Anda di halaman 1dari 21

Ketoasidosis

Diabetik (KAD)
E L I K E OKTOR I NDA H
1 0 2 013412
C1

Tutor : dr. Indriani


Rumusan Masalah
Laki-laki 20 tahun tidak sadarkan diri yang
sebelumnya lemasnyeri ulu hati hebat dan
muntah-muntah.
Skenario 4
Seorang laki-laki 20 tahun datang dibawa ke IGD RS oleh
keluarganya karena tak sadarkan diri. Menurut mereka
sejak 2 hari yang lalu pasien lemas, nyeri ulu hati hebat dan
muntah-muntah, namun tidak mau berobat ke dokter.
Catatan Tutor : riwayat DM 3 tahun yang lalu. TD 130/80,
napas 24x cepat dalam, nadi 100x, ada nyeri tekan
epigastrium, turgor masih baik. Kadar GDS 400mg/dl, keton
darah positif, leukositosis 150.000/ml darah, SGOT 64,
SGPT 67, amylase 100 u/L. AGD: pH 7,25, PCO2 30, PO2 50,
HCO3 20 mmol/l.
Hipotesis
Laki-laki 20 tahun tersebut diduga
menderita Ketoasidosis Diabetik.
Mind Map
Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesis kepada keluarganya

Identitas : Laki-laki 20 tahun


KU : tidak sadarkan diri
RPS : sebelumnya lemas, nyeri ulu hati, dan muntah-
muntah
RPD : DM 3 tahun yang lalu
RPK : DM? Hipertensi? Alergi?
Riwayat sosial : Pola makan? Alkohol? Merokok?
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit berat
Kesadaran : tidak sadarkan diri
TTV : TD 130/80, Nafas 24x/menit cepat dalam
(Kussmaul), nadi 100x/menit, ada nyeri tekan
epigastrium, turgor masih baik.
Head to toe
Pemeriksaan Penunjang
GDS : 400mg/dl
Benda keton di urin : +
Darah lengkap : leukositosis 15.000/ml
SGOT : 64u/l
SGPT : 67u/l
Amilase : 100u/l
AGD : pH 7,25, PCO2 30, PO2 50, HCO3 20 mmol/l
EKG : mencari tanda-tanda infark miokardium
Rontgen : mencari tanda- tanda pneumonia atau gagal
jantung kongestif
Diagnosis Kerja
Kriteria Ketoasidosis Diabetik (KAD) :
Kadar glukosa >250mg%
pH darah <7,35
HCO3 rendah
Keton serum positif
Anion gap tinggi
Diagnosis Banding
1. Hiperosmolar Nonketotik (HONK)

Kriteria HONK:
hiperglikemia > 600mg%
pH darah >7,3
anion gap normal
bikarbonat serum >15 mEq/L
osmolalitas serum >350 mOsm/kg.
Diagnosis Banding
2. Pankreatitis

Tabel Kriteria Ranson


Awal Dalam waktu 48 jam
Usia > 55 tahun Ht menurun > 10
Leukosit > 16.000/mm3 BUN naik > 5 mg/dl
Glukosa > 200mg/dl Ca2+ < 8mg/dl
LDH > 350 IU/L PaO2 < 60mmHg
SGOT > 250 U/L Basa deficit > 4mEq/L
Epidemiologi
Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo,
Jakarta : selama periode 5 bulan (Januari-Mei
2002) terdapat 39 episode KAD dengan angka
kematian 15%
Insiden KAD pada pasien yang telah didioagnosis
DM adalah 30,2 per 1000 orang dan pada pasien
yang belum didiagnosis DM 2 per 1000 orang.
Etiologi
Sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa
Gangguan suplai insulin
Infeksi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Dijumpai pernafasan cepat dan dalam
(Kussmaul)
Berbagai derajat dehidrasi (mulut kering, turgor
menurun)
Kadang disertai hypovolemia sampai syok
Bau aseton kadang tidak tercium
Penetalaksanaan
1. Cairan
NaCl 0,9% atau naCl 0,45% : 20mg/kg normal salin per jam kemudian
diberikan nya di jam selanjutnya dengan kecepatan yang disesuaikan
dengan dehidrasi
Diperlukan 1-2 liter di jam pertama
Jika kadar gula < 200mg/dl dibelikan dekstrosa 5% atau 10%

2. Insulin
Diberi pada jam kedua dengan dosis 10 unit diberikan bolus intravena,
disusul infuse larutan insulin regular laju 2-5 u/jam
Jika kadar gula < 300mg/dl harus dibelitan larutan glukosa dekstrosa 5% dan
insulin dikurangi perlahan
Penatalaksanaan
3. Kalium
diberikan secara intravena dalam kadar sebesar 20-40 meq/L dengan
kecepatan 10 meq/jam (dapat mendekati 15-2- meq/jam pada hypokalemia
berat)

4. Glukosa
Setelah pemberian insulin diharapkan terjadi penurunan kadar glukosa
60mg/dl
Jika kadar glukosa mencapai 200mg/dl dapat dimulai untuk pemberian infus
cairan glukosa

5. Bikarbonat
Diberikan bila pH < 7,1 atau bikarbonat serum < 9 mEq/l
Pada asidosis laktat dan hiperkalemia harus diberikan bikarbonat
Komplikasi
Edem paru
Hipertrigliseridemia
infark miokard akut
komplikasi iatrogenic : hipoglikemia,
hipokalemia, hiperkloremia, edema otak dan
hipokalsemia
Pencegahan
Dapat dicegah dengan akses pada sistem pelayanan kesehatan lebih
baik (termasuk edukasi DM) dan komunikasi efektif terutama pada
saat penyandang DM mengalami sakit akut (misal batuk pilek,
demam, diare, luka)
Pasien DM harus didorong untuk perawatan mandiri terutama saat
mengalami masa sakit, dengan melakukan pemantauan konsentrasi
glukosa darah dan keton urin sendiri
Pentingnya edukasi diabetes yang dapat membantu pasien dan
keluarga, terutama dalam keadaan sulit
Pemberian makanan cair mengandung karbohidrat dan garam yang
mudah dicerna
Tidak menghentikan pemberian insulin atau obat hipoglikemia oral
Kesimpulan
Telah dibicarakan mengenai insidens, patofisiologi, gejala
klinis, dan diagnosis KAD. Prinsip pengobatan KAD adalah
pemberian cairan, menekan lipolisis dan glukoneogenesis
dengan pemberian insulin, mengatasi stress, serta
pemantauan yang ketat. Komplikasi iatrogenic dapat
dicegah dengan pemantauan cermat dengan menggunakan
lembar penatalaksanaan ketoasidosis diabetic yang baku.
Program edukasi DM, khususnya bagaimana penyandang
DM menghadapi sakit akut, dapat mencegah KAD ataupun
KAD berulang.

Anda mungkin juga menyukai