Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Physiotherapy for COPD End Stage

Dewi iswandari
2009730013

Dokter Pembimbing :
dr. Tuti Sri Hastuti, Sp.PD.,M.Kes.

STASE ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSUD CIANJUR
2013
PENDAHULUAN

Definisi

PPOK penyakit yang ditandai adanya obstruksi


saluran nafas, biasanya progresif dan tidak
sepenuhnya reversible, keadaan tersebut ada
hubungan antara respon inflamasi di paru-paru oleh
partikel berbahaya atau gas.

(GOLD 2010)
Genetik

Komor Paparan
biditas Partikel

Status Stres
Nutrisi Oksidatif
Faktor-faktor
Risiko

Sosioek Jenis
onomi Kelamin

Infeksi
Saluran Umur
Nafas
Klasifikasi atau stadium PPOK

Stadium II (moderate) Stadium III (severe) Stadium IV (very


Stadium I (mild)
severe)
Hambatan aliran Memburuknya Makin memburuk Semakin buruk
udara ringan hambatan aliran hambatan aliran hambatan aliran
Prediksi FEV1/FVC udara udara udara
<70%, FEV >80% Prediksi FEV1/FVC Prediksi FEV1/FVC Prediksi FEV1/FVC
Batuk kronis & <70%, 50% < FEV1 <70%, <70%; FEV1 <30%
berdahak <80% 30%<FEV1<50% atau prediksi
Individu tidak sadar Sesak nafas yang Sesak nafas semakin FEV1<50% ditambah
fungsi parunya tidak berkembang menjadi parah kegagalan
normal batuk kronis Mengurangi kegiatan pernafasan kronis
Individu sudah individu Kualitas hidup
mencari perhatian Eksaserbasi berulang terganggu
medis Eksaserbasi bisa
mengancam jiwa
Gejala Klinis

Dispnea: progresif
(memburuk dari
waktu ke Sejarah tertular
waktu).Biasanya Produksi dahak terhadap faktor
lebih buruk dengan Batuk kronis: kronis : Setiap risiko: Asap
olahraga, setiap hari. Mungkin sebentar- pola produksi tembakau, debu,
Dijelaskan oleh
pasien sebagai sebentar dan dahak kronis pekerjaan dan
"meningkat nya mungkin tidak dapat bahan kimia, asap
upaya untuk produktif. menunjukkan dari memasak di
bernapas (susah COPD. rumah dan bahan
bernapas), berat, bakar pemanas.
atau terengah-
engah."
Anamnesis: Pemeriksaan fisik:
Usia pertengahan Pernafasan cepat
(>45 tahun) (takipneu)
r/pajanan asap Nafas bunyi (wheezing)
rokok, polusi Ekspirasi memanjang
udara maupun Diameter antero-
polusi tmpat kerja posterior>tranversal
Sesak nafas (Barel Chest karena
Batuk hiperinflasi
produktif/tidak Penggunaan otot-otot
produktif bantu pernafasan
Nyeri dada Pursed lip breathing
Pemeriksaan penunjang
Spirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP,
VEP1/KVP)
Radiologi Foto Toraks: hiperinflasi atau
hiperlusen, diafragma mendatar, corakan
bronkovaskulermeningkat, jantung
pendulum, dan ruang retrosternal melebar.
Lab darah rutin
Analisa Gas darah
Mikrobiologi sputum
PPOK eksaserbasi
Eksaserbasi didefinisikan sebagai peristiwa alami proses
Penyakit yang ditandai dengan perubahan pada pasien
seperti dispnea, batuk, dan / atau dahak yang tidak normal
hari per hari, akut pada onset, dan mungkin memerlukan
perubahan dalam pengobatan biasa dalam pasien pada
PPOK. Penyebab paling umum dari suatu eksaserbasi
adalah infeksi tracheobronchial dan polusi udara, namun
penyebab sekitar sepertiga eksaserbasi parah tidak dapat
diidentifikasi.
Penggunaan antibiotic harus diberikan pada pasien dengan
keadaan :
Dengan 3 gejala utama berikut : Dipsnue meningkat,
volume dahak meningkat, purulen dahak meningkat
Dengan purulen dahak meningkat dan satu gejala cardinal
lain
Membutuhkan penanganan ventilasi mekanik
Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya
perburukan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya
seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.
Gejala eksaserbasi :
Sesak bertambah
Produksi sputum meningkat
Perubahan warna sputum
Eksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga :
Tipe I (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala di atas
Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas
Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas
ditambah infeksi saluran napas atas lebih dari 5 hari,
demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi
pernapasan > 20% baseline, atau frekuensi nadi >
20% baseline.
Fisioterapi pada pasien PPOK end stage
Fisioterapi

Fisioterapi dada merupakan latihan


menggunakan metode fisik dengan tujuan
utama untuk memperbaiki dan
mempertahankan fungsi alat pernapasan
dengan cara mengajarkan pasien tentang
teknik pernapasan yang baik untuk
memperoleh efisiensi maksimal ventilasi dan
meningkatkan toleransi latihan serta
membantu membersihkan sekret bronkus.

