oleh:
Faizal Rachmadi 1111103000020
Pembimbing :
dr. Lola Purnama Dewi, Sp.A
Robbin.2010. Robbins And Cotran Pathologic Basis Of Disease. Philadelphia : Elsevier Inc.
Hipersensitivitas Tipe I
Robbin.2010. Robbins And Cotran Pathologic Basis Of Disease. Philadelphia : Elsevier Inc.
Hipersensitivitas Tipe I
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang terlokalisasi dikendalikan secara genetik.
Wang,Yun. Risk factor of allergic rhinitis. J Allergy Clin Immunol Jun 2005; 1(2) 115.
Diagnostik Alergi Pada Anak
Anamnesis
1. Riwayat Penyakit
- onset
- Karakter, frekuensi,
dan beratnya gejala
- Saat timbulnya gejala
- Perjalanan penyakit
- Jangka waktu paling
lama tanpa serangan
- Faktor yang
mempengaruhi (musim,
tempat, kelelahan,
debu, cuaca, emosi, asap
rokok)
- Pengaruh terhadap
kualitas hidup
- Riwayat alergi pada
keluarga
Diagnostik Alergi Pada Anak
Pemeriksaan Fisik
Kulit Lihat apakah ada lesi urtikaria, angioedema,
dermatitis atopi. Xerosis (kulit kering),di daerah lipat siku
lipat paha juga sering pada anak alergi.
Pembacaan dilakukan setelah 48 jam. Sesudah plester dilepas kemudian pasien diminta
menunggu selama -1 jam. Sebaiknya pembacaan diulangi 96 jam sesudah pemasangan tes
karena reaksi alergi muncul lebih jelas sesudah 96 jam.
0 = tidak ada reaksi
+/- = eritema ringan, meragukan
Hasil +1 = reaksi ringan (eritema dengan edema ringan)
Hasil +2 = reaksi kuat (papular eritema dengan edema)
Hasil +3 = reaksi sangat kuat (vesikel atau bula)
Tes Provokasi
Tes Faktor reumatoid
Anti ds DNA
ANA
Anafilaksis
Reaksi hipersensitivitas generelisata atau sistemik
yang berat , mengancam kehidupan
anafilaksis
Pemberiaan
Non-alergi
kontras
idiopatik
MEKANISME ANAFILAKSIS PADA
MANUSIA
Human anaphylaxis
Immunologic Non-Immunologic
Idiopathic
Rx lokal
Rx sistemik
Angiod
Urtikaria erma
pada Rx sistemik Rx berat
pada ringan
daerah Rx sistemik
daerah
kontak sedang
kontak
Intervensi
segera :
-ABC
-epinefrin
parenteral
Respon
klinik baik
Observasi
Urutan penatalaksanaan
kedaruratan yang
memerlukan respon
terhadap epinefrin .
Pertimbangkan :
-posisi Respon klinis
-jalan nafas ?
-oksigen
Respon -cairan i.v
baik Pertimbangkan :
-infus epinefrin
observasi -antihistamin H1 dan H2 Henti kardioplmonal dalam anafilaksis
-bronkodilator inhalasi Pendekatan CPR dan ACLS
-kortikosteroid Jika perlu usaha resusitasi dilanjutkan
Rujuk ke Pertimbangkan :
-glukagon
-epinefrin dosis tinggi
ahli alergi -vasopressor -Rapid volume expansion
imunologi -Rawat ICU -atropin atau transkutaneus packing untuk asistol atau
pulseless electric activity
-Rujuk ke emergency dan ICU
Sumber bagan : Rachman, O. Anafilaksis dalam buku ajar alergi imunologi IDAI 2010 ed 2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
Kimia darah
Foto Thoraks
EKG
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS
(PPK RSUP Fatmawati)
ANTI HISTAMIN
diphenhidramine 1,25 mg/kgBB/dosis, maksimal 50 mg/kali pemberian iv
CAIRAN KRISTALOID
KORTIKOSTEROID
metilprednisolon 1-2 mg/kgBB, maksimal 125 mg/kali pemberian
INHALASI B2 AGONIS
RUJUK KE PICU
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN
1. Anamnesis secara teliti kemungkinan penyebab
e.g obat tanyakan label obat
2. Uji kulit
3. Setelah imunisasi tunggu 30 menit
Daftar Pustaka
Robbin.2010. Robbins And Cotran Pathologic Basis
Of Disease. Philadelphia : Elsevier Inc.
Rachman, O. Anafilaksis dalam buku ajar alergi
imunologi IDAI 2010 ed 2
Nelson WE. Ilmu kesehatan anak. 17 ed. Alih bahasa
Samik Wahab. Jakarta: EGC,2000.