Anda di halaman 1dari 22

RUDY SUSANTO,S.Si.,Apt.

PRINSIP DASAR
NASIB OBAT DLM TUBUH
Obat yang kita minum dapat menyingkirkan penyebab penyakit, menghilangkan gejala penyakit, atau
menghilangkan akibat lanjutan dari suatu penyakit
Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya bekerja

untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih. obat tersebut harus


mencapai ginjal (tempat
antibiotik bekerja)
Memberikan
kesembuhan yang
diharapkan. antibiotik dapat
membunuh bakteri

Setelah obat bekerja di


dalam tubuh dan
menghasilkan efek, obat
akan dikeluarkan dari dalam
tubuh
FARMACEUTICAL AVAILABILITY BIOLOGICAL AVAILABILITY

Tablet
pecah INTERAKSI
ABSORBSI OBAT
Granul DISTRIBUSI
pecah DG
METABOLISME/ RESEPTOR
Zat aktif BIOTRANSFORMASI
lepas DI TEMPAT EFEK
Obat dg zat
EKSRESI
Dan larut KERJA
aktif

FASE
FARMAKOKINETIK
FASE FASE
BIOFARMASI FARMAKODINAMIK
FARMACEUTICAL AVAILABILITY BIOLOGICAL AVAILABILITY

Tablet
INTERAKSI
pecah ABSORBSI OBAT
Granul DISTRIBUSI DG
pecah METABOLISME/ RESEPTOR EFEK
Obat dg zat Zat aktif BIOTRANSFORMASI
DI TEMPAT
aktif lepas EKSRESI
KERJA
Dan larut

FASE FASE FASE


BIOFARMASI FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK

mekanisme
Obat dianggap absorpsi obat
benda asing melalui
oleh usus,
tubuh (obat ada 2 cara:
prinsipnya adalah racun)
EKSRESI
FASE :
FARMAKODINAMIK BIOLOGICAL AVAILIBILITY (BA)
Sediaan
DISTRIBUSI
FASE
Tubuh
SECARA
OBAT
RESEPTOR obat
PASIF
FARMAKOKINETIKA:
ABSORBSI
FASE
memiliki bentuk
: (tanpa
mekanisme
BIOFARMASI larutan
alamiah untukketersediaan
energi) :mendetoksifikasi farmasi
(menurunkan tercapai dalam
ketoksikan suatu zat).waktu
tahap ini obat
DIMINUM
akan dikeluarkan
MELALUI ORAL
dari dalam tubuh dengan berbagai cara,

filtrasi,
Ialah
Setelah
lebih
Yaitu fase
Obat
Beberapa
Adalah
berada
(melaui
dimana
Diserap/
Hidrolisa, oksidasi
singkat
tahab yg pori2
obat
&
karena
meliputi
senyawa
komponen Farmaceutical
dipembuluh
obat
molekulkecil
mulai
absorbsi
konjugasi darah,
tidak
waktu
juga
selmembran
bereaksi obat
dg
melalui
mengalami
obat
dapat mulai
(biasanya utkavailibility
sisiakan
di
melintasi disebarkan
zat
reseptor
dinding
fase hidriofil)
&
absorsi
protein
akan
usus ke(FA)
seluruh
menimbulkan
dan
desintegrasi
sampai
plasenta/tali
membran )
LIBERASIobat dantubuh
memasuki fase
diangkut
pusat/menembus
yg terlibat
:
bersamadg
respon biologik
melarut
keorgan
langsung yg
sawar
thd
antara
Obat DIbisa
Ketersediaan

aliran
difusi lain
DALAM
darah.
Prinsipnya
pembuluh(melarutmelalui
SALURAN
bersifat Hayati
Obat
obat akan
dlm
darah. :lapisan
agonios @adalah
dapat ginjal
CERNA
atau
keluar
didetoksifikasi (air
OBAT
dari
lemak seni)
MENGALAMI
persentase
antagonis bila
pembuluh
sehingga
dari @saluran
obat
darah
tidak
membran ygdan
terlalu
sel, cerna
diabsorbsi
berinteraksi dg
memasuki (faeces)
toksik/beracun
utk ion tubuh
reseptor sertadari
organ-organ
anorganik) suatu
tubuh.
menjadi
uri. Contoh:
ditargetkan alkoloida,
tahap
untuk phenobarbital, nikotin,
dariketika
FASE
mudah
respon biologic dicapai
: BIOFARMASI/FARMASETIK
(dalam ZA
haltersedia
ini obat
aksiorgan2 dilepaskan
obat/efek) dari
= fase ygefek bentuk
meliputi waktu mulai
dosis yg
YAITU diberikan
dibuang
transport aktif,
Farmakodinamik dan
@ kulit (keringat),
tubuh
: Ilmu(mengunakan lewat
yg mempelajari untuk
energi) melakukan
eksresi
cara kerja obat @pernapasan terapeutik.
efek obat thdp(udara),
funsi organ
LARUTAN---SUSPENSI---EMULSI
Adalah
Pada : ukuran
sediaannya
penggunaan
tahapan banyaknya
sediaan
ini, obat obat
sudah zat
ADME
hingga
dapat ---SERBUK----KAPSUL----TABLET----
aktif yg
pelepasan
mencapai dilepaskan
zat
tempat dari
aktifnya
kerja danbentuk
kedalam sediaan
memberikan
Sebagian
Agonis=
(pengaruh besar
Dilakukanzat
obat kompleks
obat
dg
aktif
thdp
senyawa
akan
mengikat @
yang
reaksi
obat
yg mata
berada
biokimia
juga (air
menghasilkan
didetoksifikasi
zat2 &
dapat mata),
distruktur
hati
dalam
oleh
(makromolekul
memasuki @
perubahan
atau
keadaan
organ / kelenjar
enzim-enzim fungsi
ion)
pengaruhdg
larut
otakmengambil
menembus payudara
mikrosomal hati.
pengangkut
obatyangthp yaitu
dapat
sel (air
hidup) susu).
lbhsawar otak,
Hanya
Beberapa
TABLET
obat
efek
BA yg
cairan SALUT
diberikan
yang
suatu
sitokrom tubuh
P4503A obat GULA----SALUT
diharapkandan
(CYP3A) dan
diukur ketersediaan
siap untuk
(syaratnya
& sitokromsecara
P4502C9 ENTERIK
proses zat
berikatan
In-vivo
(CYP2C9) aktif
absorbsi.
dg
dg siap
reseptor)
Hasilnya sifat untuk
toksik proses
darah
rendah absobsi.
pasien dan
spesifik
Antagonis
diabsorpsi
EX: CTM, ex
..=
DMP,: ATP
Sebagian
obat menyebabkanbesar
memblokir obat
letak
kantuk dikeluarkan
reseptor
(diubahthdp
gugus melalui
agonis
jd ginjal.
endogen
polar agar dari
tak dalam
masuk)tubuh
ditentukan kadarawal
dibanding dg snyawa obat dalam plasma darahnya
A. Absorbsi
Faktor yang mempengaruhi antara lain :

1. Kelarutan obat
2.Kemampuan difusi melalui sel membran
3.Konsentrasi obat
4.Sirkulasi pada letak absorbsi
5.Luas permukaan kontak obat
6.Bentuk sediaan obat
7.Rute cara pemakaian obat
B.Distribusi
Distribusi obat dipengaruhi oleh :
1. Aliran darah
2. Afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan
3. Efek pengikatan terhadap protein, hanya obat-obatan
yang bebas atau yang tidak berikatan dengan protein
yang bersifat aktif dan dapat menimbulkan respon
farmakologik
Hal-hal yang dapat mempengaruhi metabolisme :

Fungsi hati T
(cirrosis hepatic dan hepatotoksika)
Usia
Faktor genetik (keturunan)
Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan
Kadar obat
Puncak Kerja
MTC

MEC

Waktu
To T1 T2 T3

T0 T1 = mula
T0 T2 = puncak
T1 T3 = lama kerja
Eksresi obat atau metabolitnya dari tubuh
terutama dilakukan oleh ginjal dengan air seni,
disamping itu pula ada bebera cara lain yaitu :
Kulit, bersama keringat
Paru-paru
Hati, melalui saluran empedu
Air susu ibu, misal alkohol, obat tidur, nikotin
dari rokok dan alkaloid lain
Usus
Mekanisme Kerja Obat
Dapat digambarkan obat dengan efeknya dalam bagan
berikut :

O + R OR EFEK
Masih dikenal pula beberapa mekanisme kerja lain
tanpa pengikatan pada reseptor yaitu :

Secara fisika, misalnya anestesi, laksansia, dan


diuretik osmotik
Secara kimiawi, misalnya antasida lambung
Secara kompetisi, yaitu dengan antagonisme
saingan misal pada pemkaian sulfa.
Proses metabolisme berbagai macam, misal
antibiotika yang dapat mempengaruhi
pembentukkan dinding sel
Efek Terapeutik
Tidak semua obat betul-betul dapat menyembukan penyakit,
banyak diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejala-
gejalanya, oleh karena itu dapat dibedakan tiga jenis pengobatan
:

Terapi kausal, contoh : Kemoterapeutika (sulfonamid,


antibiotika, anti malaria, dsb)
Terapi simptomatis, contoh : analgetik pada rematik,
antihipertensi pada kardiotonik
Terapi subtitusi, contoh : insulin pada diabetes, estrogen pada
hipo fungsi ovarium, dan obat hormon lainnya.
Dalam upaya mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan dari obat-obat yang diberikan selama kehamilan,
maka oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA-USA) maupun Australia Drug Evaluation Committee
(ADEC-AUSTRALIA), obat-obat dikategorikan sebagai berikut :

- Kategori A:
Yang termasuk dalam kategori ini adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
EX : parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan
asam folat

- Kategori B:
Obat kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak
terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Mengingat terbatasnya
pengalaman pemakaian pada wanita hamil, maka obat-obat kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada
studi toksikologi pada hewan, yaitu:

B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin
(fetal damage). EX: simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.

B2: Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak meningkatnya
kejadian kerusakan janin EX: tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona.

B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu
bermakna pada manusia. EX: karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
- Kategori C:
Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomik semata-
mata karena efek farmakologiknya. Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali).
EX: analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika.

- Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan
kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat dalam kategori ini juga
mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.
EX: androgen, fenitoin, pirimidon,fenobarbiton, kinin, klonazepam, valproat, steroid anabolik, dan antikoagulansia.

- Kategori X
adalah yang telah terbukti mempunyai risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin
jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
EX: isotretionin dan dietilstilbestrol.
OBAT DIMINUM MELALUI ORAL
DI DALAM SALURAN CERNA OBAT MENGALAMI LIBERASI :
YAITU : tahap ketika ZA obat dilepaskan dari bentuk sediaannya.

FASE BIOFARMASI

FASE BIOFARMASI/FARMASETIK = fase yg meliputi waktu mulai


penggunaan sediaan obat hingga pelepasan zat aktifnya kedalam
cairan tubuh dan siap untuk proses absorbsi.

diserap melalui dinding usus dan memasuki


pembuluh darah.

Hanya zat aktif yang berada dalam keadaan


larut yang dapat diabsorpsi

mekanisme absorpsi obat melalui usus, antara lain:


SECARA PASIF (tanpa energi) :
filtrasi, (melaui pori2 kecil membran utk zat hidriofil)
difusi (melarut dlm lapisan lemak dari membran sel, utk ion anorganik)
transport aktif, (mengunakan energi)
Dilakukan dg mengikat zat2 hidrofil (makromolekul atau ion) dg enzym
spesifik pengangkut ex : ATP
Sebagian besar obat diabsorpsi menggunakan mekanisme difusi pasif.
Setelah berada dipembuluh darah, obat akan disebarkan ke seluruh tubuh bersamadg
aliran darah. Obat dapat keluar dari pembuluh darah dan memasuki organ-organ tubuh.

Pada tahapan ini, obat sudah dapat mencapai tempat kerja dan memberikan
efek yang diharapkan (syaratnya berikatan dg reseptor)

Beberapa senyawa obat juga dapat melintasi plasenta/tali pusat/menembus sawar


uri. Contoh: alkoloida, phenobarbital, nikotin,

Beberapa senyawa obat juga dapat memasuki otak menembus sawar otak,
EX: CTM, DMP, menyebabkan kantuk (diubah gugus jd polar agar tak masuk)

Obat dianggap benda asing oleh tubuh (obat prinsipnya adalah racun)
Tubuh memiliki mekanisme alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu
zat). Hidrolisa, oksidasi & konjugasi
Prinsipnya obat akan didetoksifikasi sehingga tidak terlalu toksik/beracun serta menjadi
mudah dibuang dari tubuh lewat organ2 eksresi
Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati. yaitu
sitokrom P4503A (CYP3A) & sitokrom P4502C9 (CYP2C9) Hasilnya sifat toksik lbh rendah
dibanding dg snyawa awal

RESEPTOR
Adalah komponen molekul sel (biasanya protein membran ) yg terlibat
langsung thd respon biologic (dalam hal ini aksi obat/efek)
EKSRESI :
tahap ini obat akan dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara,
antara lain melalui : @ ginjal (air seni) @saluran cerna (faeces)
@ kulit (keringat), @pernapasan (udara),
@ mata (air mata), @ kelenjar payudara (air susu).
Sebagian besar obat dikeluarkan melalui ginjal.

FASE FARMAKOKINETIKA:
Yaitu tahab yg meliputi waktu selama obat diangkut keorgan yg ditentukan
ADME

FASE FARMAKODINAMIK
Ialah fase dimana obat mulai bereaksi dg sisi reseptor & akan menimbulkan respon biologik

Farmakodinamik : Ilmu yg mempelajari cara kerja obat efek obat thdp funsi organ
(pengaruh obat thdp reaksi biokimia & struktur organ / pengaruh obat thp sel hidup)
RESEPTOR
Adalah komponen molekul sel (biasanya protein membran ) yg terlibat langsung thd
respon biologic (dalam hal ini aksi obat/efek)
Obat bisa ber sifat agonios atau antagonis bila berinteraksi dg reseptor
Agonis= kompleks yg menghasilkan perubahan fungsi
Antagonis ..= obat memblokir letak reseptor thdp agonis endogen dari dalam tubuh

Farmaceutical availibility (FA)

Adalah : ukuran banyaknya zat aktif yg dilepaskan dari bentuk sediaan


obat yg diberikan dan ketersediaan zat aktif siap untuk proses absobsi.

Sediaan obat bentuk larutan ketersediaan farmasi tercapai dalam waktu


lebih singkat karena tidak mengalami fase desintegrasi dan fase melarut
BIOLOGICAL AVAILIBILITY (BA)

Ketersediaan Hayati adalah persentase obat yg diabsorbsi tubuh dari suatu dosis yg diberikan
dan tersedia untuk melakukan efek terapeutik.
BA suatu obat diukur secara In-vivo dg mengambil darah pasien dan ditentukan kadar obat
dalam plasma darahnya
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai