Anda di halaman 1dari 27

CASE REPORT SESSION

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF


KRONIK
MEI TSARAH AINI
MHICYA UTAMI RAMADHANI
ZAKI MAHMUDI DASRIL

PRESEPTOR:
DR. IRVAN MEDISON SP. P (K)
DR. OEA KHAIRSYAF SP. P (K)
LATAR BELAKANG
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit dapat
dicegah dan diobati,
ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus
yang biasanya progresif dan berhubungan dengan respons
inflamasi kronis pada saluran napas dan paru-paru terhadap
partikel atau gas yang beracun.
Prevalensi kejadian PPOK di dunia rata-rata berkisar 3-11%.
meningkatnya usia harapan hidup dan
PPOK
semakin tingginya pajanan faktor resiko,
menjadi
seperti banyaknya jumlah perokok, serta
masalah
pencemaran udara didalam ruangan
maupun diluar ruangan.
DEFINISI
PPOK adalah suatu penyakit dapat dicegah dan diobati, ditandai
dengan keterbatasan aliran udara yang ireversibel, biasanya
progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi kronis
pada saluran napas dan paru-paru terhadap partikel atau gas
yang beracun, disertai efek ekstra paru yang berkontribusi
terhadap derajat sesak (GOLD 2015).

PPOK stabil adalah keadaan PPOK yang tidak dalam kondisi gagal
napas akut, hasil analisa gas darah menunjukkan PCO2 <45mmHg dan
PO2 > 60 mmHg, sputum tidak berwarna atau jernih, aktivitas terbatas
tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK berdasarkan hasil
spirometry, penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan dan
tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan (PDPI, 2011).
Asap Rokok

Polusi Udara

Genetik

FAKTOR Infeksi saluran napas


bawah berulang
RISIKO
Usia dan Jenis Kelamin

Asma
PATOGENESIS

Inflamasi pada PPOK Interaksi dari faktor risiko


melibatkan sel-sel seperti neutrofil, makrofag, dan limfosit yang
akan melepaskan mediator inflamasi dan berinteraksi dengan
sel-sel struktural dalam saluran napas dan parenkim paru
menarik sel inflamasi lain dari sirkulasi ke jaringan (faktor
kemotaktik), menguatkan inflamasi (sitokin pro inflamasi) dan
mendorong perubahan structural.
PATOGENESIS

Stress oksidatif yang dihasilkan asap rokok, polusi udara dan


yang dilepaskan sel inflamasi memiliki akibat yang merugikan di
paru : aktivasi proses inflamasi, stimulasi ekskresi mukus,
stimulasi eksudasi plasma dan inaktivasi antiprotease.
Protease pada paru berfungsi memecah komponen jaringan ikat
dan antiprotease melindunginya. Peningkatan protease tanpa
diikuti dengan perlindungan oleh antiprotease akan
menyebabkan inflamasi pada paru Perubahan patologik pada
saluran napas perifer, parenkim dan vaskuler (PDPI, 2012; GOLD,
2015).
PATOGENESIS

Tingkat peradangan, fibrosis dan cairan eksudat di


lumen saluran napas kecil


Penurunan VEP1 dan rasio VEP1/KVP.

Adanya obstruksi pada saluran napas perifer akan menyebabkan


udara terperangkap dan mengakibatkan inflasi timbulnya sesak
napas pada aktivitas
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penilaian berat
Anamnesis penyakit
Fisik
Inspeksi
Sesak: kesulitan - Pursed-lips breathing (mulut Spirometry
bernafas, dada setengah terkatup/mencucu) Penilaian Gejala
terasa berat, air - Barrel chest (diameter antero-
hunger, atau
posterior dan transversal Penilaian risiko
sebanding)
tergagap saat - Penggunaan otot bantu napas eksaserbasi
bernafas, adanya -Hiperttopi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
purse lip breathinhg -Bila telah terjadi gagal jantung
kanan terlihat denyut vena
jugularis di leher dan edema
Batuk : batuk kronik tungkai
yang perlahan -Penampilan pink puffer atau
timbul setiap hari blue bloeter
Palpasi
Produksi sputum : fremitus melemah, sela iga
umumnya bermula melebar
Perkusi
setelah batuk hipersonor dan batas jantung
berlangsung selama mengecil, letak diafragma
waktu tertentu rendah, hepar terdorong
kebawah
Mengi dan chest Auskultasi
thigtness Suara napas vesikuler normal,
atau melemahTerdapat ronki
Gejala lain: lelah, dan mengi pada waktu
penurunan BB, bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksaEkspirasi
DIAGNOSIS PPOK

Klasifikasi Hambatan Aliran Udara pada PPOK (GOLD) (Berdasarkan VEP 1


setelah pemberian bronkodilator)

Pada pasien dengan VEP1/KVP <0,70:

Derajat I Ringan VEP1 80% dari yang diprediksi

Derajat II Sedang 50% VEP1 < 80% dari yang diprediksi

Derajat III Berat 30% VEP1< 50% dari yang diprediksi


Derajat IV Sangat Berat VEP1 < 30% dari yang diprediksi
PENILAIAN GEJALA PPOK
Modified MRC Dyspnea Scale
0 Sesak nafas bila hanya berolahraga berat
1 Nafas pendek bila terburu-buru dijalan yang menanjak
2 Berjalan lebih lambat dari orang seusia karena sesak

nafas ataupun harus berhenti untuk bernafas saat

berjalan dengan kecepatan sendiri


3 Berhenti untukbernafas setelah berjalan sekitar 100

meter atau setelah beberapamenit dengan kecepatan

sendiri
4 Terlalu sesak untuk keluar rumah ataupun sesak nafas

saat berpakaian
CAT : PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK
COPD Assesment Test
Skor

Saya tidak pernah batuk 12345 Saya selalu batuk

Tidak ada dahak sama sekali 12345 Dada saya penuh

Tidak ada rasa berat di dada 12345 Dada saya terasa berat sekali
Ketika saya jalan mendaki atau Ketika saya jalan mendaki

naik tangga saya tidak sesak 12345 atau naik tangga saya sangat sesak
Aktivitas sehari-hari saya di Aktivitas sehari-hari saya di rumah

rumah tidak terbatas 12345 sangat terbatas


Saya tidak hawatir keluar

rumah meskipun saya Saya sangat khawatir keluar rumah

menderita penyakit paru 12345 karna saya menderita penyakit paru


Saya dapat tidur dengan Saya tidak dapat tidur

nyenyak 12345 dengan nyenyak karena

kondisi paru saya

Saya sangat bertenaga 12345 Saya tidak punya tenaga sama sekali
Berdasarkan ketiga aspek penilaian tersebut, maka pasien PPOK
diklasifikasikan menjadi:
TATALAKSANA
Tatalaksana awal pada PPOK
Grup Pilihan Pertama Pilihan Alternatif Terapi lain
Pasien
A Antikolinergik short- Antikolinergik long-acting atauBeta2- Teofilin
actingAtauBeta2- Agonis long-actingatauBeta 2-Agonis
Agonis short-acting short-acting dan Antikolinergik short-
prn acting
B Antikolinergik long- Antikolinergik long-acting atauBeta2- Beta2-Agonis
actingatauBeta2- Agonis long-acting short-acting
Agonis long-acting dan/atau
prn Antikolinergik
short-
actingTeofilin
C Kortikosteroid Antikolinergik long-acting dan Beta2- Beta2-Agonis
inhalasi + Agonislong-actingatauAntikolinergik short-acting
Antikolinergik long- long-acting fosfodiesterase-4 dan/atau
actingatauBeta2- inhibitoratauBeta2-Agonislong-acting Antikolinergik
Agonislong-acting dan fosfodiesterase-4 inhibitor short-
actingTeofilin
D Kortikosteroid Kortikosteroid inhalasi + KarbosisteinB
inhalasi + Antikolinergik long-acting dan Beta2- eta2-Agonis
Antikolinergik long- AgonisLong-actingatauKortikosteroid short-acting
actingatauBeta2- inhalasi +Beta2-AgonisLong-acting dan/atau
Agonislong-acting dan fosfodiesterase-4 Antikolinergik
Penatalaksanaan Non-Farmakologi
Rehabilitasi
Latihan Olahraga
Edukasi
Berhenti merokok
Dukungan Nutrisi

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 73 Tahun
Suku bangsa : Minangkabau
Alamat : Padang
Pekerjaan : Pensiunan PNS Departemen Penerangan

Seorang pasien, Tn M, laki-laki, umur 73 tahun dirawat di bangsal


Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 27 Agustus 2016 dengan:
Keluhan Utama :
Sesak napas meningkat sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sesak napas meningkat sejak 5 jam yang lalu, sesak menciut, sesak dirasakan
saat beraktivitas. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, makanan dan emosi. Sesak
meningkat apabila beraktivitas. Pasien sudah dikenal penderita PPOK rutin
kontrol ke Poli Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang mendapat obat Berotec dan
Spiriva. Terakhir dirawat di bangsal Paru M. Djamil pada tanggal 6 Juli 2016.
Batuk (+) sejak 1 minggu yang lalu. Akhir-akhir ini batuk disertai dahak
berwarna putih kental. Bersifat hilang timbul.
Batuk darah (-), riwayat batuk darah (+)
Nyeri dada (-)
Demam (-)
Keringat malam (-)
Nafsu makan menurun. Penurunan berat badan (+) 1 kg
Mual (-) Muntah (-) dan nyeri ulu hati (+)
BAB dan BAK tidak ada keluhan
LAPORAN KASUS
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat minum OAT (+) tahun 1968 di RST Padang, BTA (+) dan tahun
1991 dari spesialis paru, BTA (+), diminum 6 bulan dan dihentikan oleh
dokter.
Riwayat DM (+) sejak 3 tahun yang lalu, kontrol teratur ke Poli Penyakit
Dalam RSUP M. Djamil, dan mendapat obat metformin.
Riwayat Hipertensi (+) sejak 10 tahun yang lalu, pasien kontrol teratur
ke Poli Penyakit Dalam RS Dr.M.Djamil Padang mendapat obat
amlodipin.
Tidak ada riwayat penyakit jantung dan keganasan.

Riwayat pengobatan sebelumnya:


Riwayat minum OAT (+) tahun 1968 dan 1991
Riwayat konsumsi Metformin dan Amlodipin (+)
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang menderita TB
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi,
stroke, DM, jantung dan keganasan

Riwayat Pribadi dan Sosial :


Pensiunan PNS Departemen Penerangan
Pasien merokok 40 batang per hari selama 45 tahun (IB =
berat), sudah berhenti sejak 14 tahun yang lalu.
LAPORAN KASUS PEMERIKSAAN FISIK
Umum
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : CMC
Nadi/ irama : 136x/menit, teratur, kuat angkat
Pernafasan : 28x/menit
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Suhu : 36 oC
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : JVP 5+2 cmH2O
KGB : Tidak terdapat pembesaran KGB

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tak terlihat


Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama teratur, bising (-)
Torak
Paru Depan
Inspeksi : Simetris kiri sama dengan kanan (statis)
Pergerakan kiri sama dengan kanan (dinamis)
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara napas ekspirasi memanjang, ronkhi +/+, wheezing +/+
Paru Belakang
Inspeksi : Simetris kiri sama dengan kanan (statis)
Pergerakan kiri sama dengan kanan (dinamis)
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara napas ekspirasi memanjang, ronkhi +/+, wheezing +/+
Abdomen

Inspeksi : perut tidak tampak membuncit


Palpasi : tidak teraba massa
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) N
Genitalia

Tidak diperiksa
Ekstremitas

Udem -/-, sianosis -/-


Pemeriksaan laboratorium
Darah :
Rutin : Hb : 11,2 gr/dl
Leukosit : 12.500/mm3
Trombosit : 280.000/mm3
Hematokrit : 34%
Kesan : Leukositosis

Kimia darah : Ureum : 37 mg/dl


Kreatinin : 01,3 mg/dl
GDS : 155 mg/dl
RO THORAKS
Tampak
gambaran
hiperinflasi di
kedua
lapangan
paru serta
multicavitas
dan infiltrate
di lapangan
bawah paru
kanan dan
kiri.

Kesan:
Bronkiektasis
Diagnosis :

PPOK eksaserbasi akut tipe I + HCAP + HT terkontrol + DM tipe


II terkontrol

Diagnosis Banding :

1. PPOK eksaserbasi akut tipe I + Bronkiektasis skunder terinfeksi


ec bekas TB + HT terkontrol + DM tipe II terkontrol
2. PPOK eksaserbasi akut tipe I + susp TB + HT terkontrol + DM
tipe II terkontrol
Terapi :
Oksigen 3L/menit
IVFD RL + aminofilin 1 ampul dalam 12 jam/kolf
Injeksi Flumicyl 2x1 ampul
Combivent 3x
Nairet 3 x 0,3 cc
Injeksi Ranitidin 2x1 amp
Metformin 2x1 tablet
Amblodipin 1x5 gram
Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Gentamicin 2x160 mg

Anda mungkin juga menyukai