4
KELOMPOK 1
Adi Indrawan Sugianto 201322201066
Oce Utrick Sun 201522201014
Septinus Benekditus Wisikiuw 201522201033
Hilarius Candra. S. K 201522201060
Denta Adi Utama 201522201074
Eunike Idelete Korop 201522201078
Destian Hendiarga. P. H 201522201099
Marioleen Yullan Awi Nerokou 201522201118
Perancangan Campuran Beton Metode Road
Note No. 4
Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glanville.,et.al, yang
ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pengerjaan. Secara
umum langkah perancangan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai
berikut:
Hitung kuat tekan rata-rata rencana, berdasarkan kekuatan tekan rencana dan
nilai margin
1) Nilai margin (m)=1.64*Standar Deviasi
2) Nilai standar deviasi ditentukan dari data yang lalu atau diambil dari Tabel di
bawah ini berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.
Tentukan FAS berdasarkan keawetan tabel di bawah ini pilih nilai yang terkecil
Catatan
Ringan : Terlindung dari cuaca
Sedang : Terlindung dari hujan deras, tertanam dalam tanah dan selamanya
terendam air
Berat : Terkena air laut, air payau, mengalami pergantian basah dan kering
Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan antara agregat
halus dengan agregat kasar), sehingga masuk dalam salah satu kurva di bawah ini.
Tetapkan proporsi antara agregat dengan semen berdasarkan tingkat
kemudahan pengerjaan, diameter maksimum agregat, bentuk dan FAS.
Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan
proporsi antara agregat semen.
Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolut, prinsip hitungan
ialah volume beton dapat sama dengan jumlah absolute volume bahan-
bahan dasarnya. Proporsi campuran dapat dihitung jika diketahui:
s = Berat jenis semen
ag. H =Berat jenis agregat halus
ag.K = Berat jenis agregat kasar
air = Berat jenis air
V = persentase udara dalam beton
S = Berat semen yang diperlukan dalam 1 m3
Dengan menghitung berdasarkan harga semen:
Kekurangan dan Kelebihan Perancangan Campuran
Beton Metode Road Note No. 4
234
234 100
26
20
13
4
0
Gradasi campuran kolom (11) diplotkan pada grafik untuk butir maksimum 40 mm
(Syarat ASTM C-33). Setelah diplotkan memenuhi syarat, yaitu masuk dalam kurva
3.
Dari sini dapat dijelaskan bahwa agregat campuran diharapkan nantinya dapat
menghasilkan campuran yang baik namun akan memerlukan lebih banyak semen
dan air.
LANGKAH 4: Menghitung proporsi A/C
Agregat menggunakan agregat pecahan dengan butir maksimum 40 mm dan
FAS 0,48 dari tabel Proporsi Agregat dengan semen (berat) di dapat nilai
untuk FAS = 0,45 A/C = 3,9 dan FAS= 0,50 4,7. Jadi untuk FAS =
0,48 dilakukan interpolasi dan didapat A/C={ [(4,7-3,9)/(0,5-0,45)] x (0,48
0,45)}= 4,38.
LANGKAH 5: Menghitung proporsi campuran
Agregat/Cement (A/C)= 4,39
LANGKAH 6: Menghitung kebutuhan bahan dasar
Diketahui:
s = berat jenis semen = 3,14
ag.h = berat jenis pasir = 2,72
ag.k = berat jenis batu pecah(JPK) = 2,66
air = berat jenis air = 1,00
v = prosentase udara dalam beton = 0%
S = berat semen yang diperlukan dalam 1 m3
Perbandingan campurannya :
Semen : Pasir : Kerikil : Air = 1 : Proporsi Ag.H : Proporsi .Ag.K : Air
Maka nilai semen (S) dapat dihitung dari persamaan berikut. Kebutuhan air, agregat halus,
dan agregat kasar dihitung dari hasil hitungan semen.
Kontrol