Anda di halaman 1dari 46

PENYAKIT KULIT

AKIBAT VIRUS

NI LUH PUTU RUSTIARI DEWI


(1102005057)
C O KO R DA A G U N G A B I B A R U N A
(1102005032)
SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK Udayana/RSUP Sanglah
2015
PENYAKIT VIRUS
1. Varisela
2. Herpes simplek Labialis
3. Morbili
4. Herpes zoster
5. Veruka Vulgaris
6. Moluskum kontangiosum
1.VARISELA

Infeksi akut primer oleh Virus Varisela-Zoster (VVZ)


yang menyerang kulit and mukosa
Disertai gejala konstitusi
Kelainan kulit polimorfik tertama di central tubuh
Anak > dewasa
Transmisi : aerogen
Masa penularan : 7 hari setelah timbul gejala kulit
GEJALA KLINIK
MI : 14 21 hari
Demam, malese, nyeri kepala
Papul eritematosa bbrp jam vesikel spt tetesan embun
(tear drops) pustul krusta, polimorfik
vesikel baru
VESIKEL

Dasar dikelilingi daerah eritem


Letak superfisial (tear drop = tetesan air)
Dinding tipis transparan mudah pecah
Diameter 2-3 mm
Cairan keruh dan mengering dimulai di bagian
sentral lekukan (umbilikasi)
Letak vesikel dapat terjadi pada mukosa mulut,
wajah, badan, ekstremitas dan kulit kepala
Timbul lesi tidak serentak polimorf
Distribusi: sentral badan dan menyebar secara
sentrifugal ke ekstremitas dan muka
KOMPLIKASI
Anak : jarang
Dewasa : ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis,
karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis,
artritis, purpura
Trimester I kehamilan : kelainan kongenital
Beberapa hari menjelang kelahira : varisela kongenital
Diagnosis
Sitologi :
Tzanck test dari kerokan dasar vesikel dengan temuan
multinucleated giant cell
TERAPI
Simtomatik : antipiretik analgetik, sedatif
Lokal : bedak + zat anti gatal ( mentol, kamfora)
Infeksi sekunder : antibiotika oral / topikal
Anti virus / imunostimulator (jarang digunakan pada
varicella sederhana)

Diagnosis Banding
Variola

Prognosis
Baik
2.HERPES SIMPLEX LABIALIS

Penyakit infeksi yang disebabkan Herpes simpleks


virus (HSV) tipe I atau II, terutama menyerang
daerah mukokutan dengan lesi berupa vesikel
berkelompok di dasar eritema
Tipe 1 biasa menyerang anak-anak
Tipe 2 menyerang orang dewasa, pria=wanita,
penyebaran berhubungan dengan aktivitas seksual
Gejala Klinis
predileksi VHS I daerah pinggang ke
atas(mulut & hidung)
VHS II pinggang ke bawah(genital)
Infeksi Primer 4-5hari timbul vesikel berkelompok diatas
dasar yang eritema, rasa panas & gatal
beberapa jam sebelum lesi
Gejala konstitusional, lemah badan,
demam, nyeri otot+limfadenitis regional
Tidak tampak gejala klinis
Fase Laten Virus tidak aktif dalam ganglion dorsalis

Lesi lbh ringan


Infeksi Dipicu oleh: trauma fisik, psikis, demam.
Rekuren Timbul ditempat yang sama (loco), timbul di
tempat berbeda (non-loco)
Diagnosis
Sitologi :
Tzanck test multinucleated giant cell, badan
inklusi intranuklear
Serologi & imunofluoresens
antibodi VHS

Diagnosis Banding
- Impetigo vesikobulosa (daerah mulut dan hidung)
- Ulkus durum, ulkus mole, ulkus mikstum, ulkus pada
awal penyakit limfogranuloma venererum (daerah
genital)
- Herpes Zoster
Tatalaksana
Belum ada terapi yg memuaskan
Istirahat & gizi cukup
Salep krim idoksuridin
Asiklovir topikal (bermanfaat pada lesi aktif)
Asiklovir oral 5x200mg selama 5 hari (pada klinis
yang lebih berat)
Mencegah rekurens
Preparat lupidon H (tipe 1)
Preparat Lupidon G (tipe 2)

Prognosis
Umumnya baik, namun rekurens
Herpes Simpleks Herpes Zoster Varicella

Insiden Semua umur > 50 tahun Anak-anak, neonatu

Etiologi HSV VZV VZV

Penularan Seksual, kontak f. Pencetus : Air borne droplet dr


langsung pembedahan, infeksi di hidung dan
trauma, obat tenggorok.
imunosupresan,
keganasan.

Predileksi Mukokutan Sesuai dermatom, Badan muka, bahu,


HSV 1 : mulut unilateral ekstremitas
HSV 2 : genital, (sentrifugal)
Hidung , telinga.

KLinis Vesikel Vesikel Lesi polimorf dominan


berkelompok di berkelompok vesikel di atas kulit
atas kulit eritema diatas kulit eritema, eritema, gatal.
cairan jernih nyeri. Umur vesikel Dalam 5 hari akan
seropurulenkrusta satu klp sama tp timbul vesikel baru
beda dg klp lain lesi vesikel dgn
krusta (khas)

Inkubasi 4-5 hari 7-12 hari 14-21 hari


Herpes Simplek Herpes Zoster Varicela

Diagnosis Klinis, sitologi, serologi, idem idem


imunofluoresens, kultur
virus

Komplikasi Pioderma Neuralgi pasca Meningitis


Ensefalitis herpes, kebutaan, Encepalitis
Infeksi sekunder paralisis Glomerulonefritis
Infeksi neonatus Karditis
Meningitis
Hepatitis

Diagnosis banding Impetigo Herpes Simplek Variola


Herpes zoster

Terapi Istirahat dan gizi Istirahat, gizi Istirahat, gizi


cukup Analgetik Anak-anakself
Acyclovir 5 x 200 Vitamin Neurotropik limited disease (tidak
mg/hari (5 hari). Acyclovir 5 x 800 mg ( perlu terapi)
(memperlambat 7 hari) Multivitamin(k/p),
Antibiotika profilaksis
kekambuhan) Antibiotika Simptomatis
Acyclovir 4 x 200 (antipiretik,
mg/hari antihistamin)
Krim Acyclovir Acyclovir 5 x 800 mg
Antibiotika (7 hari)
3.MORBILI

Penyakit infeksi virus akut yang umumnya terjadi pada


anak anak.
Etiologi : measles virus virus RNA rantai tunggal,
genus Morbilivirus, famili Paramyxoviridae, 1 tipe
antigenik dengan manusia sebagai host alami.
Penyebaran melalui respiratory track (droplet)
Patogenesis morbili

Replikasi virus di
Infeksi saluran
Measles Virus sel epitel trakeal
pernafasan
dan bronkial

Sel epitel kulit dan


mukosa (saluran
Sel sel jaringan Infeksi KGB lokal
nafas, saluran
limforetikuler o/ makrofag paru
cerna, saluran
kemih
Rash muncul 1-7 hari setelah onset gejala
atau 1-2 hari setelah koplik spots
Demam +, pruritus +/-
Lesi makular / morbiliform mulai dari garis
kepala anterior dan belakang telinga
penyebaran cepat di daerah wajah
penyebaran lesi di ekstremitas (hari ke 2-
Fase exanthematous /
3 fase rash) seluruh tubuh
rash
Awal lesi : papul eritema diskret yang
secara bertahap menyatu lesi lebih
prominen & konfluen pada daerah
wajah lesi pada ekstremitas lebih
diskret
Dapat muncul purpura terutama pada
ekstremitas black measles

Fase Resolusi / Exanthem mulai menghilang


Penyembuhan Demam mulai turun
Gejala Klinis

Masa inkubasi 9-12 hari

Demam menetap 4-7 hari


3C (Conjunctivitis, Coryza, Cough)
Malaise, anorexia, myalgia,
fotopobia, edema periorbital
Koplik Spots 2-4 hari setelah onset
Fase Prodormal / gejala prodormal menetap 3-5
Katarhal hari

Papul putih (d=1mm)


dengan dasar eritema di
mukosa bukal dekat gigi
molar bawah
Gejala patognomonik,
tapi tidak selalu muncul
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang (jarang dikerjakan):
DL leukopenia
Biopsi synctitial keratinolytic giant cell
Complement fixation test, Haemmaglutination
fixation test

Diagnosis Banding
- Rubella
- Scarlet fever
- Kawasaki Diseases
- Sifilis sekunder
- Infeksi enterovirus
- Erupsi obat
- Rocky mountain spotted fever
Tatalaksana

Bedrest, Analgetik, Antipiretik, Nutrisi Adekuat

Viatmin A 200.000 IU per hari selama 2 hari

Rekomendasi untuk bayi usia 6-24 bulan, anak dengan


imunodefisiensi, malnutrisi, defisiensi vitamin A, imigran dari
daerah dengan mortalitas campak yang tinggi