Indonesian Rehab Equipment


Permasalahan yg dialami pada sebagian
pasien PPOK
Fisioterapi dada pada penderita PPOK terdiri
dari :

Teknik
Relaksa
si

Latihan
Pernap
asan
Terapi Fisik
Dada,
Terapi fisik dada

Drainase Perkusi
postural dada

Teknik
Vibrasi
batuk
D
R
A
I Teknik pembersihan
N jalan napas dari sekret
A dengan meletakkan
S penderita pada
E berbagai posisi
berdasarkan anatomi
trakeobronkus.
P Pada penderita PPOK
O yang banyak
S memproduksi sekret,
T cara ini sangat
U bermanfaat.
R
A
L Indonesian Rehab Equipment
Kedua lobus atas- segmen apikal Lobus atas kiri-segmen posterior

Lobus atas kanan- segmen anterior Lobus tengah kanan

Lobus atas kiri segmen anterior Kedua lobus bawah segmen anterior

Lobus bawah kanan segmen lateral


Lobus atas kanan- segmen posterior

Lobus bawah kiri-sedmen lateral dan lobus bawah kanan-


Lobus atas kiri-segmen posterior segmen kardiak
Kedua lobus bawah-segmen posterior

Lobus bawah kanan- segmen posterior

Kedua lobus bawah- segmen posterior


Perkusi dada : Perkusi dada salah satu cara metode
bronchial hygiene dengan menggunakan tangan dalam bentuk
cup bergantian secara ritmik di tepukkan di dinding dada.
Dengan perkusi sekret akan dilepaskan dari dinding trakeo
bronkus dan masuk ke dalam lumen saluran napas.
Vibrasi : gerakan cepat yang dilakukan pada dinding dada,
dapat dilakukan manual ( dengan memakai ujung jari ) atau
dengan alat yang disebut vibrator. Pemberiannya saat
penderita melakukan ekspirasi.
Teknik batuk: bertujuan untuk mengeluarkan lendir tanpa
harus melakukan batuk yang keras agar paru terbebas dari
lendir.
Latihan pernapasan :
Dilakukan untuk mendapatkan pengaturan napas
yang lebih baik dari pernapasan sebelumnya yang cepat
dan dangkal menjadi pernapasan yang lebih lambat dan
dalam.
pursed lips breathing
pernapasan diafragma
Pernapasan pursed lips
breathing bertujuan mengurangi
napas pendek, memberikan
manfaat subjektif pada
penderita yaitu mengurangi
sesak, rasa cemas dan tegang
karena sesak.

Pernapasan Diafragma melatih kembali penderita unntuk menggunakan


diafragma dengan baik dan merelaksasi otot-otot asesoris, dan bertujuan
meningkatkan volume alur napas, menurunkan frekuensi respirasi dan
residu fungsional, memperbaiki ventilasi dan memobilisasi sekresi mukus
pada saat drainase postural.
Relaksasi : Sasaran yang dicapai dengan terapi
relaksasi adalah mengurangi tingkat kecemasan dan
stress fisik. Penderita dapat mengontrol dirinya
untuk lepas dari dari stress dan frustasi. Prinsip
relaksasi adalah merelaksasikan dada bagian atas
dan mengurangi bekerjanya otot-otot bantu napas.
Latihan dalam suasana tenang dan nyaman, dapat
diiringi irama musik.
Association Of Chartered Physiotherapists In
Respiratory Care (ACPRC) Guidelines
Kesimpulan

Salah satu strategi penatalaksanaan PPOK


adalah dengan
fisioterapi paru. Yang dapat bermanfaat
dalam perbaikan sesak napas, dan kualiti hidup.
National Institute for Health and Clinical
Excellence telah merekomendasikan bahwa
rehabilitasi
paru harus diberikan pada seluruh penderita
PPOK yang mengalami gangguan fungsi paru.
Referensi

Duerden Martin. The Management Of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Merec


Bulletin 2006; 16:17-20.
The British Thoracic Society / Association Of Chartered Physiotherapists In Respiratory Care
(ACPRC) Guidelines.
Global Strategy For The Diagnosis, Management, And Prevention Of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
PDPI. 2003 .Konsensus PPOK. Available at: URL:http: www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-
ppok/ppok.pdf.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai