Anda di halaman 1dari 24

SELAMAT

DATANG
PELAJARAN TENTANG
PENGARUH BAHAYA MEROKOK
TERHADAP PROSES BELAJAR
MENGAJAR
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KEDIRI
Metoda Penyebarluasan Informasi hendaknya
memperhatikan kode etik sebagai berikut :
1. Pemberian informasi melalui media baik media massa dan media
interpersonal hendaknya lebih ditekankan pada penciptaan
suasana kondusif, sesuai adat istiadat setempat.
2. Setiap upaya pemberian informasi harus diolah sedemikian rupa
sehingga tidak menjadi efek promotif dan sugestif yang justru
mendorong individu maupun kelompok untuk menyalahgunakan
nakotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
3. Setiap pemberian informasi haruslah langsung dan/atau tidak
langsung menimbulkan rasa kebencian khalayak, sehingga
mempunyai sikap menolak terhadap penyalahgunaan nakotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya.
4. Pemberian informasi tentang Bahaya Merokok dan zat adiktif
lainnya hendaknya menjelaskan aspek-aspek bahaya hancurnya
tatanan soaial dalam arti luas dan karenanya informasi tentang
perundang-undangan serta sanksi hukum yang perlu digalakkan.
5. Perlu lebih ditekankan penyebarluasan informasi tentang beban
biaya sosial dan kerugian masyarakat yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan daripada menyiarkan keuntungan yang diperoleh
pengedar gelap.
PENGERTIAN
1. Nakotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
2. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
3. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika
atau psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan.
4. Madat istilah madat ini bukanlah istilah kedokteran,
merupakan istilah sosial.
Penyalahgunaan adalah narkotika atau
psikotropika tanpa sepengetahuan dan pengawasan
dokter.
Ketergantungan Psikis adalah pola perilaku yang
ditandai dengan adanya keinginan yang sangat kuat
untuk menggunakan narkoba atau psikotropika
agar memperoleh suatu efek tertentu.
Ketergantungan Fisik adalah adaptasi neurologis
tubuh untuk menghadirkan suatu narkotika yang
ditandai dengan gejala-gejala awal putus obat jika
pemakaian dihentikan.
Toleransi adalah peningkatan dosis untuk
mendapatkan pengaruh yang sama sebagai-akibat
dari penggunaan yang lama dan terus menerus.
Gejala putus obat/zat (withdrawalsyndrome)
adalah gejala ketagihan karena pemakaian suatu
zat dihentikan, setiap jenis obat yang digunakan
tidak sesuai dengan petunjuk dokter akan
menimbulkan gejala-gejala putus obat yang
berbeda.
FAKTOR PENYEBAB MEROKOK
1. Faktor Individu / Perorangan
Adanya kepercayaan bahwa rokok dapat
mengatasi semua persoalan.
Harapan untuk dapat memperoleh kenikmatan
dari efek rokok yang ada.
Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau
ketidaknyamanan yang dirasakan
Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok
sebaya untuk dapat diterima/diakui dalam
kelompoknya.
Sebagai pernyataan tidak puas terhadap sistem
atau nilai sosial yang berlaku.
Sebagai pernyataan sudah dewasa atau ikut
zaman (mode)
Ingin coba-coba, kurang pengawasan dari orang
serta beberapa alasan lain
2. Faktor Lingkungan
Tempat tinggal berada dilingkungan
peredaran atau pemakaian narkotika,
psikotropika atau zat adiktif lainnya.
Bersekolah di tempat atau di lingkungan
yang rawan terhadap obat yang sering
disalahgunakan.
Bergaul dengan para pengedar dan
pamakai
Upaya Pencegahan
Upaya ini merupakan langkah awal yang
dapat dilakukan untuk mencegah
penyalahgunaan rokok. Penyalahgunaan
rokok dapat menimbulkan ketergantungan
sehingga mengakibatkan gangguan fisik,
mental, sosial, keamanan dan ketertiban
masyarakat serta Ketahanan Nasional.
Penyalahgunaan dapat merugikan individu,
keluarga, lingkungan dan masyarakat. Oleh
karena keluarga adalah lingkungan terkecil
dari masyarakat, maka disinilah titik awal
pencegahan tersebut.
Pada dasarnya upaya pencegahan
mencakup upaya perubahan sikap
dalam pola pikir dan pola tindak melalui
upaya promotif, preventif, informatif dan
edukatif.

Pencegahan bertunjuan untuk


mengurangi permintaan dengan
mempengaruhi faktor-faktor penyebab,
faktor pendorong dan faktor peluang
terjadinya merokok.
Unsur Motivasi bertunjuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan individu untuk
dapat mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapi dengan baik.
2. Faktor-faktor sosial yang tidak
menguntungkan yang bisa menjurus kepada
rokok.
Unsur menakuti/menggentarkan
(deterrent) adalah :
Ketakutan atas kerusakan tubuh / jiwa
sendiri sebagai akibat merokok.
Program pencegahan bertujuan untuk :

1. Tercapainya kesadaran, ketahanan


perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat sehingga, memiliki daya
tangkal terhadap rokok.

2. Meningkatkan peran serta individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam upaya penanggulangan
merokok.
Apa yang dapat dilakukan seorang anggota
masyarakat untuk mencegah Bahaya Merokok
1. Mengerti diri sendiri, terimalah dan terimalah
serta hormati diri sendiri sebagaimana adanya.
2. Kembangkan potensi yang ada dan libatkan
diri dalam kegiatan positif.
3. Belajar bergaul dengan baik dengan orang-
orang baik. Pilihlah orang yang dapat
dipercaya untuk berkomunikasi jika ada
permasalahan.
4. Belajar cara-cara mengatasi permasalahan dan
tekanan hidup tanpa tergantung pada rokok.
5. Jika ada permasalahan yang tidak dapat
diatasi sendiri, carilah bantuan orang yang
ahli.
6. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, taat
hukum dan patuh kepada agama sejak dini.
7. Kembangkan nilai-nilai moral dan spiritual
yang kuat sesuai dengan agama, kepercayaan
dan Pancasila
Apa yang dapat dilakukan oleh pemimpin/tokoh
organisasi kemasyarakatan, untuk mencegah Bahaya
Merokok ?

Rencanakan dan laksanakan program-program sosial


yang melibatkan para remaja, orang tua, organisasi
wanita/pemuda/agama/profesi, untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat/lingkungan, antara lain
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Program pendidikan orang tua selektif.
2. Program Olah Raga, Rekreasi dan Kesenian.
3. Latihan ketrampilan
4. Program pengembangan potensi remaja
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua,
untuk mencegah Bahaya Merokok ?

Orang tua alat pendidik utama bagi anak-


anaknya dan menjadi figur/model untuk :

Menjadi panutan
Menjadi teladan
Menjadi seorang istimewa
Disini prang orang tua sangat besar, sehingga
diharapkan orang tua mampu melakukan beberapa hal
sebagai berikut :

1. Terciptanya suasana hangat, penuh kasih sayang,


perhatian dan bersahabat dirumah.
2. Mengembangkan hubungan yang akrab dan
komonikasi yang baik bagi anak-anak, bersikap
terbuka dan jujur terhadap mereka.
3. Mengerti dan menerima setiap anak sebagaimana
adanya.
4. Mendengarkan dan menghormati pendapat anak-
anak, membimbing mereka agar mampu membuat
keputusan yang bijaksana.
5. Memberi pujian apbila mereka berbuat
baik/mencapai sesuatu prestasi meskipun
sedemikian kecil nilainya.
6. Meluangkan waktu bersama anak-anak walaupun
demikian sibuknya.
7. Memberi tanggung jawab pada anak-anak sesuai
dengan tingkatan usianya.
8. Menanamkan kepada anak-anak nilai-nilai budi
pekerti, taat hukum, patuh pada agama sejak dini.
9. Memperhatikan nilai-nilai luhur, sosial, budaya
keluarga, moral dan spiritual yang kuat sesuai
dengan agama kepercayaan masing-masing.
10. Mengetahui dan memahami bahaya merokok.
Peran serta Pendidik untuk
Mencegah Bahaya Merokok ?

Para guru di sekolah adalah pengganti


orang tua selama anak-anak berada di
sekolah, oleh karena itu, para guru
harus mendidik murid-murid dengan
rasa kasih sayang dan penuh dedikasi.
Para guru di sekolah dianjurkan untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut :

Mengenali murid-muridnya dengan baik


Bersikap sensitif terhadap kebutuhan
dan permasalahan murid.
Menciptakan hubungan yang erat dengan
murid-murid, agar terjalin komunikasi
yang baik dan memperoleh kepercayaan
mereka.
Terimalah murid-murid sebagaimana
adanya, dan kembangkanlah potensi
mereka.
dan
Pengembangan/pembinaan kepribadian
adalah sama pentingnya dengan pengajaran
ilmu pengetahuan
Agar mendorong peran serta murid-murid
dalam kegiatan non kurikulum untuk
meningkatan kesehatan fisik dan mental.
Memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual
sesuai dengan agama atau kepercayaan dan
Pancasila.
Ciptakan suasana terbuka dan saling
percaya.
Menjadi nara sumber, untuk membantu
murid mendapatkan bantuan/pelayanan
ahli untuk mengatasi berbagai macam
permasalahan murid.
Peran serta Pelajar/Mahasiswa untuk
mencegah Bahaya Merokok ?
Mengerti diri sendiri dan terimalah serta
hormati diri sendiri sebagaimana adanya.
Kembangkan potensi yang ada dan
libatkan diri dalam kegiatan positif.
Belajar bergaul dengan baik dengan
orang-orang baik.
Belajar cara-cara mengatasi permasalahan
dan tekanan hidup.
Jika ada permasalahan yang tidak dapat
diatasi sendiri, carilah bantuan orang lain.
Kembangkan nilai-nilai moral dan
spiritual yang kuat sesuai dengan agama,
kepercayaan dan Pancasila.
CIRI-CIRI REMAJA YANG BERPOTENSI
MENYALAHGUNAKAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA.

1. Prestasi belajar menunjukkan hasil yang


cenderung menurun.
2. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk
mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan
atau pekerjaan atau dalam lapangan kegiatan
lainnya.
3. Putus sekolah pada usia yang sangat dini, perilaku
antisosial pada usia dini seperti tindak kekerasan,
agresivitas, sering mencuri, sering berbohong dan
kenakalan remaja lainnya.
4. Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.
5. Pola tidur berubah (lebih suka tidur larut malam)
6. Sudah mulai merokok pada usia yang lebih dini
(dibawah 18 tahun)
7. Perasaan rendah diri (lowself-esteem) mudah
kecewa, murung, bosan dan merasa tidak befungsi
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Tidak bisa menunggu atau bersabar yang
berlebihan (pengontrolan diri berkurang) dan suka
mencari sensasi, melakukan hal-hal yang
mengandung resiko bahaya yang berlebihan.
9. Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti
kecemasan, depresi, obsesi, apatis, menarik diri
dalam pergaulan, retardasi mental kurang mampu
menghadapi stress atau sebaliknya yaitu
hiperaktif.
10. Hambatan atau penyimpangan psikoseksual
dengan akibat kegagalan atau tidak terjadinya
identifikasi seksual yang memadai.
11. Kurang berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
12. Adanya disfungsi dalam keluarga
antara lain :
Mempunyai persepsi bahwa
hubungan dalam keluarga kurang
dekat walaupun seringkali
kenyataan tidak demikian.
Adanya anggota keluarga lain
yang tergolong peminum alkohol
yang berat pemakai obat secara
berlebihan.
Kehidupan keluarga atau dirinya
kurang religius.
13. Berkawan dengan orang yang tergolong
peminum berat atau pemakai obat
secara berlebihan.
TERIMA KASIH

SELAMAT MENGIKUTI

Anda mungkin juga menyukai