Anda di halaman 1dari 52

FARMASETIKA

TIM DOSEN FARMASETIKA


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
2015
KONSEP KEFARMASIAN
Pendahuluan

Farmasetika Farmasi (farmakon bhs


latin) yang berarti racun obat

Farmasi bahasa yunani pharmacon:


guna-guna atau suatu obat yang dapat
digunakan untuk maksud baik atau jahat

Menurut Hipocrates, farmakon obat yg


hanya dimurnikan utk tujuan kebaikan
Pendahuluan

Kamus Webster mendefinisikan farmasi sebagai


seni atau praktis penyediaan, pengawasan,
pencampuran dan pendistribusian obat-obatan".

Farmasi: ilmu yang mempelajari cara membuat,


mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi,
kombinasi, analisis, dan standardisasi/ pembakuan
obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat
obat dan distribusinya serta penggunaannya yang
aman.
Pendahuluan
Ilmu resep: ilmu yang mempelajari
tentang cara penyediaan obat-obatan
menjadi bentuk tertentu (meracik)
hingga siap digunakan menjadi obat

Ilmu resep: seni sehingga dapat


dikatakan bahwa ilmu resep adalah
ilmu mempelajari seni meracik obat
(art of drug compounding), terutama
ditujukan untuk melayani resep dari
dokter

Ilmu resep tidak berdiri sendiri tanpa


kerja sama dengan bidang lain, seperti
fisika, kimia, dan biologi
Definisi Farmasetika

Ilmu yang mempelajari cara


penyediaan obat meliputi
pengumpulan, pengenalan,
pengawetan & pembakuan bahan
obat2an
Seni peracikan obat
Pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga
siap untuk digunakan sebagai obat
Perkembangan obat yang meliputi ilmu & teknologi
pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan
dan diberikan kepada pasien
Kelompok Keilmuan Farmasetika
Teknologi farmasi
ilmu yang membahas teknik &
prosedur pembuatan sediaan farmasi
dalam skala industri farmasi termasuk
prinsip kerja serta
perawatan/pemeliharaan alat
produksi & penunjangnya sesuai
ketentuan CPOB

Biofarmasetika & Farmakokinetik


ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap aktivitas terapi
& produk obat

Bioteknologi Farmasi
jaringan berbagai bidang ilmu yang didasari atas biologi molekuler
dan lain-lain untuk membuat produk
Obat dan Sediaan

Obat adalah semua bahan tunggal


atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk
bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
meringankan, maupun menyembuhkan penyakit
Menurut UU No. 36 Tahun 2009
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.
Pengertian Obat Secara Khusus
OBAT JADI: obat dalam keadaan
OBAT PATEN: obat jadi dengan murni atau campuran dalam
nama dagang yang terdaftar bentuk serbuk, tablet, pil, kapsul,
atas nama si pembuat yang supositoria, cairan, salep atau
dikuasakannya dan dijual dalam bentuk lainnya yang mempunyai
bungkus asli dari pabrik yang teknis sesuai dengan FI atau buku
memproduksinya resmi lain yang ditetapkan
pemerintah
OBAT BARU: obat yang terdiri atas
atau berisi zat yang berkhasiat
ataupun tidak berkhasiat, misalnya
lapisan, pengisi, pelarut, pembantu
atau komponen lain, yang belum
dikenal sehingga tidak diketahui
khasiat dan kegunaannya
Pengertian Obat Secara Khusus
OBAT ASLI: obat yang didapat
OBAT GENERIK: obat langsung dari bahan alami indonesia,
dengan nama resmi terolah secara sederhana atas dasar
yang ditetapkan pengalaman dan digunakan dalam
dalam FI untuk zat pengobatan tradisional
berkhasiat yang
dikandunganya

OBAT ESENSIAL: obat yang paling


OBAT TRADISIONAL: obat yang dibutuhkan untuk pelayanan
didapat dari bahan alam (mineral, kesehatan masyarakat terbanyak
tumbuhan, atau hewan) terolah dan tercantum dalam daftar obat
secara sederhana atas pengalaman esensial (DOEN) yang ditetapkan
dan digunakan dalam pengobatan oleh mentri kesehatan RI
tradisional
Penggolangan Obat
Menurut kegunaan obat
Menurut Cara penggunaan obat
Menurut Efek yang Ditimbulkan
Menurut Undang-undang
Menurut Sumber obat
Menurut Bentuk sediaan obat
Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh
Menurut Cara Pemberian Obat
Menurut Mekanisme Kerja
Menurut Asal Obat dan Cara Pembuatan
Menurut kegunaan obat

Untuk menyembuhkan (terapeutik)


Untuk mencegah (profilaktik)
Untuk diagnosis (diagnosis)
Menurut cara penggunaan obat
Medicamentum ad usus
internum (pemakaian
dalam): melalui oral >>
etiket putih
Medicamentum ad usus
externum (pemakaian
luar): melalui injeksi,
rektal, vaginal, nasal,
opthalmic, gargarisma
>> etiket biru
Menurut Efek yang
Ditimbulkan

Lokal: obat yang bekerja


pada jaringan setempat
seperti pemakaian topikal
Sistemik: obat yang
didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui oral
Menurut Undang-Undang
NARKOTIKA (Daftar O = Opium = Obat bius) adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (UU No. 35 Tahun 2009)

Penandaan Obat Narkotika:


Menurut Undang-Undang

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan:


a. Narkotika Golongan I
Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh : Tanaman papaver, opium mentah, opium masak,
Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina,
ekgonina,Tanaman ganja, damar ganja, heroin.
Menurut Undang-Undang
b. Narkotika Golongan II
Berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Alfetanil, hidromorfinol, metadona,fentanil, dll

c. Narkotika Golongan III


Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh : kodein, etilmorfin, asetildihidrokodeina. dll
Menurut Undang-Undang
PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5
Tahun 1997 Tentang Psikotropika).
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindrom
Ketergantungan digolongkan menjadi :
Psikotropika Golongan I
Psikotropika Golongan II
Psikotropika Golongan III
Psikotropika Golongan IV

Penandaan Obat :
Menurut Undang-Undang
Psikotropika Golongan. I
Hanya boleh digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, tidak digunakan
dalam terapi, mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Brolamfetamina, etisiklidina, etriptamina, lysergic acid
diethylamide (LSD)

Psikotropika Golongan II
Berkhasiat pongobatan, dapat digunakan dalam terapi dan atau ilmu
pengetahuan, mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan
Contoh : Amfetamina, deksanfetamina, metamfetamina, metakualon,
sekobarbital.
Menurut Undang-Undang
Psikotropika Golongan III
Berkhasiat pengobatan, banyak digunakan dalam terapi dan atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan , mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amobarbital, pentobarbital, siklobarbital, flunitrazepam

Psikotropika Golongan IV
Berkasiat pengobatan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan
Contoh : Alubarbital, barbital, diazepam, flurazepam, klordiazepoksida,
lorazepam, meprobamat, nitrazepam (pil koplo, pil KB, dum, MG)
Menurut Undang-Undang

OBAT KERAS adalah obat yang hanya dapat diperoleh di apotek.


Dengan resep dokter ( disebut obat daftar G = gevaarlijk =
berbahaya)

UU Obat Keras (Stbl No. 419 Tahun 1949)


Obat-obat keras adalah obat-obat yang tidak digunakan untuk
keperluan teknik, yang mempunyai khasiat mengobati,
menguatkan, membaguskan, mendesinfeksikan, dan lain-lain
tubuh manusia baik dalam bungkusan maupun tidak.
Menurut Undang-Undang

KepMenKes No. 02396/A/SK/VII/86


Pasal 2 :
- Pada etiket dan bungkus luar obat jadi yang tergolong
obat keras harus dicantumkan secara jelas tanda khusus
untuk obat keras
- Harus mencantumkan kalimat Harus Dengan Resep
Dokter ditetapkan dengan KepMenKes
No. 197/A/SK/77
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Pasal 3
Tanda khusus untuk obat keras adalah
lingkaran bulat berwarna merah,
dengan garis tepi berwarna hitam,
dengan huruf K yang menyentuh tepi garis.
Menurut Undang-Undang
OBAT KERAS (Daftar G = geverlijk = berbahaya) adalah semua
obat yang:
1. Mempunyai takaran/ dosis maksimum (DM) atau yang
tercantum dalam obat keras yang ditetapkan pemerintah
2. Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah
dengan garis tepi hitam dan huruf K yang menyentuh
garis tepi
3. Semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah
(Depkes RI) tidak membahayakan
4. Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena
Menurut Undang-Undang

OBAT BEBAS TERBATAS adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter, dengan tanda peringatan yang terdapat pada kemasan luar obat
tersebut.(disebut daftar W/Warschuwing).
Contoh : CTM

KepMenKes No. 2380/A/SK/VI/83


Pasal 2
Obat bebas terbatas harus mencantumkan tanda peringatan P
Pasal 3
Tanda Khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
dengan garis tepi hitam
Menurut Undang-Undang

KepMenKes No. 6335/Dir.Jend/SK/69


Tanda peringatan berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2
cm, dan memuat pemberitahuan berwarna putih sbb :
P. No.1 Awas Obat Keras, Bacalah aturan memakainya
P.No.2 Awas Obat Keras, Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P. No.3 Awas Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan
P. No.4 Awas Obat Keras, Hanya untuk dibakar
P. No 5 Awas Obat Keras, Tidak boleh ditelan
P. No.6 Awas Obat Keras, Obat wasir, jangan ditelan
Menurut Undang-Undang
Menurut Undang-Undang
OBAT BEBAS adalah obat yang dijual bebas dipasaran dan obat yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter, tanpa tanda peringatan pada
kemasan obat, pasien tetap dianjurkan untuk membaca aturan
pakainya. (disebut obat OTC = Over The Counter) .

KepMenKes No. 2380/A/SK/VI/83 Pasal 3 :


Tanda khusus untuk obat bebas adalah
lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam.

Contoh obat bebas : Paracetamol, Mylanta, Oralit, Curcuma plus,


dll.
Menurut sumber obat

Obat yang kita gunakan dapat bersumber dari:


1. Tumbuhan: kina, minyak jarak
2. Hewan: minyak ikan
3. Mineral: parafin, vaselin
4. Sintetis (tiruan/buatan): kamfer sintetis,
vitamin C
5. Mikroba/fungi/jamur: antibiotik (penicilin)
Menurut bentuk sediaan obat

Menurut bentuk sediaan obat (bentuk sediaan


farmasi)
Bentuk sediaan padat: tablet, pil, kapsul,
supositoria
Bentuk setengah padat: salep, krim, pasta
Bentuk cair/larutan: sirup, eliksir,
gargarisma
Bentuk gas: aerosol
Menurut proses fisiologis dan biokimia
dalam tubuh
OBAT KEMOTERAPI: dapat OBAT FARMAKODINAMIS: bekerja
membunuh parasit dan terhadap tuan rumah dengan jalan
mempercepat atau memperlambat
mikroorganisme di dalam proses fisiologis atau fungsi biokimia
tubuh tuan rumah. dalam. c/: hormon, diuretik
Hendaknya obat tidak
mempengaruhi tuan
rumah, tetapi parasitnya.
c/: obat neoplasma

OBAT DIAGNOSTIK: obat pembantu


untuk melakukan diagnosis
(pengenalan penyakit). c/: saluran
lambung-usus (barium sulfat),
saluran empedu (natrium iopanoat
dan asam iod organik lainnya)
Berdasarkan Cara Pemberian Obat
a. Oral
Obat yang cara penggunaannya
masuk melalui mulut
Keuntungannya relatif aman,
praktis, ekonomis
Kerugiannya timbul efek lambat
tidak bermanfaat untuk pasien yang
sering muntah, diare, tidak sadar,
tidak kooperatif
untuk obat iritatif dan rasa tidak
enak penggunaannya terbatas
obat yang inaktif/terurai oleh cairan
lambung/ usus.
Berdasarkan Cara Pemberian Obat
b. Sublingual
Cara penggunaannya, obat ditaruh
dibawah lidah.
Tujuannya supaya efeknya lebih cepat
karena pembuluh darah bawah lidah
merupakan pusat sakit.

c. Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot
(ke mulut). Misal obat asma.
Keuntungannya yaitu absorpsi terjadi
cepat dan homogen, kadar obat dapat
dikontrol
Berdasarkan Cara Pemberian Obat
d. Rektal
Cara penggunaannya melalui
dubur atau anus.
Tujuannya mempercepat kerja
obat serta sifatnya lokal dan
sistemik.

e. Pervaginal
Bentuknya hampir sama dengan
obat rektal, dimasukkan ke
vagina, langsung ke pusat sasar.
Misal untuk keputihan atau
jamur.
Berdasarkan Cara Pemberian Obat
f. Parentral
i.v, i.m, intra kutan, sub
kutan
Digunakan tanpa melalui
mulut, atau dapat dikatakan
obat dimasukkan de dalam
tubuh selain saluran cerna.
Tujuannya tanpa melalui
saluran pencernaan dan
langsung ke pembuluh
darah.

g. Topikal/lokal Obat yang sifatnya


lokal. Misal tetes mata, tetes
telinga, salep.
Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat
1. Obat yg bekerja terhdp penyebab penyakit, misal penyakit karena
bakteri atau mikroba, contoh: antibiotik
2. Obat yang bekerja mencegah keadaan patologis dari penyakit
contoh: serum, vaksin
3. Obat yg menghilangkan gejala penyakit/symptomatic, misal gejala
penyakit nyeri, contoh: analgetik, antipiretik
4. Obat yang bekerja utk mengganti atau menambah fungsi2 zat
yang kurang, contoh: vitamin, hormon
5. Obat yang bekerja berdasarkan tujuan penggunaannya
misal: antihipertensi, cardia, diuretik, hipnotik, sedative, dll.
Berdasarkan Asal Obat & Cara
Pembuatan
1. Alamiah
Dari tumbuhan atau nabati. c/: jamu
Dari hewan. c/: plasenta, kolagen, squalen &
levertan
Dari mineral. c/ vaselin, parafin, talcum
Dari manusia. c/ plasma, albumin, fibrinogen
(u/pembekuan darah)
2. Sintetik
c/ metil salisilat (hsl reaksi dari metanol & asam
salisilat)
Obat Generik (Unbranded drug)
Obat dgn nama generik, nama resmi yg telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia & INN
(International Non-propietary Names) dari WHO
(World Health Organization) utk zat berkhasiat
yg dikandungnya. Misal: Amoxicillin,
Paracetamol, dll)
Obat Nama Dagang (Branded drug)
Nama sediaan obat yg diberikan oleh
pabriknya & terdaftar di BPOM. Contoh:
Amoxan (Amoxicillin), Pamol (Paracetamol)
Obat Tradisional
Jamu
Obat herbal terstandar
Fitofarmaka
Jamu

Obat tradisional yg disediakan secara


tradisional misal dlm bentuk serbuk seduhan,
pil, cairan, dll.
Aman
Data empiris
Mutu
Obat Herbal Terstandar
Obat tradisional yg disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam, membutuhkan
peralatan yg lbh kompleks
Aman
Uji pra-klinik
Standarisasi terhadap bahan baku y digunakan
dlm produk jadi
Mutu
Fitofarmaka
Bentuk obat tradisional yg dpt disejajarkan
dgn obat modern karena proses
pembuatannya yg telah terstandar
Aman
Uji klinik
Standarisasi terhadap bahan baku yg
digunakan dlm produk jadi
Mutu
Farmakope

Istilah pharmacopeia berasal


dari bahasa Jerman
Pharmakon brarti obat dan poiein berarti
buat
Gabungan keduanya menyatakan resep atau
formula atau standar lainnya yg dibutuhkan
untuk membuat atau menyiapkan suatu obat.
Farmakope

Buku resmi yang ditetapkan secara hukum dan memuat


standardisasi obat-obatan serta persyaratan indentitas,
sifat kimia dan sifat fisika, kadar, kemurnian, cara
pemeriksaan atau analisis, sediaan farmasi, dan
sebagainya.
Buku ini merupakan buku persyaratan kemurnian, sifat
kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa
ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Farmakope

Hampir setiap negara


mempunyai farmakope
masing-masing, seperti:
Farmakope Indonesia Indonesia
United States Pharmacopoeia (USP)
Amerika
British Pharmacopoeia (BP) Inggris
Netherlands Pharmacopea (NF) Belanda
Farmakope
Buku Farmasi lain yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan:
Farmakope Indonesia edisi I jilid I
terbit 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II
terbit 20 Mei 1965
Formularium Indonesia (FOI) terbit tanggal 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1974
Ekstra Farmakope Indonesia terbit tanggal 1 April 1974
Formularium Nasional terbit tanggal 12 November 1978
Farmakope Indonesia edisi III terbit tanggal 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia edisi IV terbit tanggal 5 Desember 1995
Farmakope

Setiap negara pada umumnya


memiliki farmakope sesuai
dengan alam atau iklimnya dan
IPTEK masing-masing negara.
World Health Organization (WHO) juga
menerbitkan dua jilid buku farmakope
Internasional (1965)
Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC) telah
mengeluarkan tiga jilid farmakope eropa yang
berlaku untuk negara eropa barat di samping
farmakope nasional masing-masing negara.
Formularium Nasional

Berisi kumpulan formula yg


mencantumkan obat-obat & formula2 yg
cukup terkenal & tdk ada dlm farmakope
Berisi praktek2 yg mudah bagi para ahli
farmasi dengan penyeragaman nama
obat & preparat serta pengarahan kerja
dlm pembuatan preparat farmasi
populer dan memuat komposisi dari
beberapa ratus sediaan farmasi yang
lazim diminta di apotik.
Etiket
Pada wadah sediaan obat, diberi etiket yg mencantumkan:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor SIPA Apoteker Pengelola Apotek
3. Nomor resep & tanggal pembuatan
4. Nama pasien
5. Aturan pakai

Etiket untuk obat dalam (per oral) berwarna putih, sedangkan etiket untuk
obat luar berwarna biru.
Pada etiket biru tercantum tulisan OBAT LUAR.
Selain diberi etiket pd wadah kadang-kadang diberi tambahan label,
misalnya KOCOK DAHULU untuk sediaan obat suspensi atau emulsi, dan
label TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER untuk sediaan yg
mengandung obat keras, psikotropika & narkotika
TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan gambaran isi
FARMAKOPE INDONESIA 4 dan 5, jelaskan
perbedaan kedua farmakope ini
2. Sebutkan dan jelaskan gambaran isi
FORMULARIUM NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai