Gelombang Dan Bunyi
Gelombang Dan Bunyi
Andrew (0710013000..)
Anggie Jiasita (0710013000..)
Anne Rifa (0710013000..)
Annisa Athadi Gayo (0710013000..)
Annisa Dwiyanti (0710013000..)
Anugrah Rachmarifqi (0710013000..)
GELOMBANG
Persamaan gelombang
Besaran dalam gelombang
Superposisi gelombang
BUNYI
Intensitas bunyi
Bunyi pada dawai dan pipa organa
Resonansi
Pelayangan bunyi
Efek doppler
Optika Geometri
Teori cahaya
Sifat-sifat cahaya
Cermin dan lensa
Alat-alat optika
Optika Fisis
Interferensi
Difraksi
Polaritas
GELOMBANG
V=A cos t
a= -A sin t
BESARAN GELOMBANG
Amplitudo (A): yaitu simpangan maksimum getaran yang dihitung dari titik
kesetimbangan( satuan SI meter)
Periode (T): waktu yang diperlukan untuk menempuh untuk satu gelombang penuh.
(satuan SI sekon)
Frekuensi (F): jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap detik.(satuan SI
adalah persekon atau Hertz).
Cepat rambat gelombang (V): jarak yang ditempuh gelombangper satuan waktu.
Sebuah gelombang berjalan mempunyai persamaan simpangan Y = 0,5 sin
(40t + 8x) m. Cepat rambat gelombang tersebut adalah ?
Y = 0,5 sin (40t + 8x) m = 40 , dimana = 2F
Y = 0,5 sin (40 t + 8 x) m 2F = 40
F = 40/2
k = 2 / F = 20Hz 8 = 2 /
= 8 / 2
= 4
= 0,25 m f = 20 Hz
v=F.
v = 20 Hz . 0,25 m
v = 5 m/s
SUPERPOSISI GELOMBANG
Jawab :
a) y superposisi = y1 + y2
= 2 sin (8x - 100t) + 2 sin (8x + 100t)
= 2 sin (8x - 100t) + 2 sin (8x + 100t)
Besar energi bunyi per satuan waktu yang menembus bidang tiap satuan luas.
Keterangan:
Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritmik antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang
pendengaran. Taraf intensitas bunyi dinyatakan dalam desibel (dB), didefinisikan sebagai berikut.
Keterangan:
I : intensitas bunyi
L0 : intensitas ambang pendengaran (1012 w/m2)
B : taraf intensitas (dB)
Tingkat intensitas bunyi ambang pendengaran adalah 0 dB. Sedangkan ambang rasa sakit karena bunyi adalah 120
dB. Hal ini bersesuaian dengan intensitas bunyi antara 1012 watt/m2 sampai 1 watt/m2.
DAWAI
Senar atau dawai adalah benang dengan ketebalan dan bahan tertentu yang dapat menghasilkan
bunyi ketika kita menggetarkannya.
Frekuensi ini terjadi ketika dawai bergetar tetapi kedua ujung dawai yang terikat tidak bebas
bergerak. Frekuensi nada dasar juga sering disebut frekuensi harmonik kesatu. Nada dasar ini akan
didapat jika dawai dipetik tepat pada tengah-tengahnya. Pada saat itu terbentuk 2 simpul dan satu
perut. Maka panjang dawai (senar) sama dengan panjang setengah gelombang. Jika panjang dawai
(l) dan panjang gelombang () maka dapat dirumuskan:
l = 1/2 atau = 2l
Jika kita padukan dengan rumus frekuensi f = v/ maka kita bisa menemukan frekuensi nada dasar
dengan rumus (fo) dengan rumus
F = tegangan dawai (N)
= massa persatuan panjang (Kg/m)
l = panjang dawai (m)
fo = frekuensi nada dasar (Hz)
Dawai juga dapat digetarkan sedemikian sehingga antara kedua ujungnya terdapat
dua buah simpul, yaitu dengan cara pada jarak panjang dawai dari salah satu
ujungnya dijepit dengan penumpu dan dawai digetarkan pada jarak L, maka pola
gelombang yang terjadi dapat digambar sebagai berikut :
Seluruh panjang dawai akan menggetar dengan membentuk 1 gelombang.
dari data di atas dapat disimpulkan :
fo : f1 : f2 : . . . = 1 : 2 : 3 : . . .
Yang disebut nada selaras (nada harmonis) atau juga dinamakan nada flageolet.
Rumus umum dari pada frekwensi nada-nada tersebut di atas adalah :
karena v adalah kecepatan rambat gelombang transversal, maka
dari persamaan di atas dapat disimpulkan dalam hukum Mersenne berikut ini :
1. Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan panjang dawai.
2. Frekwensi nada dasar dawai berbanding lurus ( berbanding senilai ) dengan
akar kuadrat tegangan tali.
3. Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan akar kudrat
penampang dawai.
4. Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan akar kuadrat masa
jenis bahan dawai.
Dari persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa perbandingan frekuensi nada dasar
dan nada-nada atas suatu dawai yang keuda ujungnya terikat merupakan bilangan-
bilangan bulat positif.
Jumlah () Perut = n + 1
Jumlah () Simpul = n + 2
Jumlah () Simpul = Jumlah () Perut + 1
Jadi frekuensi nada atas ke-n pada sumber bunyi dawai dapat dirumuskan
PIPA ORGANA
Pipa organa adalah sebuah elemen penghasil suara. Pipa tersebut akan
beresonansi (mengeluarkan suara) pada nada tertentu ketika ada aliran udara
yang ditiupkan pada tekanan tertentu. Piano-piano mekanik yang yang
sering terlihat di greja atau konser musik klasik punya banyak pipa organa.
Masing-masing pipa punya ukuran dan disetting untuk skala nada tertentu.
Pipa organa ternyata punya sifat yang unik. Pada tahun 1877, Seorang
ilmuwan Lord Rayleigh melakukan pengamatan dua pipa organa yang
identik. Fisikawan asal negeri Ratu Elisabeth ini menemukan keanehan.
Ketika kedua pipa ditiup bersamaan bunyi yang dihasilkan cenderung pelan,
tidak jelas dan tidak berisik (saling meniadakan). Akan tetapi ketika
diantara kedua pipa organa tersebut di beri sekat penghalang bunyi yang
dihasikan bisa terdengar keras dan jernih.
PIPA ORGANA TERBUKA
Pipa organa terbuka adalah sebuah kolom udara yang kedua ujung
penampangnya terbuka. Apabila pipa ini ditiup, udara dari dalam pipa
organa itu membentuk pola gelombang stasioner. Ciri dari pipa ini adalah
kedua ujungny langsung berhubungan dengan udara luar.
Nada Dasar
Pada Nada dasar dalam pipa organa
Karena l = = 2l maka
terbuka terbentuk 1 simpul dan 2
rumus frekuensi nada dasarnya
perut dan terjadi 1/2 gelombang.
fo = v/2l
Dengan damikian panjang pipa sama
dengan setengah gelombang
f2 = (n+1)v/2l
Frekuensi Nada Atas Ke n
dengan n = 1,2,3 dst
Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tetutup adalah sebuah kolom udara yang salah satu
ujungnya tertutup dan ujung yang lain terbuka. Apabil pipa
organan ini ditiup akan dihasilkan pola gelombang stasioner
dimana ujung yang tertutup selalu menjadi titik simpulnya.
Sobat tahu klarinet? Klarinet (clarinet) adalah alat musik tiup
dengan corong tiup tunggal. Alat ini berbentuk pipa dengan dua
ujung, satu ujung terbuka dan satu ujung tertutup. Kalau sobat
sering lihat Squidward di spongebob, pasti tahu klarinet itu apa.
Rumus Rumus Dalam Pipa Organa Tertutup
Pada pipa organa tertutup, karena ujunganya tertutup dan
merupakan simpul, maka dalam pipa organa ini untuk nada
dasar dan nada atas jumlah simpul dan perut yang terjadi dalam
pipa tersebut adalah sama. Berikut rumus selengkapnya.
Nada Dasar
Berbeda pada pipa organa terbuka, nada
Karena l = = 4l maka
dasar dalam pipa organa tertutup terbentuk 1
rumus frekuensi nada dasarnya
simpul dan 1 perut dan terjadi gelombang.
fo = v/4l
Dengan demikian panjang pipa sama dengan
gelombang
f2 = (2n+1)v/2l
Frekuensi Nada Atas Ke n
dengan n = 1,2,3 dst
RESONANSI
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat
dari frekuensi itu.
PELAYANGAN BUNYI
fL f 1 a fL a - f 1
3 300 - a 3 a - 300
a 297 Hz a 303Hz
EFEK DOPPLER
Sebagai Gelombang:
1. Refleksi (Pemantulan)
2. Refraksi (Pembiasan)
3. Difraksi (Pelenturan)
4. Interferensi
5. Polarisasi
Sebagai Partikel:
1. Efek Foto Listrik
2. Hamburan Compton
REFLEKSI (PEMANTULAN)
REFRAKSI (PEMBIASAN)
PEMBIASAN OLEH PRISMA
WARNA CAHAYA
Warna Primer
Warna Adisi
Warna Komplementer
CERMIN DAN LENSA
CERMIN
Cermin merupakan sebuah benda dengan permukaan yang dapat memantulkan bayangan benda
dengan sempurna.
Dalam optik fisika, cermin dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Cermin Datar
2. Cermin Cekung
3. Cermin Cembung
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s) akan menghasilkan jarak fokus f.
hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis :
dengan :
f = jarak fokus (m),
s = jarak benda (m), dan
s = jarak bayangan (m)
Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh cermin dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
M= =
LENSA
1 1 1
= +
2. Daya Lensa (P)
1
P=
3. Perbesaran (M)
M= =
ALAT-ALAT OPTIK
Alat-alat optik pada fisika terdiri dari :
1.Kacamata
M=
3. Teropong
Teropong atau teleskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa objektif (lensa yang terletak
didekat objek) dan lensa okuler (lensa yang didekat mata). Perbesaran bayangan dapat dihitung dengan
menggunakan :
a. Mata akomodasi maksimum
M = + 1
b. Mata tanpa akomodasi
=
d = f ob + S ok
4. Mikroskop
Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa objektf dan lensa okuler. Sifat bayangan
yang dihasilkan oleh mikroskop adalah maya , terbalik, dan diperbesar.
Perbesaran Bayangan pada mikroskop :
a. Mata Akomodasi Maksimum
= = + 1 M total = Mob x M ok
b. Mata Tanpa Akomodasi
= = Mtotal = M ob x M ok
= +
5. Kamera
Kamera merupakan alat optik yang terdiri dari sebuah lensa positif untuk
membentuk bayangan mata. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh kamera adalah nyata,
terbalik, dan diperkecil.
6.Proyektor
Proyektor merupakan alat optik yang digunakan untuk memproyeksikan
gambar pada layar. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh proyektor adalah nyata, tegak,
dan diperbesar.
CONTOH SOAL
1.Sebuah objek setinggi 5 cm diletakkan 12 cm di depan cermin ekung (cermin konvergen) yang
memiliki jari-jari kelengkungan 20 cm. Tentukan jarakbdan perbesaran bayangan !
Penyelesaian:
Dik, h = 5 cm , R = 20 cm
s = 12 cm ,
Dit, s ? M ?
Jwb:
20
f= = = 10
2 2
1 1 1
= +
1 1 1 12 10 120
= = = = = 60 cm
12 10 2
60
M= = = 5
12
OPTIKA FISIS
INTERFERENSI
Perpaduan dua gelombang atau lebih yang dapat menimbulkan pola intensitas
yang baru.
Frekuensi amplitudo dan beda fasa harus koheren.
Terdapat dua macam interferensi:
Interferensi Konstruktif
Interferensi Destruktif
INTERFERENSI YOUNG
Terdiri dari lensa plankonveks dan kaca planparallel dan disinari cahaya
monokromatik dari atas lensa plankonveks
R = Jari-jari plankonveks
Deretan celah sempit yang sama lebar dan dibatasi penutup yang sama lebar
dengan celah tersebut
Lebar satu celah ditambah dengan lebar satu penutup dinamakan konstanta
kisi
Syarat terjadinya interferensi maksimum :
d sin m = m , m = 1,2,3, (orde difraksi)
d = konstanta kisi (lebar dua celah)
= panjang gelombang sumber
m = sudut orde ke
POLARISASI