Anda di halaman 1dari 67

HAKIKAT EVALUASI

SEJARAH EVALUASI PENGERTIAN EVALUASI


Pada zaman dahulu kala ketika manusia
berburu dengan tombak yang terbuat dari
ranting kayu yang ujungnya diberi batu.
Ketika mereka gagal dan tidak mendapatkan
binatang buruan, mereka mencoba berpikir
reflektif atas ketidak berhasilan tindakan
mereka, kemudian memperbaikinya lagi baik
secara parsial maupun total sehingga mereka
bisa lebih berhasil dalam mendapat kan
hewan buruannya.
Di cina untuk dapat menduduki sebuah
jabatan pemerintah harus melalui prosedur
yang sangat ketat. Semua para calon pejabat
dievaluasi secara intensif oleh para evaluator
sebelum mereka menjadi pejabat
pemerintahan
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses
merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternative-
alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann,
197 8:5)
Menurut Wiersma dan Jurs evaluasi adalah
suatu proses yang mencakup pengukuran dan
testing yang juga berisi pengambilan
keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan
dengan pendapat Arikunto yang menyatakan
bahwa evaluasi merupakan kegiatan
mengukur dan menilai. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa evaluasi memiliki
cakupan yang lebih luas dari pengukuran dan
penilaian.
Evaluasi menurut Bloom Evaluation as well
it, is the systematic collection of evidence
to determine whether in fact certain
changes are taking place in the individual
studentsevaluasi sebagai kita lihat adalah
pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri
pribadi siswa.
Menurut Stufflebeam: evaluation is the
process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging
decision alternativesevaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyajikan informasi yang berguna untuk
menilai alternative keputusan
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang
sistematis
Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan
berbagai informasi atau data yang
menyangkut objek yang sedang dievaluasi
Setiap kegiatan evaluasi khususnya evaluasi
pengajaran tidak dapat dilepaskan dari
tujuan-tujuan pengajaran yang hendak
dicapai
Sebagai suatu program

Berdasarkan Tujuannya

Berdasarkan Sasaran

Berdasarkan Lingkup Kegiatan


Pembelajaran

Objek Dan Subjek Evaluasi


Sebagai suatu program

1. Evaluasi Perencanaan Dan Pengembangan

Hasil evaluasi ini sangat diperlukan


untuk medisain program
pembelajaran.Sasaran utamanya
adalah memberikan bantuan tahap
awal dalam penyusunan program
pebelajaran.
2. Evaluasi Monitoring

Evaluasi ini dimaksudkan untuk


memeriksa apakah program
pembelajaran mencapai sasaran
secara efektif dan apakah program
pembelajaran terlaksana sebagai
mestinya.
3. Evaluasi Dampak

Evaluasi ini dimaksudkan untuk


mengetahui dampak yang
ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.Dampak ini dapat
diukur berdasarkan kriteria
keberhasilan sebagai indikator
ketercapaian tujuan program
pembelajaran
4. Evaluasi Efisiensi- Ekonomis

Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat


efisiensi pelaksanaan program pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan perbandingan antara
jumalah biaya, tenaga, dan waktu yang
diperlukan dalam suatu program pembelajaran
dengan program lainnya yang memiliki tujuan
yang sama
5. Evaluasi Program Komprehensif

Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program


pembelajaran secara menyeluruh, seperti
perencanaan program, pelaksanaan program,
monitoring pelaksanaan, dampak program,
tingkat keefektifan dan efisiensi
Berdasarkan Tujuannya

1. Pre-test dan Post-test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin


pada setiap akan memulai penyajian baru.
Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan
disajikan
Sedangkan post-test adalah kebalikan dari
pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru pada setiap akhir penyajian
materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui
taraf pengetahuan siswa atas materi yang
telah diajarkan.
2. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian


sebuah satuan pelajaran.Evaluasi ini bertujuan untuk
mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor
penyebabnya.
3. Evaluasi Selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi


yang digunakan untuk memilih siswa
yang paling tepat atau sesuai dengan
kriteria program kegiatan tertentu.

4. Evaluasi Penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan


untuk menempatkan siswa dalam program
pendidikan tertentu yang sesuai dengan
karakteristik siswa
5. Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai ulangan yang dilakukan


pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan
mengajar

6. Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang


dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau
disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan belajar siswa
7. Ujian Nasional (UN)

Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama


dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat
penentu kenaikan status siswa
Berdasarkan Sasaran

1. Evaluasi Konteks

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks


program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang
program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam
perencanaan

2. Evaluasi Input

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik


sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan.
3. Evaluasi Proses

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk


melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan
rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan yang muncul dalam proses
pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi Hasil atau Produk

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program


yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan
akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

5. Evaluasi Outcom atau Lulusan

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar


siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke
masyarakat.
Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran

1. Evaluasi Program Pembelajaran

Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan


pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspe-aspek program
pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi Proses Pembelajaran

Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses


pembelajaran dengan garis-garis besar program
pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat


penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum
maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif,
afektif, psikomotorik.
Objek Dan Subjek Evaluasi

1. Berdasarkan Objek

Evaluasi Input
Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan
kepribadian, sikap, keyakinan.
Evaluasi Transformasi
Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
Evaluasi Output
Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada
ketercapaian hasil pembelajaran.
1. Berdasarkan subjeknya

Evaluasi Internal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam
sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
Evaluasi Eksternal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar
sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua,
masyarakat
Instrument (alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien.
1. Skala Bertingkat (rating scale)
Skala mengambarkan suatu nilai yang
berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya
dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan
atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan
dalam bentuk skala.
Ditinjau dari segi siapa Ditinjau dari segi menjawab
yang menjawab:
1. Kuesioner Tertutup
1. Kuesioner Langsung
2. Kuesioner Terbuka
2. Kuesioner Tidak
Langsung
4. Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan
seseorang selama masa kehidupannya.
Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:
Interviu bebas; responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-
patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun terlebih dahulu, sehingga responden pada waktu
menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan oleh penanya.
Ada tiga macam obervasi (pengamatan), yaitu :
Observasi partisipan; observasi yang dilakukan oleh pengamat,
tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti
kegiatan kelompok yang sedang diamati.
Observasi sistematik: dimana factor-faktor yang diamati sudah
didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
Dalam observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan
demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang
melingkungi dirinya.
Observasi eksperimental; terjadi jika pengamat tidak
berpatisipasi dalam kelompok.
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan
objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang
diinginkan seseorang dengan cara yang tepat dan cepat
Adalah tes yang digunakan untuk mengertahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan
kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian
perlakuan yang tepat
Diasnogtic ke-1

Dilakukan terhadap calon siswa sebagai input,


untuk mengetahui apakah calon tersebut sudah
menguasai pengetahuan yang merupakan dasar
untuk menerima pengetahuan di sekolah yang
dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes
penjajakan atau dalam istilah bahasa inggis
entering behaviour test.
Diasnogtic ke-3

Dilakukan dilakukan terhadap siswa yang sedang


belajar, karena tidak semua siswa dapat
menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru
dengan lancar. Maka pengajar (guru) disini harus
sekali-kali memberikan tes diagnostic untuk
mengetahui bagian mana dari bahan yang
diberikan itu belum dikuasai oleh siswa. Dan
mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut
belum menguasai bahan.
Diasnogtic ke-2

Dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan


mulai mengikuti program. Dan tes diagnostic ini
berfungsi sebagai tes penempatan (placement
test).
Diasnogtic ke-4

Dilakukan pada waktu siswa akan mengakhiri


pelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia
berikan.
2. Tes Formatif

Adalah tes yang diberikan pada akhir setiap


program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir
proses. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program
tertentu. Evalusi formatif mempunyai manfaat, baik bagi
siswa, guru, maupun program itu sendiri.
2. Tes Sumatif dan Subsumtif
Pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan
pada perempat semester atau caturwulan dan pada
pertengahan semester (caturwulan) yang lazim kita sebagai
mind semester.
Evaluasi sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi
setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap
akhir semester (caturwulan), setelah para siswa menyelesaikan
program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran
tertentu selama satu perode waktu tertentu pula. Adapun
fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi
hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran
selama satu semester atau caturwulan.
Menilai ketercapaian tujuan
Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi
Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang telah siswa ketahui
Motivasi belajar siswa
Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum
Mendeskripsikan kemampuan belajar
siswa
Mengetahui tingkat keberhasilan proses
pembelajaran
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
Memberikan pertanggungjawaban
A. Perencanaan Evaluasi
Dalam perencanaan evaluasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, seperti tujuan, kisi-kisi, menulis soal, uji coba dan
analisis soal, revisi dan merakit soal.
1. Menentukan Tujuan Evaluasi
Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta
ditentukan sejak awal karena tujuan evaluasi tersebut
menjadi dasar untuk menentukan arah dan ruang lingkup
materi evaluasi.
2. Menyusun Kisi-Kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi evaluasi
betul-betul representatif dan relevan dengan materi
pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta
didik.
3. Menulis Soal
Merupakan salah satu langkah penting untuk dapat
menghasilkan alat ukur atau tes yang baik. Penulisan
soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan
pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan
terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik
bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya.
4. Uji Coba dan Analisis Soal
Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu
diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya
untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah,
diperbaiki dan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana
yang baik digunakan untuk selanjutnya.
Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain:
Ruangan tempat tes diusahakan seterang mungkin
Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes
Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes
dengan ketat tapi tidak mengganggu suasana tes
Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya
soal yang diberikan
Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua
petunjuk dan perintah dari penguji
Hasil uji coba hendaknya diolah, dianalisis dan
diadministrasikan dengan baik sehingga dapat diketahui
soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya dapat
diperbaiki kembali
5. Revisi dan Merakit Soal
Setelah uji coba dan analisis, kemudian direvisi sesuai
dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya
pembeda. Dengan demikian, ada soal yang masih bisa
diperbaiki dari segi bahasa dan ada juga yang harus
direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal (stem)
maupun alternatif jawaban (option) bahkan ada soal yang
harus disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal inilah, baru
dilakukan perakitan soal menjadi suatu alat ukur yang
terpadu.Untuk itu, semua hal yang dapat memperngaruhi
validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokan
bentuk soal, penataan soal dan sebagainya harus
diperhatikan.
B. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

1. Penentuan Tujuan Evaluasi


Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu sangat penting.
Sebab, tanpa tujuan yang jelas, evaluasi hasil belajar akan
berjalan tanpa arah, sehingga mengakibatkan evaluasi
kehilangan arti dan fungsinya.
2. Penyusunan Kisi-Kisi Soal
Langkah kedua dalam melakukan evaluasi hasil belajar
adalah menyusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal dikenla juga
dengan nama test blue-print atau table of specification.
Kisi-kisi diperlukan sebelum seseorang menyusun suatu
tes kisi-kisi.Kisi-kisi soal adalah suatu deskripsi mengenai
ruang lingkup dan isi yang diujikan, serta memberikan
perincian mengenai soal-soal yang diperlukan dalam
mengevaluasi.
3. Telaah (review) dan revisi soal
Setelah selesai menyusun soal, selanjutnya
menelaah soal-soal yang telah dibuat.Dengan
menelaah soal, berarti sudah menganalisis soal
tersebut secara kualitatif.Telaah soal meliputi
materi, konstruksi, dan bahasa.
4. Uji Coba (Try Out)
Pada prinsipnya, uji coba merupakan upaya
mendapatkan informasi empiris mengenai seberapa
jauh sebuah soal dapat mengukur hal yang hendak
diukur. Pada umumnya, informasi empiris tersebut
menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi
validitas soal, seperti tingkat kesukaran soal pada
jawaban, tingkat daya pembela soal, pengaruh
budaya, bahasa yang digunakan, dan lain
sebagainya.
5. Penyusunan Soal
Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
Peletakan soal dengan soal yang lainnya, jangan sampai
membual yang membuat siswa menebak-nebak
jawabannya,
Perintah pengerjakan soal tertulis secara rinci, jelas,
lengkap, dan tidak mempersulit siswa, serta
Lay out soal yang diliputi jenis huruf, spasi, ukuran kertas,
dan sejenisnya harus disesuaikan dengan usia siswa.
6. Penyajian Tes
Setelah tes tersusun, naskah (tes) siap diberikan atau
disajikan kepada peserta didik,. Berbagai hal yang perlu
diperhatikan dalam penyajian tes yaitu waktu penyajian,
petunjuk yang jelas mengenai cara menjawab atau
mengerjakan tes, ruangan, dan tempat duduk peserta didik.
Pada prinsipnya, berbagai hal yang menyangkut segi
administrasi penyajian tes harus diperhatikan, sehingga
evaluasi dapat terselenggara dengan benar dan baik.
7. Scoring
Scoring atau pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan
pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan
informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik.
Pada prinsipnya, scoring harus diusahakan agar dapat
dilakukan secara objektif. Artinya scoring dilakukan oleh
dua orang atau lebih yang sama tingkat kompetensinya
akan menghasilkan score atau angka yang sama. Atau jika
orang yang sama mengulangi proses pe-score-an,
kemungkinan akan dihasilkan score yang sama.
8. Pengelolaan Hasil Skor
Setelah dilakukan pe-skor-an, hasilnya perlu diolah
dengan mencari konversi nilai. Dalam proses konversi ini,
ada norma dan ada pula skala, yaitu norma relative dan
penilaian acuan norma (PAN), dan norma mutlak dengan
penilaian acuan patokan (PAP), masing-masing dengan
skala 5 (A, B, C, D, E), skala 9 (1-9), skala 11(1-11), skala
100, skala z score, skala t score. Kemudian, dilakukan
prosedur static mencari rangking (rank order), mean,
median, modus, dan mode.
9. Pelaporan Hasil Tes
Selain tes dilaksanakan dan dilakukan scoring, maka hasi
pngetesan tersebut perlu dilaporkan.Laporan tersebut
dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan,
orang tua peserta didik, atau wali siswa, kepala sekolah,
dan lain sebagainya.Laporan kepada masing-masing yang
berkepentingan.Hasil tes ini sangat penting karena dapat
memberikan informasi yang sangat berguna dalam rangka
pentuan kebijaksanaan selanjutnya.
10. Pemanfaatan
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat
berguna seuai dengan tujuan ujian.Informasi atau data
hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
atau penyempurnaan sistem, proses atau kegiatan belajar
mengajar, maupun sebagai data utnuk mengambil
keputusan atau menentukan.
pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl
berhasil
mengenalkan
kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan
Taxonomy
Bloom.Jadi,Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
Mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah
hingga yang tinggi.Tentunya untuk mencapai tujuan yang
lebih tinggi,
level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka
konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi
tiga
domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual
behaviors) yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Penerimaan
2. Responsif
3. Responsif Nilai yang dianut (Nilai diri)
4. Organisasi
5. Karakterisasi
1. Persepi
2. Kesiapan
3. Reaksi yang Diarahkan
4. Reaksi natural (mekanisme)
5. Reaksi yang kompleks
6. Adaptasi
7. Kreativitas

Anda mungkin juga menyukai