Vaksinasi

Usia 9 bulan, booster tiap 5 tahun


< 5 hari setelah paparan cegah infeksi

Imunoglobulin campak

Anak usia < 1 tahun yang terkena paparan


Komplikasi
- Otitis Media Akut
- Laringitis akut
- Pneumonia
- Gastroenteritis
- Ensefalitis
- Gangguan gizi
4.HERPES ZOSTER
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa

reaktivasi vius yang terjadi setelah infeksi primer


kadang-kadang varisela berlangsung subklinis
aerogen
Patofisiologi
Ganglion posterior saraf tepi & kranialis
Lokasi : setingkat daerah persarafan ganglion tersebut
Kadang-kadang : gangguan motorik
A : Infeksi Primer: virus bereplikasi di epitel orofaringeal, naik secara
retrograde di saraf perifer menuju nuklei di ganglia sensorik
regional(trigeminal)
B : Fase Laten: HSV berada di trigeminal ganglia selumur hidup px
C :Reaktivasi:repilikasi virus dan turun secara anterograd ke saraf
sensorik perfifer menuju portal of entry awal (bibir,kulit perioral)
GEJALA KLINIK
Torakal (paling sering), unilateral, dermatomal
Pria = wanita, sering : dewasa
Gejala prodormal sistemik ( demam, malaise)
Gejala prodormal lokal ( nyeri otot tulang, gatal, pegal)
Eritema vesikel berkelompok diatas kulit eritematosa
and edema. Vesikel jernih keruh pustul dan
krusta
Vesikel mengandung darah : HZ hemoragik
Infeksi sekunder ulkus sikatrik
Pembesaran KGB regional
Hiperestesi ( khas )
Wajah : mengenai ganglion gaseri and genikulatum
SINDROMA RAMSAY HUNT

Gangguan nervus fasialis and otikus


Paralisis otot muka (paralisis Bell)
Kelainan kulit sesuai tingkat persarafan
Tinitus
Vertigo
Ggn pendengaran
Nistagmus
Nausea
Ggn pengecapan
NEURALGIA PASCA HERPETIC

Rasa nyeri yang timbul pd daerah bekas penyembuhan


Berlangsung bbrp bulan bertahun2
Gradasi nyeri bervariasi
Usia > 40 th

Pembantu diagnosis
Tzanck test : Multinucleated giant cell

DD/
Herpes simpleks
Nyeri : reumatik, angina pektoris
TERAPI
Bersifat simptomatik : analgetik
Infeksi sekunder : antibiotika
HZ ophthalmikus : asiklovir 5 x 800 mg selama 1 minggu
Imunostimulator : isoprinosin (tidak efektif)
Sindrom Ramsay Hunt : kortikosteroid untuk mencegah
paralisis: prednison 3 x 20 mg /hr slm 1 minggu, kemudian
tappering off
Topikal : bedak u/ mencegah pecahnya vesikel
Erosif : kompres terbuka
Vitamin neurotropik

Prognosis
Umumnya baik
Pada HZ oftalmikus, prognosis bergantung pada tindakan perawatan dini
5.VERUKA
Veruka vulgaris = kutil = Common wart
Hiperplasia epidermis disebabkan oleh Human Papilloma
virus
Transmisi : kontak kulit atau autoinokulasi

Etiologi : Virus papiloma

Klasifikasi
1.Veruka vulgaris dengan varian veruka filiformis
2.Veruka plana yuvenilis
3.Veruka plantaris
4.Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum)
GEJALA KLINIK
Veruka vulgaris
Anak, dewasa, orang tua
Ekstensor
Bulat, warna abu-abu, lentikular atau plakat & verukosa
Fenomena Kobnoer (+)
Veruka filiformis : varian VV pada muka, kulit kepala
tegak lurus, verukosa
Etiologi
HPV-1,2,4,27,57,63
Kutil, common wart
Anak anak, dewasa, orangtua usia 5-20 tahun >>>
Gejala klinis
Predileksi :
Ekstremitas bagian ekstensor
Mukosa mulut dan hidung
Lesi : Papul, Bulat, warna abu abu, lentikuler plakat,
permukaan kasar (verukosa)
Fenomena Kobner autoinokulasi akibat trauma
Veruka filiformis
Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah muka
dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan tegak
lurus pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa
TERAPI
1. Bahan kaustik : larutan AgNO3 25%
asam triklorasetat 50%
fenol likuifaktum
2. Bedah beku : CO2, N2, N2O
3. Bedah skalpel
4. Bedah listrik
5. Bedah laser

Prognosa
Sering residif
6.MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Penyakit yang disebabkan oleh Poks virus yang ditandai dengan
gejala klinis berupa papul-papul yang pada permukaannya
terdapat delle, berisi masa yang mengandung badan moluskum.

Anak-anak, kadang2 dewasa (PMS)


Transmisi : kontak langsung, autoinokulasi
Masa inkubasi : satu beberapa minggu
Papul-papul miliar , lentikular, putih spt lilin, bentuk kubah,
ditengah terdapat delle. Jika dipijat : masa putih spt nasi
Lokasi : muka, badan, ekstremitas.
Pada orang dewasa : pubis , genitalia eksterna
Histopatologi : pd epidermis badan moluskum
TERAPI

Mengeluarkan masa yang mengandung badan moluskum


Menggunakan ekstraktor komedo, jarum suntik, kuret
Elektrokauterisasi
Bedah beku dengan CO2 dan N2
Dewasa : KIE dan terapi pasangannya

Prognosis
Tidak / jarang residif

Anda mungkin juga menyukai