Anda di halaman 1dari 22

1.

DHARMASTUTI CAHYA F
MODIFIKASI STRUKTUR 2. FATMA FABIGHA G
3. YUNI FAJAR ESTI
ANTISENSE 4. ALIFATUL LULUAH
(OLIGONUKLEOTIDA) 5. NANAN TRESNAASIH
6. NINDYAN DHANESWARI A
DALAM TERAPI GEN
Suatu oligomer yang terdiri dari
Oligonukleotida beberapa nukleosida yang
masingmasing dihubungkan
dengan ikatan fosfodiester
Oligonukleotida dapat berupa
DNA maupun RNA
Oligonukleotida harus mampu
menembus membran dan stabil
baik didalam lingkungan
ekstraseluler maupun intraseluler
Kestabilan oligonukleotida
dipengaruhi oleh enzim
endonuklease
Struktur umum
Struktur hasil modifikasi
GENERASI 2

Modifikasi
struktur
gula
Modifikasi
oligonukleotida
GENERASI 1 GENERASI 3
Modifikasi
pada Modifikasi
fosfat campuran
Lebih resisten terhadap nuclease
Waktu paruh dalam plasma yang lebih
lama
Lebih mudah disintesis dan memiliki
muatan negative yang memudahkan
untuk masuk ke dalam sel, juga dapat
mengaktifkan enzim RNase.
Yang paling banyak dipakai adalah
fosforotioat (untuk hasil in vivo dan in
vitro)
Contoh : Vitravene
1 Modifikasi Fosfodiester
METILFOSFONAT FOSFOROTIOAT
Tidak dapat menginduksi
Satu atom Oksigen diganti
RNase H untuk memecah
dengan atom Sulfur sehingga
mRNA sehingga kurang
menginduksi aktivitas RNase.
efisien.
Bersifat resisten nuklease.
Bersifat hidrofobik sehingga
Bersifat hidrofil.
sulit bercampur.
Struktur kiral sehingga
Strukturnya kiral sehingga
menurunkan afinitas terhadap
afinitas terhadap mRNA
mRNA.
menurun.
1 Modifikasi Fosfodiester
DITIOAT FOSFORAMIDAT

Atom Oksigen bebas diganti


dengan atom Sulfur.
Terjadi substitusi 3 oksigen
Endcapped fosforotionat
dengan 3 amino.
dimana ikatan 3 dan 5 nya
Memiliki resistensi tinggi
disulfatasi lebih stabil
terhadap nuklease.
terhadap enzim
eksonuklease.
1 Modifikasi Fosfodiester
GENERASI 2

Modifikasi
struktur
gula
Modifikasi
oligonukleotida
GENERASI 1 GENERASI 3
Modifikasi
pada Modifikasi
fosfat campuran
Generasi kedua dibuat untuk meningkatkan
afinitas ikatan dan stabilitas hibridisasi ke
mRNA dan
Meningkatkan resistensi terhadap enzim
nuclease,
Waktu paruh in vivo lebih lama,
Toksisitas rendah bila dibandingkan dengan
generasi pertama.
2 Modifikasi gula
Mengubah ikatan glikosidik Menempatkan O-metil, fluoro,
dari bentuk alamiah beta O-propil, O-alil atau gugus
menjadi bentuk anomer alfa lain pada posisi 2 dari gugus
dapat meningkatkan gula dapat meningkatkan
stabilitasnya terhadap afinitasnya terhadap RNA dan
nuklease. memberikan efek resistensi
Modifikasi alkil pada posisi 2 terhadap nuklease.
dari ribose Namun modifikasi ini tidak dapat
Yang paling banyak mengaktivasi RNase sehingga
digunakan adalah 2-O- efeknya sebagai antisense lemah.
Methyl (2- OME) and 2-O- Contoh : GEM 231 dan GEM 92
Methoxyethyl (2-MOE) (Hybridon)
2 Modifikasi gula
2 Modifikasi gula
GENERASI 2

Modifikasi
struktur
gula
Modifikasi
oligonukleotida
GENERASI 1 GENERASI 3
Modifikasi
pada Modifikasi
fosfat campuran
Memodifikasi cincin furanosa pada
oligonuklotida, bersamaan dengan modifikasi
dari fosfat atau ribose.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan afinitas
pada mRNA target dan stabil dalam cairan
tubuh. Selain itu, juga memberikan sifat
resisten terhadap nuclease.
Locked nucleic acid (LNA), Peptide nucleic
acid (PNA) dan Morpholino
phosphoroamidates (MF).
Walaupun generasi ketiga tidak dapat
mengaktivasi RNase, namun efek biologisnya
disebabkan dari halangan sterik terhadap
ribosom, sehingga mencegah proses
translasi
3 Modifikasi campuran
Locked nucleic acid
Peptide nucleic acid (PNA)
(LNA),
Hasil modifikasi pada bagian basa ikatan
fosfodiesternya diganti dengan poliamid
peptida) yang terdiri dari unit (2- Dapat meningkatkan
aminoetil) glisin. afinitas dan resistensi
Dapat mengenali double strand dna dan terhadap enzim nuclease
dapat memacu mutasi dari duplex dna. Dapat meningkatkan
Akiral dan sangat resisten terhadap kemampuan untuk
nuklease karena tidak ada ikatan menarik rnase
fosfodiester.
Tidak dapat menembus membran
3 Modifikasi campuran
3 Modifikasi campuran
4 Modifikasi basa
Closing Base Pair
Modification
Penggantian pasangan basa
yang tidak sebenarnya (non-
canonical (C-U)) dengan
pasangan basa yang
sebenarnya (canonical (C-G)).
Hal ini dilakukan untuk
membentuk keserasian ikatan
hidrogen agar tidak terjadi
penolakan pembentukan
pasangan basa sehingga
stabilitas siRNA dapat
4 Modifikasi basa
Penggantian pasangan basa
canonical menyebabkan
kenaikan stabilitas sirna dupleks
secara signifikan
Penguncian basa dalam LNA
jugamenyebabkan kenaikan
afinitas lna-protein argonaute
Pasangan basa residu RNA
dengan untaian G-C lebih
konvergen dibandingkan
pasangan basa residu RNA
dengan untaian G-C
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai