Anda di halaman 1dari 13

EPILEPSI

Pengertian Epilepsi
Epilepsi berasal dari bahasa Yunani, Epilambanmein yang berarti
serangan. Menurut Hipokrates epilepsi merupakan penyakit yang didasari oleh
adanya gangguan di otak. Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi
otak dengan berbagai etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang
berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan
paroksimal.
Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi yaitu kejang fokal (parsial)
dan kejang umum. Kejang fokal terjadi karena adanya lesi pada satu bagian
dari cerebral cortex, di mana pada kelainan ini dapat disertai kehilangan
kesadaran parsial. Sedangkan pada kejang umum, lesi mencakup area yang
luas dari cerebral cortex dan biasanya mengenai kedua hemisfer cerebri.
Kejang mioklonik, tonik, dan klonik termasuk dalam epilepsi umum
Bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah
manifestasi klinis dari bangkitan serupa (stereotipik) yang
berlebihan dan abnormal, berlangsung mendadak dan
sementara, dengan atau tanpa perubahan kesadaran.
Disebabkan oleh hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf
di otak dan bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak
akut
Etiologi
Etiologi dari epilepsi adalah multifaktorial, tetapi sekitar 60 % dari
kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti atau yang lebih
sering kita sebut sebagai kelainan idiopatik. Terdapat dua kategori kejang
epilepsi yaitu kejang fokal dan kejang umum. Secara garis besar, etiologi
epilepsi dibagi menjadi dua, yaitu :
Klasifikasi sindroma epiepsi
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan
eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadikarena :
Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau
selama penghentian pemberian agonis GABA
(alkohol, benzodiazepin)
Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
Diagnosis
Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami serangan kejang secara berulang. Untuk
menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala, diperlukan berbagai alat
diagnostik seperti EEG, CT-scan, MRI
A CT or CAT scan (computed tomography) is a much more sensitive imaging technique
than X-ray, allowing high definition not only of the bony structures, but of the soft
tissues
Terapi Epilepsi
Sasaran terapi Mengontrol agar tidak
terjadi kejang dan meminimalisasi adverse
effect of drug
Strategi terapi mencegah atau menurunkan
lepasnya muatan listrik syaraf yang berlebihan
melalui perubahan pada kanal ion atau
mengatur ketersediaan neurotransmitter
Obat-obat Antiepilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik. Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin,
valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
o agonis reseptor GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan
kerja reseptor GABA contoh: benzodiazepin, barbiturat
o menghambat GABA transaminase konsentrasi GABA meningkat contoh:
Vigabatrin
o menghambat GABA transporter memperlama aksi GABA contoh: Tiagabin
o meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien
mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool contoh:
Gabapentin
Studi Kasus
Data Lab
Ny. NS, 52 tahun, BB : 65 kg, TB: 157 cm. MRS kejang yang lama dan berulang
Riwayat DM 5 tahun
Gliclazide 1-1/2-0
Metformin 3 x 500 mg
Epilepsi 2 tahun
Karbamazepin 2 x 200 mg
Hasil pemeriksaan lab GDA : 315 mg/dl (meningkat)
Terapi yg diberikan Diazepam iv, tp masih kejang. Sehingga diganti menjadi
fenitoin 3 x 100 mg iv

Anda mungkin juga menyukai