Serbuk bor yang dihasilkan pada waktu operasi pemboran harus segera diangkat
ke permukaan agar tidak terjadi penumpukan serbuk bor di dasar lubang.
Kapasitas pengangkatan serbuk bor tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
kecepatan aliran di anulus, viskositas plastik, yield point lumpur pemboran dan slip
velocity dari serbuk bor yang dihasilkan.
MENGONTROL TEKANAN FORMASI
Untuk keselamatan pemboran, tekanan formasi yang tinggi juga harus diimbangi
dengan tekanan hidrostatik lumpur yang tinggi, sehingga tekanan hidrostatik lumpur
lebih besar dari tekanan formasi.
Secara efektif perbedaan anatara tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan
formasi (overbalance pressure) harus sama dengan nol, tetapi dalam praktek
harganya sekitar 100 - 200 psi. Untuk mengontrol tekanan formasi tersebut
dilakukan dengan mengatur berat (densitas) lumpur.
MENDINGINKAN SERTA MELUMASI PAHAT DAN
DRILLSTRING
Perputaran pahat dan drillstring terhadap formasi akan menghasilkan panas,
sehingga dapat mempercepat keausan pahat dan drillstring. Selain panas yang
ditimbulkan akibat gesekan juga panas yang berasal dari formasi itu sendiri, dimana
semakin dalam formasi yang dibor, temperatur juga semakin tinggi.
Dengan adanya lumpur pemboran, maka panas tersebut dapat ditransfer keluar
dari lubang bor. Lumpur pemboran dapat membantu mendinginkan drillstring dengan
menyerap panas dan melepaskannya, melalui proses konveksi dan radiasi, pada
udara di sekitar mud pit.
Lumpur pemboran juga dapat melumasi pahat dan drillstring dengan menurunkan
friksi drillstring dan pahat dengan formasi yang ditembus. Untuk mendapatkan
pelumasan yang lebih baik pada umumnya dapat ditambahkan sedikit minyak
kedalam lumpur.
MEMBERSIHKAN DASAR LUBANG BOR
Secara umum, pembersihan dasar lubang bor dilakukan dengan menggunakan
fluida yang encer pada shear rate tinggi saat melewati nozzle pada pahat. Ini
berarti bahwa fluida yang kental kemungkinan besar dapat digunakan untuk
membersihkan lubang bor, jika fluida tersebut mempunyai sifat shear thinning yang
baik.
Dan pada umumnya, fluida dengan kandungan padatan (solid content) yang rendah
merupakan fluida yang paling baik untuk membersihkan dasar lubang bor.
KOMPOSISI LUMPUR PEMBORAN
FASA CAIR
Fasa cair lumpur pemboran pada umumnya dapat berupa air, minyak, atau
campuran air dan minyak. Air dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu air tawar dan
air asin. Air asin juga dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu air asin tidak jenuh
dan air asin jenuh.
Sekitar 75% lumpur pemboran menggunakan air, karena mudah didapat, murah,
mudah dikontrol jika terdapat padatan-padatan (solid content) dan merupakan fluida
yang paling baik sebagai media penilaian formasi. Istilah oil-base muds digunakan
jika kandungan minyaknya lebih besar dari 95%. Sedangkan emulsion muds
mempunyai komposisi minyak 50 -70% (sebagai fasa kontinyu) dan air 30 - 50%
(sebagai fasa diskontinyu).
FASA PADAT (SOLIDS)
Fasa padat dibagi dalam dua kelompok, yaitu padatan dengan berat jenis
rendah dan padatan dengan berat jenis tinggi. Padatan berat jenis rendah dibagi
menjadi dua, yaitu Non-reactive solid (inert solid) dan Reactive solid.
REACTIVE SOLID
Reactive solid adalah clay, merupakan padatan yang dapat bereaksi dengan
air, membentuk koloid. Clay dapat didefenisikan dengan partikel yang bermuatan
listrik dan mampu menyerap air, dan material yang dapat mengembang (swelling)
jika menyerap air.
TERIMA KASIH
Rizky.franchitika@gmail.com