1
1
ORGANISASI
rommysuleman@yahoo.co.id
Kepemimpinan
Defenisi merupakann proses
Kepemimpinan untuk mempengaruhi
orang lain untuk
memahami dan
setuju dengan apa
yang perlu dilakukan
dan bagaimana tugas
itu dilakukan secara
efektif, serta proses
untuk memfasilitasi
upaya individu dan
kolektif untuk
mencapai tujuan
bersama
(Gary yukl )
Level Konseptualisasi
Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat
dikonseptualisasikan sebagai :
1. Proses Intra Individu
2. Proses Dyadic
3. Proses Kelompok
4. Proses Organisasi
Organisasi
Kelompok
Dyadic
individu
Pertukaran Mempeng
Informasi aruhi
Membangun
Hubungan
Variabel situasional
Pentingnya keputusan
Distribusi pengetahuan
Kesesuaian sasaran
Tekanan waktu
Ciri + nilai anggota
Proses mempengaruhi :
Kepatuhan instumental yaitu melaksanakan tindakan yg
diminta untuk tujuan mendapatkan imbalan yg pasti.
Internalisasi. Seorang target memiliki komitmen untuk
mendukung dan menerapkan proposal yg diajukan oleh
pemimpin.
Identifikasi personal. Seorang target meniru perilaku agen
(pemimpin) agar disukai oleh agen.
Tipe-tipe kekuasaan
Kekuasaan Posisi
- kekuasaan yg memiliki legitimasi
- kekuasaan memberi penghargaan
- kekuasaan memaksa
- kekuasaan akan informasi
- kekuasaan seacara ekologis (lingkungan fisik)
Kekuasan personal
- kekuasaan berdasarkan keahlian
Tipe perilaku mempengaruhi
Persuasi rasional. Memberikan argumen logis dan bukti yg
faktual dalam menunjukan proposal yg relevan untuk
mencapai tujuan.
Memberi penilaian
Memberi inspirasi ; memberikan pertimbangan nilai dan
idealisme
Tekanan ; memberikan tuntutan, ancaman, sering
melaksanakan pemeriksaan
Taktik legitimasi; memberi legitimasi dengan mengacu
pada aturan, kebijakan formal
Kekuasaan dan perilaku
mempengaruhi
Kekuasaan
pemimpin
1 3
2
Efek dari kekuasaan dan perilaku mempengaruhi dari agen pada hasil
mempengaruhi
Bab vii ciri dan keterampilan
HAKIKAT DARI CIRI manajerial
DAN KETERAMPILAN
Variabel
situasional Variabel
(netralisir) situasional
Variabel
situasional
(pengganti)
5.
Teori Teori sumber daya
ini berhubungan kognitif
dengan kemampuan kognitif dari para
pemimpin. Teori ini menguji kondisi dimana sumber daya
kognitif seperti kecerdasan dan pengalaman itu berhubungan
dengan kinerja kelompok. Menurut teori sumber daya
kognitif, kinerja dari kelompok seorang pemimpin ditentukan
oleh sebuah interaksi rumit antara dua ciri pemimpin
(kecerdasan dan pengalaman), sebuah jenis perilaku
pemimpin (kepemimpinan mengarahkan), dan dua aspek
situasi kepemimpinan (tekanan antar pribadi dan sifat tugas
kelompok)
Bab ix kepemimpinan yang
karismatik dan
transformasional
Menurut WEBER karisma menjelaskan sebuah bentuk pengaruh
yg bukan didasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi
atas presepsi pengukut bahwa pemimpin diberkati dengan
kualitas yang luar biasa. Karisma terjadi saat terjadi krisis
sosial seorang pemimpin muncul dengan sebuah visi radikal
yang menawarkan sebuah solusi untuk krisis itu, pemimpin
menarik pengikut yg percaya pada visi itu, dan para pengikut
mempercayai bahwa pemimpin itu sebagai orang yang luar
biasa.
Ciri dan perilaku kepemimpinan yang menjelaskan bagaimana
seorang pemimpin yang karismatik mempengaruhi sikap dan
perilaku pengikut :
a. Menyampaikan sebuah visi yang menarik
b. Menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan
ekspresif saat menyampaikan visi
c. Mengambil resiko pribadi dan membuat pengorbanan
diri untuk untuk mencapai visi itu
d. Menyampaikan harapan yang tinggi
e. Memperlihatkan keyakinan akan pengikut.
f. Pembuatan model peran dari perilaku yg konsisten
dengan visi itu
g. Memberikan kewenangan kepada pengikut
Konsekuensi dari kepemimpinan
Karisma positif dan negatif
karismatik
karisma negatif memiliki orientasi kekuasaan secara pribadi,
mereka menggunakan daya tarik ideologis tetapi hanya sebagai cara
untuk memperoleh kekuasaaan, otoritas membuat keputusan
dipusatkan pada pemimpin, penghargaan dan hukuman hanya
untuk mengendalikan pengikut.
Sedangkan karisma positif memiliki orientasi kekuasaan sosial.
Para pemimpin ini menekankan internalisasi dan nilai-nilai. Mereka
berusaha untuk menanamkan kesetian pada ideologi, otoritas
didelegasikan hingga batas yg cukup besar, informasi dibagikan
secara terbuka, didorongnya partisipasi dalam keputusan.
Sisi gelap dari karisma
beberapa konsekuensi negatif dari pemimpin karismatik:
- Ketergantungan pada pemimpin akan menghambat
perkembangan penerus yg kompeten
- Keinginan akan penerimaan oleh pimpinan akan
menghambat kecaman dari pengikut.
- Penolakan akan masalah dan kegagalan akan
mengurangi pembelajaran organisasi
- Pemujaan oleh pengikut menciptakan khayalan akan
tidak dapat berbuat kesalahan
Perbedaan antara kepemimpinan transformasional transaksional
Kepemimpinan transformasional
kepemimpinan transformasional, para pengikut merasakan
kepercayaan, kekaguman, kesetian dan dan penghormatan terhadap
pemimpin, pemimpin mengubah dan memotivasi pengikut dengan
(1). Membuat mereka menyadari pentingnya hasil tugas (2)
membujuk mereka untuk untuk kepentingan pribadi.
Sedangkan kepemimpinan transaksional melibatkan sebuah proses
pertukaran yg dapat menghasilkan kepatuhan pengikut akan
permintaan pemimpin tetapi tidak mungkin menghasilkan
antusiasme dan komitmen terhadap sasaran tugas.
Perilaku transformasional
- Pengaruh ideal
- Pertimbangan individual
- Motivasi inspirasional
- stimulasi intelektual
Perilaku transaksional
- penghargaan berhubungan
- manajemen aktif dengan pengecualiaan
- manajemen pasif dengan pengecualiaan.
Kepemimpinan transformasional verses karismatik
Karisma merupakan komponen yg diperlukan dari
kepemimpinan transformasional, tetapi juga pemimpin
bisa menjadi karismatik tetapi tidak transformasional.
Perbedaan kepemimpina transformasional dengan
karismatik antara lain :
Kepemimpinan transformasional memberikan inspirasi,
mengembangkan & memberikan wewenang kepada para
pengikut, sedangkan karismatik melibatkan
ketergantungan pada seorang pemimpin lebiih besar.
Kepemimpinan transformasional menghilangkan
pengendalian yg tidak diperlukan, mengembangkan
keterampilan dan keyakinan diri para pengikut, memberikan
akses informasi, membangun budaya yg kuat u/ mendukung
pemberian kewenangan, sedangkan pemimpin karismatik
melakukan banyak hal yg memupuk sebuah citra kompentensi
yg luar biasa, seperti manajemen kesan, batasan informasi,
perilaku yg tidak konvensional dan pengambilan resiko
pribadi.
Pemimpin transformasional dapat ditemukan dalam
organisasi apapun pada tingkatan apapun, dan relevan bagi
semua jenis situasi, sedangkan pemimpin karismatik itu
langka dan munculnya mereka tergantung pada kondisi yang
mendukung.
Bab x memimpin perubahan dalam organisasi
PROSES-PROSES PERUBAHAN
memimpin perubahan adalah suatu tanggung jawab
kepemimpinan. Upaya untuk menerapkan perubahan
dalam sebuah organisasi akan lebih berhasil jika pemimpin
memahami alasan atas perlawanan untuk perubahan dan
strategi berbeda dari perubahan. Perlawanan untuk
perubahan adalah fenomena umum bagi orang dan
organisasi.
Adapun
Kurangnya kepercayaan
alasan perlawanan dalam organisasi adalah :
Yakin bahwa perubahan tidak perlu
Yakin bahwa perubahan itu tidak mungkin
Ancaman ekonomis
Biaya yang relatif tinggi
Ketakutan akan kegagalan pribadi
Hilangnya status dan kekuasaan
Ancaman terhadap nilai dan idealisme
Tahapan dalam proses perubahan
Mencairkan ; mengubah dan membekukan kembali,
menyadari bahwa cara lama tidak lagi memadai karena
adanya krisis yg jelas dalam organisasi
Perubahan (mengubah); orang mencari cara baru
melakukan segala hal dan memilih pendekatan yg
menjanjikan
Mengubah kembali; pendekatan baru didirikan dan
diterapkan.
Mempengaruhi budaya
organisatoris
Cara-cara utama untuk budaya mempengaruhi:
1. Perhatian
2. Reaksi terhadap krisis
3. Pembuatan model peran
4. Alokasi penghargaan
5. Kriteria untuk seleksi dan pemberhentian
Pedoman untuk menerapkan
perubahan
Pedoman untuk tindakan politis dan organisatoris:
menentukan siapa yg dapat melawan atau memudahkan
perubahan
Membangun sebuah koalisi luas untuk mendukung perubahan
itu
Menggunakan satuan tugas untuk memandu implementasi
Mengawasi kemajuan perubahan
Terapkan perubahan pada awalnya
Memngisi posisi penting dengan agen-agen perubahan yang
kompeten
Pedoman yang berorientasi pada manusia :
+ menciptakan perasaan mendesak
mengenai kebutuhan akan perubahan
+ menyiapkan orang untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan
+ membantu orang untuk menghadapi beratnya
perubahan
+ memberikan kesempatan untuk keberhasilan
awal
+ tetap memberikan informasi kepada orang
mengenai kemajuan perubahan
+ memperlihatkan komitmen keberlanjutan
perubahan
+ memberikan kewenangan kepada orang untuk
menerapkan perubahan