk bayi baru lahir dan
berikan campak untuk Batita dan BIAS
TERIMA KASIH
atas perhatiannya!

Anda mungkin juga menyukai