PENILAIAN GIZI BERDASARKAN

HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

Widati Fatmaningrum
18 Oktober 2012
 PEMERIKSAAN
LABORATORIUM (BIOKIMIA)
Lebih tepat
Lebih obyektif
Yang diperiksa:
1. Darah
2. Urine
3. Feses
 Komponen darah
1. Plasma darah
2. Butir-butir darah

Plasma darah dicentrifuse menghasilkan SERUM

Butir-butir darah : 1. Eritrosit
2. Leukosit
3. Platelet
 PENILAIAN STATUS MINERAL
Besi
Yodium
Zinc
Calsium
Magnesium
Tembaga
Selenium
 PEMERIKSAAN STATUS ZAT BESI

1. Hemoglobin (Hb)
2. Hematokrit (HCT)
3. Serum Besi
4. Saturasi Transferin
5. Serum Feritin
6. Total Iron Binding Capacity (TIBC)
7. Indeks Eritrosit
8. Morfologi Darah
 HEMOGLOBIN/Hb
* Senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah
* Kandungan rendah ANEMIA
Hb heme + globin
(Fe) + (protein)

Metode Sahli, Cyanmethemoglobin

* Nilai normal : Pria 14 18 g/dl

Wanita 12 16 g/dl
 HEMATOKRIT/HCT
* Presentasi masa sel darah merah pada volume
darah

Tinggi volume eritrosit yang dimampatkan

Tinggi total volume darah
X 100%

Nilai normal : pria 40 54%

wanita 37 - 47%

Kurang dr nilai normal ANEMIA

Serum besi
masa zat besi pada serum darah status besi

TIBC
Kapasitas pengikat zat besi
ANEMIA TIBC meningkat
Transferrin saturation (TS)
TS = kadar besi dalam serum
TIBC
TS > 16 % = defisiensi besi
pembentukan SDM dalam sumsum tulang kurang
Ferritin
Jumlah zat besi yang disimpan

Metode : ELISA

Jika < 12 /L defisiensi besi

PENILAIAN STATUS YODIUM
1. Yodium dalam urine
2. TSH (Tyroid Stimulating Hormon)

Yodium urine < 25 g ENDEMIS

BERAT
Yodium urine 25-50 g ENDEMIS
SEDANG
 PENILAIAN STATUS ZINC

1. Pada rambut
2. Zinc serum/plasma

Normal pd plasma 12-17 mmol/L

Guna Zn : co-enzim
 PENILAIAN STATUS CALSIUM
Periksa pada serum
Nilai normal : 2,1 2,6 mmol/L

Guna Ca:
Proses pembekuan
Jaringan syaraf
PENILAIAN STATUS PROTEIN
Fraksi protein dalam darah : albumin,
globulin, fibrinogen
Peran fisiologis protein :
Mengatur tekanan air
Cadangan protein tubuh

Mengontrol perdarahan

Transport zat gizi tertentu

Sebagai antibody

Mengatur aliran darah

 Status Protein
Status protein SERUM PROTEIN

Kadar normal Albumin : 3,5-5 g/100 mL

Kadar normal Globulin : 1,5-3 g/100 mL
Kadar normal Fibrinogen : 0,2-0.6 g/100 mL
*Penurunan serum protein disebabkan oleh
penurunan produksi dalam liver*

Penentuan serum protein meliputi : Albumin,

transferrin, retinol binding protein (RBP),
Insulin-like Growth Factoor-1 (IGF-1)
PENILAIAN STATUS VITAMIN A
vit. A dlm hati

vit A plasma

disfungsi retina

perubahan jar. epitel

 Status vit. A
1. serum retinol
2. retinol binding protein (RBP)
Metode :

1. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

2. Kalorimetri
 PEMERIKSAAN ZAT GIZI
SPESIFIK
1. KEP
2. ANEMIA
3. KVA
4. GAKI
 KEP
Nilai prealbumin dlm kaitannya status gizi

STATUS GIZI NILAI PREALBUMIN (mg/dl)

Gizi baik 23,8 + 0,9
Gizi sedang 16,5 + 0,8
Gizi kurang 12,4 + 1,0
Gizi buruk Marasmus 7,6 + 0,6
Marasm-Kwash 3,3 + 0,9
Kwashiorkor 3,2 + 0,4
 KVA
Penentuan masalah kesehatan masyarakat pd KVA

Indikator Batas prevalensi

Plasma Vit A > 10 g/dL > 5%
Liver Vit A > 5 g/dL > 5%
 ANEMIA
Untuk menetapkan prevalensi anemia adalah :
Menggunakan kadar Hb / HCT
Anak usia 6 bulan 6 tahun : 11 gram / dl
Anak usia 6 tahun 14 tahun : 12 gram / dl
Wanita dewasa : 12 gram / dl
Laki-laki dewasa : 13 gram / dl
Ibu hamil : 11 gram / dl
Ibu menyusui > 3 bulan : 12 gram / dl
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)
 GAKY
Tingkat keparahan gondok endemik yg disebabkan
defisiensi Yodium ekskresi Yodium dlm urine

Tahap I : > 50 g/g kreatinin dlm urine : suplai hormon

tyroid NORMAL
Tahap II : 25-50 g/g kreatinin dlm urine : suplai
hormon tyroid tidak cukup : RISIKO HIPOTIROID
Tahap III : < 25 g/g kreatinin dlm urine : suplai
hormon tyroid tidak cukup: RISIKO KRETIN
 KEUNGGULAAN

1. Dapat mendeteksi kurang gizi

lebih dini
2. Hasil pemeriksaan lebih obyektif
3. Menunjang hasil pemeriksaan
metode lain
 KELEMAHAN
1. Bisa dilakukan setelah adanya
gangguan metabolisme
2. Butuh biaya mahal
3. Perlu tenaga ahli
4. Kurang praktis di lapangan
5. Pemeriksaan tertentu spesimen sulit
diperoleh