Anda di halaman 1dari 28

Pengisian airtanah buatan

(Artificial recharge of
groundwater)
RIZKY FRANCHITIKA, ST, M. ENG
PENGERTIAN
Meningkatnya penggunaan airtanah dan di lain pihak jumlah air hujan yang
meresap ke dalam tanah berkurang akibat meningkatnya koefisien limpasan
(runoff).
Meningkatnya koefisien limpasan disebabkan oleh perubahan tata guna lahan
serta pertumbuhan perkotaan sehingga banyak area resapan tertutup oleh
bangunan.
Hal ini menyebabkan ketidak-seimbangan antara jumlah pemakaian airtanah
dan jumlah air hujan yang meresap (recharge).
Salah satu cara untuk melestarikan airtanah adalah dengan mengembangkan
teknologi peresapan atau pengisian air tanah buatan, yaitu teknik meresapkan
air hujan atau air permukaan ke dalam tanah agar jumlah air tanah menjadi
bertambah.
Artificial recharge adalah sebuah proses dimana air hujan atau kelebihan air
permukaan diresapkan ke dalam tanah, baik dengan menyebarkannya di
permukaan, dengan menggunakan sumur resapan, atau dengan mengubah
kondisi alami untuk meningkatkan infiltrasi yang bertujuan untuk mengisi
kembali aquifer.
Manfaat pengisian airtanah buatan
(artificial recharge)
Tidak dibutuhkan struktur penyimpanan yang besar untuk menyimpan air. Struktur yang
dibutuhkan kecil dan hemat biaya,
Meningkatkan cadangan airtanah atau meningkatkan permukaan air tanah,
Kerugian dapat diabaikan jika dibandingkan dengan kerugian menyimpan air di permukaan air
tanah,
Meningkatkan kualitas air tanah akibat pengenceran bahan kimia/garam berbahaya,
Tidak ada efek samping seperti penggenangan daerah permukaan yang luas dan kehilangan atau
kerusakan tanaman,
Tidak ada pemindahan penduduk setempat,
Pengurangan biaya energi untuk memompa air tanah terutama pada tempat dimana kenaikan
permukaan air tanah cukup besar,
Memanfaatkan kelebihan limpasan air permukaan, sehingga air hujan tidak terbuang sia-sia.
Identifikasi area resapan
- Langkah pertama dalam merencanakan skema resapan buatan adalah
membatasi luas daerah resapan.
- Daerah tersebut sedapat mungkin adalah berupa daerah aliran sungai micro
(micro-watershed (2000-4000ha) atau minimal (20-50 ha).
- Namun skema lokal juga dapat digunakan untuk kepentingan sebuah dusun
tunggal atau desa.
Pembatasan daerah resapan didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
a. Dimana permukaan air tanah menurun akibat eksploitasi berlebihan,
b. Dimana bagian substansial dari akuifer telah di desaturasi, yaitu regenerasi air
dalam sumur dan pompa tangan yang lambat setelah air diambil,
c. Dimana ketersediaan air tanah atau air sumur tidak mencukupi terutama
selama berbulan-bulan kering,
d. Dimana kualitas air tanah buruk dan tidak ada alternatif sumber air lain,
Sumber air untuk resapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Curah hujan di daerah yang terdapat resapan,
Luas atap dimana air hujan dapat dikumpulkan untuk pengisian air tanah
batuan,
Kanal dari waduk besar dimana air tersedia untuk pengisin air tanah buatan,
Sungai alami yang mana kelebihan airnya dapat dialihkan untuk pengisian air
tanah tanpa melanggar hal pengguna lain,
Air limbah perkotaan dan industri yang diolah baik. Air ini hanya dapat
digunakan setelah kualitasnya dipastikan sudah memenuhi persyaratan sesuai
peraturan yang berlaku.
Pengisian air tanah buatan memerlukan
pertimbangan beberapa faktor, antara lain:
Kuantitas air yang tersedia,
Perioda waktu dimana sumber air tersebut dapat digunakan untuk pengisian
air tanah buatan,
Kualitas sumber air dan pengolahan awal yang diperlukan,
Sistem pengaliran air yang dibutuhkan untuk membawa air ke tempat
resapan.
Sri harto (1993) mengilustrasikan
ketertarikan antara infiltrasi dengan
