Bioteknologi Farmasi
jaringan berbagai bidang ilmu yang didasari atas biologi molekuler
dan lain-lain untuk membuat produk
Obat dan Sediaan
Penandaan Obat :
Menurut Undang-Undang
Psikotropika Golongan. I
Hanya boleh digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, tidak digunakan
dalam terapi, mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Brolamfetamina, etisiklidina, etriptamina, lysergic acid
diethylamide (LSD)
Psikotropika Golongan II
Berkhasiat pongobatan, dapat digunakan dalam terapi dan atau ilmu
pengetahuan, mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan
Contoh : Amfetamina, deksanfetamina, metamfetamina, metakualon,
sekobarbital.
Menurut Undang-Undang
Psikotropika Golongan III
Berkhasiat pengobatan, banyak digunakan dalam terapi dan atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan , mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amobarbital, pentobarbital, siklobarbital, flunitrazepam
Psikotropika Golongan IV
Berkasiat pengobatan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan
Contoh : Alubarbital, barbital, diazepam, flurazepam, klordiazepoksida,
lorazepam, meprobamat, nitrazepam (pil koplo, pil KB, dum, MG)
Menurut Undang-Undang
Pasal 3
Tanda khusus untuk obat keras adalah
lingkaran bulat berwarna merah,
dengan garis tepi berwarna hitam,
dengan huruf K yang menyentuh tepi garis.
Menurut Undang-Undang
OBAT KERAS (Daftar G = geverlijk = berbahaya) adalah semua
obat yang:
1. Mempunyai takaran/ dosis maksimum (DM) atau yang
tercantum dalam obat keras yang ditetapkan pemerintah
2. Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah
dengan garis tepi hitam dan huruf K yang menyentuh
garis tepi
3. Semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah
(Depkes RI) tidak membahayakan
4. Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena
Menurut Undang-Undang
OBAT BEBAS TERBATAS adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter, dengan tanda peringatan yang terdapat pada kemasan luar obat
tersebut.(disebut daftar W/Warschuwing).
Contoh : CTM
c. Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot
(ke mulut). Misal obat asma.
Keuntungannya yaitu absorpsi terjadi
cepat dan homogen, kadar obat dapat
dikontrol
Berdasarkan Cara Pemberian Obat
d. Rektal
Cara penggunaannya melalui
dubur atau anus.
Tujuannya mempercepat kerja
obat serta sifatnya lokal dan
sistemik.
e. Pervaginal
Bentuknya hampir sama dengan
obat rektal, dimasukkan ke
vagina, langsung ke pusat sasar.
Misal untuk keputihan atau
jamur.
Berdasarkan Cara Pemberian Obat
f. Parentral
i.v, i.m, intra kutan, sub
kutan
Digunakan tanpa melalui
mulut, atau dapat dikatakan
obat dimasukkan de dalam
tubuh selain saluran cerna.
Tujuannya tanpa melalui
saluran pencernaan dan
langsung ke pembuluh
darah.
Etiket untuk obat dalam (per oral) berwarna putih, sedangkan etiket untuk
obat luar berwarna biru.
Pada etiket biru tercantum tulisan OBAT LUAR.
Selain diberi etiket pd wadah kadang-kadang diberi tambahan label,
misalnya KOCOK DAHULU untuk sediaan obat suspensi atau emulsi, dan
label TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER untuk sediaan yg
mengandung obat keras, psikotropika & narkotika
TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan gambaran isi
FARMAKOPE INDONESIA 4 dan 5, jelaskan
perbedaan kedua farmakope ini
2. Sebutkan dan jelaskan gambaran isi
FORMULARIUM NASIONAL