Anda di halaman 1dari 12

AZAS-AZAS HUKUM PERDATA (2)

OLEH
MOKHAMAD KHOIRUL HUDA,SH,MH
Alat-alat Bukti dalam Perkara Perdata
Alat-alat bukti dlm perkara diatur dlm psl 164 HIR,
284 Rbg dan 1866 BW
Alat-alat bukti yg dimaksudkan adalah alat-alat bukti
sah, sehingga hakim dlm acara pembuktian untuk
memutuskan perkara yg diperiksa hanya dibenarkan
menggunakan alat-alat bukti yg ditentukan oleh UU
saja
Alat-alat bukti yg ditentukan oleh UU adalalah:
1.Bukti tertulis (surat)
Alat-alat bukti(surat) adalah segala sesuatu yg memuat
tanda-tanda bacaan yg dimaksudkan untuk
mencurahkan isi hati seseorang untuk pembuktian
Alat bukti surat dibedakan menjadi dua, yaitu akta dan
bukan akta
Akta adalah surat yg dibubuhi tanda tangan, yg
memuat peristiwa-peristiwa yg menjadi dasar
suatu hak atau perikatan yg dibuat dengan sengaja
oleh para pihak sebagai alat pembuktian
Akta autentik adalah akta yg dibuat oleh/di hadapan
pejabat yg diberi wewenang untuk itu oleh
penguasa, menurut ketentuan-ketentuan yg telah
ditetapkan baik dengan ataupun tanpa bantuan yg
berkepentingan untuk dicatat didalamnya. contoh
akta notaris
Akta autentik merupakan alat bukti tertulis yg sempurna
Akta dibawah umum adalah akta yg sengaja dibuat untuk
pembuktian oleh para pihak tanpa bantuan seseorang
pejabat. Jadi pembuatnya hanyalah para pihak yg
berkepentingan saja contoh surat perjanjian dibawah tangan
dan kuitansi
2.Bukti saksi (kesaksian)
Bukti saksi (kesaksian) adalah kepastian yg diberikan kepada
hakim, dalam persidangan tentang peristiwa yg
disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan
pribadi dibawah sumpah oleh orang yg bukan pihak dlm
perkara
Saksi adalah orang yg dibawah sumpah memberi keterangan
di depan sidang pengadilan tentang peristiwa yg
disengketakan dengan mengalami, melihat dan mendengar
sendiri
3.Persangkaan
Persangkaan adalah alat bukti yg bersifat tdk
langsung, dan dibedakan menjadi :
a.Persangkaan berdasarkan kenyataan
b.Persangkaan berdasarkan hukum
4.Pengakuan
Pengakuan diatur dlm pasal 174,175,176 HIR pasal
311,312 Rbg dan Pasal 1923, 1928 BW
Pengakuan adalah pengakuan tegas yg diucapkan oleh
si pengaku atau tidak membantah posisi pihak lawan
5.Sumpah
Sumpah adalah peryataan yang khidmat yg diberikan
atau diucapkan pada waktu memberi janji atau
keterangan dengan mengingat akan Tuhan Yang
Maha Esa dan percaya bahwa siap yg memberikan
keterangan tidak benar akan dihukum oleh Tuhan
Sumpah dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sbb:
1.Sumpah supletoir adalah sumpah yg diperintahkan
oleh hakim karena jabatannya kepada salah satu
pihak untuk melengkapi pembuktian peristiwa yg
menjadi sengketa sebagai dasar putusannya
2.Sumpah decisoir ( sumpah pemutus) adalah sumpah
yg dibebankan atas permintaan salah satu pihak
kepada lawannya
Perbedaan antara hukum acara pidana dan acara
pedata
1.Hk acara perdata mengatur cara-cara mengadili
perkara perdata di muka pengadilan perdata oleh
hakim perdata, sedangkan hk.acara pidana mengatur
cara-cara mengadili perkara pidana dimuka
pengadilan pidana oleh hukum pidana
2.Hk.acara perdata yg menuntut tergugat adalah pihak
yg dirugikan, penggugat berhadapan dgn tergugat
(tdk ada jaksa)
3.Hk. Acara perdata inisiatif datang dari pihak yg
dirugikan, hk. acara pidana inisiatif datang dari
penuntutan umum
4.Hk.acara perdata sumpah termasuk alat bukti,
hk.acara pidana ada lima alat bukti, tidak termasuk
sumpah
5.Hk.acara perdata perkara dpt ditarik kembali oleh
pihak-pihak yg bersangkutan sebelum ada putusan
pengadilan
6.Hk.acara perdata hakim bersifat pasif, hukum acara
pidana hakim bersifat aktif
7.Hk.acara perdata putusan hakim cukup mendasarkan
pada kebenaran formil, acara pidana kebenaran
materil
8.Hk.acara perdata tergugat yg dikalahkan dihukum sesuai dgn
petitum gugatan baik sebagian atau seluruhnya, hk.acara
pidana terdakwa yg dibuktikan bersalah dihukum
mati/penjara/kurungan dan denda
9.Hk.acara perdata banding dari PN ke PT disebut appel,
hk.acara pada pidana banding dari PN ke PT disebut revisi
Cara mengajukan gugatan perdata
Pasal 118 HIR mengatur:
1.Cara mengajukan, yaitu tertulis
2.Tempat mengajukan gugatan, dan
3.Dapat mewakilkan
Gugatan perdata yg pada tingkat pertama masuk wewenang
pengadilan negeri dimasukkan dgn surat permintaan yg
ditandagani oleh penggugat atau kuasanya menurut psl 123,
kepada ketua pengadilan negeri di daerah hukum siapa
tergugat berdomisili atau jika tdk ketahui
domisilinya,tempat tinggal sebenarnya
Tempat mengajukan gugatan:
1.Tingkat pertama--tempat kasus
(konpetensi relatif berkaitan dgn kompetensi
absolut)
2.Tingkat kedua-----tingkat banding di pengadilan
tinggi
3.Tingkat kasasi-----hakim kasasi di MA
Isi Gugatan
Gugatan pada pokoknya memuat hal-hak berikut:
1.Identitas para pihak(penggugat dan tergugat)
Identitas adalah ciri-ciri dari penggugat dan tergugat, yaitu
nama,tempat tinggal, umur, serta satus kawin atau tidak
2.dalil-dalil kongkret yg ada hubungan hukum, yg merupakan
dasar serta alasan-alasan dari tuntutan (middelen van den
eis) atau lebih dikenal dgn fundamentum petendi
fundamentum petendi atau dasar tuntutan terdiri atas dua
bagian yaitu bagian yg menguraikan tentang hukum.uraian
tentang hukum adalah uraian tentang adanya hak atau
hubungan hukum yg menjadi dasar yaitu, dasar tuntutan
harus jelas dan lengkap
Hak atau peristiwa yg hrs dibuktikan di persidangan nanti,
harus dimuat dalam fundamentum petendi sebagai dasar
tuntutan yg memberi gambaran kejadian materiil yg
merupakan dasar tuntutan itu
3.Petitum atau tuntutan
Adalah apa yg oleh penggugat minta atau diharapkan
agar diputuskan oleh hakim.jadi petitum akan
mendapatkan jawaban di dalam diktum atau amar
putusan
Pihak-pihak yg berperkara adalah:
1.Pihak materiil, yaitu pihak yg berkepentingan
(penggugat dan tergugat)
2.Pihak formil yaitu pihak yg menghadap terdiri atas:
-pihak meteriil sendiri, yaitu tergugat dan penggugat
-kuasa dan
-wali/curator

Anda mungkin juga menyukai