perkolasi. Pada gambar menunjukkan,
jika kondisi antara laju infiltrasi dan
perkolasi yang tidak seimbang. Gambar
(a) meski laju perkolasi tinggi, namun laju
infiltrasi memberikan masukan air
terbatas. Dalam keadaan seimbang
kedua kenyataan ini ditentukan oleh laju
infiltrasi. Sebaliknya pada gambar (b) laju
perkolasi yang rendah menentukan
Gambar: Skema infiltrasi dan perkolasi pada dua keadaan seluruhnya. Dalam kenyataan,
lapisan tanah. (a) infiltrasi kecil dan perkolasi besar, (b) proses yang terjadi tidak sesederhana
infiltrasi besar dan perkolasi kecil. itu, karena adanya kemungkinan aliran
antara.
Gambar laju infiltrasi sebagai fungsi waktu
pada kondisi tanah basah dan kering
Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan
untuk skema peresapan buatan adalah:
Metode umum untuk meminimalkan
penyumbatan, antara lain:
Cara pengisian air tanah
Secara alami
Pada waktu hujan turun akan berlangsung proses infiltrasi air ke dalam tanah
hingga mencapai akuifer yang telah berkurang kandungan airnya, sehingga
permukaan air tanah meningkat kembali. Berbagai pemanfaatan dengan jalan
pemompaan atau karena berlangsungnya aliran air tanah yang menjadikan air
bergerak ke tempat-tempat yang bermata air, menjadikan permukaan air tanah
meningkat kembali.
Dengan demikian telah berlangsung pengisian lapisan akifer secara alami. Bila
telah terjadi proses penurunan tanah akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan, maka dalam proses pengisan kembali air tanah akan banyak terjadi
penyimpangan, karena aliran air tanah yang bergerak dengan tekanan tinggi,
tidak dapat bergerak dengan kecepatan seperti semula, terhalang oleh
kemampuan peresapannya.
Pada permukaan tanah yang turun, air akan membentuk genangan yang
kerapkali menimbulkan limpahan yang cukup besar dibarengi dengan
membawa/mengangkut partikel-partikel tanah yang dapat dikikisnya.
Karena infiltrasi berlangsung terus, mengakibatkan aliran air tanah bergerak
terus, maka pada tempat-tempat yang terhalang akan terjadi penjebolan,
dan air akan mengalir dari tempat tersebut mengikuti aliran, sebagian lagi
akan mengisi akifer dan sisanya mengisi sungai dan celah yang terbentuk.
Pengisian buatan (dengan cara penyebaran air)
Cara ini dilakukan penyebaran air pada permukaan tanah sehingga air
akan meresap dari permukaan tanah tersebut ke akuifer, yang pada dasarnya
akan sama dengan pe-resapan air hujan ke dalam tanah. Pengisian ini
mempunyai pengaruh langsung terhadap air tanah bebas pada lapisan yang
dangkal. Pada pengisian air celah pada lapisan akifer yang cukup dalam dengan
cara ini sangat efektif. Pengaturan penggenangan petak-petak persawahan dapat
dimasukkan dalam pelaksanaan cara ini. Dengan demikian banyaknya petak
persawahan yang terbentuk di suatu daerah dapat juga membantu usaha
konservasi air terutama pada lapisan yang dangkal.
Dengan cara pengisian kembali melalui sumur
a. Harus dibuatkan sumur yang tembus ke akuifer, hal ini dapat dilakukan
dengan pengeboran,
b. Air yang dialirkan ke dalam sumur itu harus yang bersih, untuk
menghindarkan penyumbatan dan berkkualitas baik dan dilaksanakan terus
selama pengaliran memungkinkan.
Ada beberapa cara untuk pengisian air tanah buatan (Kumar
dan Aiyagari, 1997), antara lain:
Metode cekungan (basin method)

Gambar generalisasi penampang resapan


buatan dari permukaan tanah menggunakan
Surface Spreading Techniques
Metode parit (furrow method)
Pengisian air tanah buatan dengan
metoda saluran alami
Metode irigasi
Metode pengisian melalui lubang galian
Sumur resapan
(a) Sumur resapan vertikal
(b) Sumur resapan vertikal dengan pipa
injeksi
(c) Sumur resapan lateral
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai