Umum:
Setelah proses
pembelajaran
diharapkan linatih
memahmi & memiliki
acuan dlm melakukan
standarisasi tata
naskah sluruh Khusus.
dokumen akreditasi Memahami jenis dokumen,
FKTP. Langkah menyusun dokumen
akreditasi
2
Suatu aksi sosial yang dilakukan
(oleh pemerintah) untuk
mempengaruhi secara langsung
atau tidak langsung terhadap
perilaku dan fungsi tenaga
kesehatan dan/atau organisasi
kesehatan
Penyusunan Dokumen 3
Regulasi internal vs Regulasi eksternal:
Regulasi eksternal: peraturan
perundangan(kemenkes, Dinkes
Prop/Kab/Kota, org profesi) sbg acuan
dlm penyelenggaraan admen, ukp, dan
ukm
--- SEBAIKNYA ADA dan
dikendalikan
2. Dokumen terkendali :
Didistribusikan ke unit pelaksana,
sbg acuan, stempel TERKENDALI,
terdaftar di daftar distribusi
dokumen terkendali,ditarik jika ada
revisi
3. Dokumen tidak terkendali : Didistribusikan
untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan
pihak di luar FKTP digunakan untuk insidental,
tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan memiliki
tanda/stempel TIDAK TERKENDALI. Yang
berhak mengeluarkan dokumen ini adalah
Penanggung jawab Manajemen Mutu dan
tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak
Terkendali
Penyusunan Dokumen 6
Adalah semua dokumen/regulasi internal yg
harus disiapkan, yang merupaan persyaratan
yang diminta oleh standar akreditasi.
Dibedakan :
Dokumen yg merupakan REGULASI dok dasar
Rekaman: dokumen sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan dan pelayanan ( laporan, foto copi ijazah,
sertifikat kalibrasi dll)
Penyusunan Dokumen 7
HIRARKI DOKUMEN
Kebijakan
Pedoman/Panduan
(Rencana/KAK)
Program
Kegiatan SPO
Implementasi
Rekam implementasi
8
Penyusunan Dokumen 9
1. KEBIJAKAN :
Adalah penetapan pimpinan pada tataran
strategis atau bersifat garis besar.
Untuk penerapannya perlu disusun Pedoman
/ Panduan dan Prosedur > Kejelasan
langkah-langkah untuk melaksanakan
kebijakan (Peraturan / Keputusan).
Ditetapkan dengan Peraturan atau Keputusan
Pimpinan. Dapat dituangkan dalam Pasal-
pasal atau sebagai lampiran dari SK tsb.
Format berdasarkan format
PERDA/PERWAL/PERKAB yang berlaku
Penyusunan Dokumen 10
2. PEDOMAN.
Pedoman adalah :
ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan
Dasar untuk menentukan atau melaksanakan
kegiatan.
Mengatur beberapa hal
Panduan :
Petunjuk dalam melakukan kegiatan
Penyusunan Dokumen 11
3. PROSEDUR.
SOP (Standar OperasionalProsedur)
Adalah langkah-langkah yang dibakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu
Agar proses kerja rutin terlaksana dengan
effisien, efektif, konsisten, seragam dan aman
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Penyusunan Dokumen 12
Bukti pelaksanaan SPO dalam
kegiatan pelayanan
Bukti monitoring pelaksanaan
SPO, hasil monitoring dan tindak
lanjutnya
Bukti pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan penjadualan
program dan hasil-hasil serta
tindak lanjutnya
Penyusunan Dokumen 13
Penyusunan Dokumen 14
Kebijakan Kepala Puskesmas
Rencana Lima Tahunan/Rencana Strategi Bisnis
Pedoman/Manual Mutu
Pedoman/panduan terkait dengan administrasi
dan manajemen
Standar Operasional prosedur
Rencana Tahunan (RUK/RBA dan RPK)
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
Penyusunan Dokumen 15
Kebijakan Kepala Puskesmas]
Pedoman untuk masing-masing UKM
Standar Operasional Prosedur
Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM
Kerangka acuan program masing-masing UKM
Kerangka acuan kegiatan masing-masing UKM
Penyusunan Dokumen 16
Kebijakan Kepala Puskesmas
Pedoman Pelayanan Klinis
Standar Operasional Prosedur
Rencana Program Mutu dan Keselamatan
Pasien
Kerangka acuan Kegiatan
Penyusunan Dokumen 17
Kebijakan pelayanan obat, yang berisi:
1. Kebijakan peresepan obat (termasuk peresepan obat narkotika dan psikotropika)
2. kebijakan pelayanan obat rawat inap dan rawat jalan
3. kebijakan penyediaan dan penggunaan obat
4. kebijakan pengendalian dan penilaian penyediaan dan penggunaan obat
5. kebijakan pelayanan obat 7 hari 24 jam pada puskesmas dengan rawat darurat
6. kebijakan persepan obat sesuai formularium
7. Kebijakan penyediaan obat sesuai formularium
8. Kebijakan penanganan obat kedaluwarsa
9. Kebijakan tentang efek samping obat, riwayat alergi, obat yang dibawa pasien rawat inap
10. Kebijakan monitoring efek samping obat
11. Kebijakan pengendalian pengawasan penggunaan psikotropika dan narkotika
12. Kebijakan penyediaan obat emergensi
13. Kebijakan jika terjadi kesalahan pemberian obat dan pelaporannya (KTD, KNC, dsb)
Penyusunan Dokumen 18
Pendahuluan: latar belakang, ruang lingkup, landasan hukum
Pengorganisasian
Standar ketenagaan
Standar fasilitas
Tata laksana pelayanan farmasi:
peresepan obat
pelayanan obat
pengadaan obat
penyimpanan obat
distribusi obat
monitoring dan penilaian thd penggunaan dan penyediaan obat
pencegahan dan penanganan obat kaduluwarsa
pelayanan dan penyimpanan obat psikotropika dan narkotika
rekonsiliasi obat
monitoring efek samping obat
penyediaan dan penggunaan obat emergensi
Logistik pelayanan obat
Kendali mutu pelayanan farmasi dan Keselamatan pasien
Keselamatan kerja karyawan farmasi
Penutup
Penyusunan Dokumen 19
1. SPO peresepan obat (termasuk peresepan obat narkotika dan psikotropika)
2. SPO pelayanan obat rawat inap dan rawat jalan
3. SPO penyediaan dan penggunaan obat
4. SPO pengendalian dan penilaian penyediaan dan penggunaan obat
5. SPO pelayanan obat 7 hari 24 jam pada puskesmas dengan rawat darurat
6. SPO monitoring persepan obat sesuai formularium
7. SPO penanganan obat kedaluwarsa
8. SPO penanganan efek samping obat, riwayat alergi, obat yang dibawa pasien
rawat inap
9. SPO monitoring efek samping obat
10. SPO pelayanan obat psikotropika dan narkotika
11. SPO pengendalian pengawasan penggunaan psikotropika dan narkotika
12. SPO jika terjadi kesalahan pemberian obat dan pelaporannya (KTD, KNC,
dsb)
Penyusunan Dokumen 20
Pendahuluan
Latar belakang
Pengorganisasian tim mutu dan keselamatan pasien di farmasi
Tujuan dan sasaran
Kegiatan pokok:
penilaian kinerja dan mutu pelayanan farmasi (mulai dari penetapan
indikator,pengumpulan indikator, analisis, dan tindak lanjut)
monitoring kejadian efek samping obat dan tindak lanjutnya
monitoring kejadian kesalahan pemberian obat dan tindak lanjutnya
penyusunan formularium obat, monitoring peresepan obat sesuai
formularium dan revisi formularium
pengelolaan risiko pelayan obat
pendidikan staf tentang mutu dan keselamatan pasien
Penjadualan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai jadual yang direncanakan
dan pelaporannya
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi
Penyusunan Dokumen 21
1. Identifikasi dokumen yang dipersyaratkan
2. Penyiapan tata naskah bakukan (kebijakan-
pedoman-SOP)
3. Pengendalian dokumen : kewenangan siapa yang
membuat, bgmn menyimpannya, bgmn
memanfaatkannya bakukan (Kebijakan-pedoman-
SOP)
4. Penyusunan Dokumen
FORMAT DOKUMEN KEBIJAKAN :
a. Pembukaan :
Judul:
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ABCD
NOMOR :./../..
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DI .
Penyusunan Dokumen 23
Mengingat: memuat dasar kewenangan dan
peraturan perundangan yang memerintahkan
pembuat keputusan tersebut. Peraturan
perundangan yang menjadi dasar hokum
adalah peraturan yang tingkatannya sederajat
atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di
bagian kiri tegak lurus dengan kata
menimbang. Konsideran yang berupa
peraturan diurutkan dengan hirarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan
huruf angka 1,2,, dst diakhir dengan titik koma
(;)
Tahun lebih awal disebutkan lebih dahulu
Penyusunan Dokumen 24
Diktum:
Memutuskan: ditulis simetris ditengah seluruhnya
dengan huruf capital serta diletakkan ditenagah
margin
Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang
dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf capital, dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:)
Nama keputusan sesuai dengan judul seluruhnya
ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan
tanda baca titik (.)
Penyusunan Dokumen 25
Batang tubuh:
Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan
dalam dictum-dictum:
KESATU:
KEDUA:
Dst
Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan dari peraturan lainnya
Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh
pejabat yang menetapkan peraturan/keputusan
Penyusunan Dokumen 26
Kaki:
Kaki merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tanganan
penerapan peraturan/keputusan terdiri atas tempat dan
tanggal penetapan, nama jabatan diakhiri dg tanda koma,
tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang
menanda tangani
Penangatanganan:
Peratruan/keputusan kepala ditandatangani oleh Kepala
FKTP, ditulis nama tanpa gelar
Lampiran:
Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusnan
Halaman akhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP
Penyusunan Dokumen 27
Pedoman adalah:
kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan.
merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
mengatur beberapa hal
Panduan adalah :
petunjuk dalam melakukan 1 (satu) kegiatan,
Penyusunan Dokumen 28
Sistematika Pedoman / Panduan :
a. Format Pedoman Pengorganisasian
Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Mis, Falsafah, Nilai dan Tujuan
Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
Penyusunan Dokumen 29
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi
Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
Laporan Harian
Laporan Bulanan
Laporan Tahunan
Penyusunan Dokumen 30
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
Penyusunan Dokumen 31
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk
Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
Penyusunan Dokumen 32
BAB IV TATALAKSANA
PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
Penyusunan Dokumen 33
c. Format Panduan Pelayanan
Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Penyusunan Dokumen 34
PEDOMAN (MANUAL) MUTU.
Penyusunan Dokumen 35
Meliputi :
I. Pendahuluan:
A. Latar belakang :
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum & Acuan
E. Istilah dan Definisi
II. Sistem Manajemen Mutu & Sistem
Penyelenggaraan Layanan
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung jawab manajemen:
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada pelanggan
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen
Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan
komunikasi
F. Wakil manajemen mutu
G. Komunikasi internal
Penyusunan Dokumen 37
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan tinjauan
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen sumberdaya
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusaia
C. Infrastruktur (sarana dan prasarana)
D. Lingkungan kerja
Penyusunan Dokumen 38
VI. Penyelenggaraan pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
1. Perencanaan UKM, akses, dan pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran :
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran :
1) kepuasan pelanggan
2) audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
1. Perencanaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan terkait dengan pelayanan :
a. proses pembelian
b. verifikasi barang
c. kontrak pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses
b. Validasi proses
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang pasien
f. manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidaks sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
Lampiran jika ada
Sejalan dg Renstra Dinkes Kab / Kota
Sesuai dg target kinerja yg ditetapkan
Dinkes
Sesuai dg Visi, Misi dan Tupoksi
Puskesmas
Berdasarkan analisis kebutuhan
masyarakat
Dilakukan analisis situasi (pencapaian
kinerja, faktor-faktor pendorong dan
penghambat)
Penyusunan Dokumen 45
Sistematika Rencana Kerja Lima Tahunan.
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
C. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis
pelayanan dan upaya Puskesmas
Penyusunan Dokumen 47
B. Rencana anggaran:
merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja dan kegiatan-
kegiatan yang direncanakan secara garis besar.
Penyusunan Dokumen 48
Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja
Lima Tahunan Puskesmas / Klinik.
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima
tahun yang terdiri dari Kepala Puskesmas
bersama dengan penanggung jawab upaya
Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari rencana stratejik Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, target kinerja lima
tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja
Penyusunan Dokumen 49
d. Tim melakukan analisis kinerja
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian
indicator kinerja untuk tiap upaya Puskesmas
dengan penjabaran pencapaian untuk tiap
tahun
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai target
pada tiap-tiap indicator kinerja
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima
tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran
puskesmas
Penyusunan Dokumen 50
Panduan pengisian Matriks Rencana Kinerja Lima
Tahunan (lihat form Excel):
a. Nomor : diisi dengan nomor urut
Penutup.
Penyusunan Dokumen 53
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
( PTP )
Perencanaan :
Proses kegiatan yg harus dilakukan
Secara urut
Penyusunan Dokumen 54
PTP :
untuk tahun yad.
Mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas
(wajib, pengembangan maupun spesifik)
Sumber dana : Pusat, Daerah, lainnya.
Mekanisme :
Penyusunan RUK dg memperhatikan kebijakan2
Sesuai hasil kajian data dan informasi di Puskesmas
berasal dari masy dan linsek.
Lengkapi dg usulan pembiayaan
Dibahas di Dinkes Kab/Kota > masuk dalam Usulan
Dinkes Kab/Kota > DPRD > disetujui > Puskesmas
> RPK
Penyusunan Dokumen 55
PENYUSUNAN RUK.
a. Tahap Persiapan.
Persiapkan Staff yg akan terlibat
Persamaam persepsi dan pengetahuan
Penyusunan Dokumen 56
Tahap Penyusunan RUK :
Pertahankan kegiatan yg sudah dicapai
Penyusunan Dokumen 57
a. Analisis masalah.
Tim Penyusun bersama Linsek :
1) Identifikasi masalah
2) Menetapkan prioritas masalah
3) Merumuskan masakah
4) Mencari akar penyebab masalah
Penyusunan Dokumen 58
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK).
a. Pelajari alokasi kegiatan
b. Bandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dg
RUK
c. Susun Rancangan Awal secara rinci
d. Adakan Lokakarya Mini
e. Menyusun RPK.
Penyusunan Dokumen 59
Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kesehatan Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
No.
N Upaya Kesehatan Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadual/ Biaya
o Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksana Waktu
60
PROGRAM.
Collin Cobulld English Language Dictionary
adalah rencana berskala besar dan terinci yg dibuat utk
satu tujuan tertentu
Adalah rencana kegiatan atau pekerjaan yg akan
dilaksanakan, termasuk waktu kapan kegiatan itu akan
dilaksanakan.
Adalah sebuah rencana baku tentang rangkaian
kegiatan, daftar tugas dsb (Longman) .
Adalah sebuah Prosedur utk menyelesaikan
masalah, termasuk pengumpulan
data,memproses dan mempresentasikan hslnya
Penyusunan Dokumen 61
Adalah sebuah rencana tentang apa yang akan
dikerjakan (Oxford Dictionary).
Adalah penjabaran terperinci tentang strategi
dan langkah-langkah yg dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga ( Panduan Renstra
dan Pengukuran Kinerja, Menristek)
PROGRAM : rencana kegiatan yg akan
dilaksanakan, yg disusun secara rinci,
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga
/ unit kerja.
Program sebaiknya disusun dalam bentuk
Kerangka Acuan Program
Penyusunan Dokumen 62
Ketentuan tentang Program :
A. Tujuan Program.
Umum :
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan, sehingga tujuan program
dapat tercapai.
Khusus :
1. Adanya kejelasan langkah-langkah dlm
melaksanakan kegiatan.
2. Adanya kejelasan siapa yg melaksankan kegiatan
dan bagaimana kegiatan tsb dilaksanakan
3. Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu
pelaksanaan kegiatan.
Penyusunan Dokumen 63
B. SISTEMATIKA / FORMAT KA PROGRAM
:
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.
4. Tata Nilai Program
5. Tata hubungan kerja/Pembagian peran LP/LS
6. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
7. Cara melaksanakan kegiatan.
8. Sasaran
9. Jadwal pelaksanaan kegiatan
10. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
11. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan 64
Penyusunan Dokumen
PETUNJUK PENULISAN KA PROGRAM
Pendahuluan : berisi hal-hal umum yg masih
terkait dg program.
Latar belakang : justifikasi / alasan mengapa
disusun program.
Tujuan Umum : tujuan secara garis besar.
Tujuan khusus : tujuan secara rinci.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : adalah
langkah-langlah kegiatan yg harus dilakukan
untuk tercapainya tujuan program.
Penyusunan Dokumen 65
Cara melaksamakan kegiatan : metode
melaksanakan kegiatan, a.l : membentuk Tim,
melakukan rapat, adalah target per tahun
ygmelakukan audit dsb.
Sasaran : adalah target per tahun yg spesifik dan
terukur utk mencapai tujuan upaya / kegiatan.
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil
antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan
tertentu
Penyusunan Dokumen 66
Sasaran yang baik harus
memenuhi kriteria SMART
yaitu :
Specific :
menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya.
Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk
penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
Penyusunan Dokumen 67
Measurable :
harus terukur dan
dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan
kapan pencapaiannya.
Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan > metodologi untuk mengukur
pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan)
harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
Penyusunan Dokumen 68
Agressive but Attainable, Achievable :
sasaran harus dijadikan standar keberhasilan,
sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
Misalnya kita bisa menetapkan sebagai suatu
sasaran : Pengurangan kematian akibat TB akan
dapat dicapai sampai ke tingkat tertentu tetapi
meniadakan kematian merupakan hal yang tidak
dapat dipastikan kelayakannya.
Penyusunan Dokumen 69
Result oriented : sedapat mungkin
sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin
dicapai. Misalnya : mengurangi komplain
masyarakat terhadap pelayanan OAT sebesar
50%
Time bound : sasaran sebaiknya dapat
dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai
dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada
upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran
antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan
dapat lebih serasi dengan proses anggaran
apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun
anggaran di Puskesmas.
Penyusunan Dokumen 70
Manajemen adalah Ilmu dan Seni.
Seni di dalam penentuan sasaran :
menimbulkan tantangan yang dapat dicapai.
Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong
peningkatan kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-batas
kelayakan.
Sasaran yang baik akan meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa
pelayanan yang dihasilkan,
juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada para
pelaksananya.
penetapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai akan
melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya
inovasi karyawan.
Penyusunan Dokumen 71
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :
adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan
upaya/ kegiatan .
Lama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan
tersebut dilaksanakan.
Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun,
untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang
harus dibuat adalah jadual 5 tahun.
Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dibuat time
table (Gan Chart). (lihat Lampiran)
Penyusunan Dokumen 72
Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan dan Pelaporan :
evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi terhadap jadual kegiatan.
jadual tersebut akan dievaluasi setiap
kurun waktu tertentu, sehingga apabila
dari evaluasi diketahui ada pergeseran
jadwal atau penyimpangan jadwal, maka
dapat segera dilakukan koreksi
Karena itu yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah kapan (setiap kurun waktu
berapa lama) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan. Penyusunan Dokumen 73
Yang dimaksud dengan pelaporannya
adalah :
bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut
dan
kapan laporan tersebut harus dibuat.
Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana
membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat
dan ditujukan kepada siapa.
Penyusunan Dokumen 74
Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi
kegiatan
Pencatatan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah bagaimana
melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah:
Evaluasi kegiatan :
adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara
menyeluruh.
yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan.
Penyusunan Dokumen 75
Penyusunan Dokumen 76
Standard Operating Procedures (SOP) :
adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktifitas
organisasi, bgmn dan kapan harus dilakukan, di
mana dan oleh siapa dilakukan (Permenpan No. 35
tahun 2012).
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu
perangkat instruksi/ langkah- langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu. (Undang-undang No. 29 Tahun 2004,
tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang
No. 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit)
Selanjutnya istilah yg digunakan adalah SOP.
Tujuan Penyusunan SPO,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.
Manfaat SPO,
Mendokumentasi langkah-langkah
kegiatan
Memastikan staf Puskesmas memahami
bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Memenuhi persyaratan standar pelayanan
Puskesmas
Penyusunan Dokumen 78
Format SPO :
Di bakukan dg maksud agar tidak terjadi
penggunaan banyak format.
Untuk SPO tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah- langkahnya dapat
ditambah dengan bagan alir, persiapan alat dan
bahan dan lain- lain, namun tidak boleh
mengurangi item-tem yang ada di SOP
Penyusunan Dokumen 79
Judul
No. Dokumen :
Logo Pemda No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama Nama Ka Puskesmas
Ttd Ka Puskesmas
Puskesmas NIP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7.Bagan/ Diagram
Alir (jika
8. Hal-hal yang perlu
dibutuhkan)
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis perubahan
Petunjuk Pengisian SOP :
a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah
kabupaten/ kota, nama organisasi adalah nama
Puskesmas (untuk Klinik logo Klinik dan nama
Klinik)
b. Kotak Heading : masing-masing kotak (
Puskesmas, judul SOP No. dokumen, No.revisi,
Halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan
Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
Penyusunan Dokumen 81
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap
halaman. Pada halaman pertama kotak heading
harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading dapat hanya memuat:
kotak nama Puskesmas, judul SOP,
No.dokumen, No.Revisi dan halaman.
Kotak Puskesmas/ Klinik diberi nama Puskesmas
dan Logo pemerintah daerah, sedangkan Klinik
sesuai logo organisasi Klinik,
Judul SOP : diberi Judul /nama SPO sesuai proses
kerjanya
Penyusunan Dokumen 82
No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas/ Klinik
yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada
keseragaman.
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat
menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru
diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi
huruf B dan seterusnya. Dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor
0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor
1, dan seterusnya.
Halaman : diisi nomor halaman dengan
mencantumkan juga total halaman untuk SPO
tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5,
halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
Penyusunan Dokumen 83
SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah)
yang digunakan Puskesmas/ Klinik, misalnya :
SOP, Prosedur, prosedur tetap, petunjuk
pelaksanaan, prosedur kerja dan sebagainya,
namun didalam akreditasi Puskesmas dan
Klinik memakai SPO.
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal
terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP
tersebut
Ditetapkan Kepala Pusksmas/ Klinik : diberi
tandatangan Kepala Puskesmas/ Klinik dan
nama jelasnya.
Penyusunan Dokumen 84
ISI SOP :
1. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi
tentang istilah yang mungkin sulit dipahami
atau menyebabkan salah pengertian/
menimbulkan multi persepsi.
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara
spesifik. Kata kunci : Sebagai acuan penerapan
langkah-langkah untuk
3. Kebijakan : ditulis nomor SK Kepala FKTP
yang menjadi landasan SOP tsb
Penyusunan Dokumen 85
4. Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai
acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku,
peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka,
5. Langkah- langkah Prosedur : merupakan bagian
utama, yang menguraikan langkah-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
6. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan
atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut
Penyusunan Dokumen 86
Tata Cara Pengelolaan SPO:
1. Puskesmas/ Klinik agar menetapkan siapa yang
mengelola SPO,
2. Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh
SPO Puskesmas/Klinik,
3. Pengelola SPO agar membuat tata cara
penyusunan, penomoran, distribusi, penarikan,
penyimpanan, evaluasi dan revisi SPO
Tata Cara Pengelolaan SPO:
1. Puskesmas/ Klinik agar menetapkan siapa yang
mengelola SPO,
2. Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh
SPO Puskesmas/Klinik,
3. Pengelola SPO agar membuat tata cara
penyusunan, penomoran, distribusi, penarikan,
penyimpanan, evaluasi dan revisi SPO
Penyusunan Dokumen 88
Tata Cara Penyusunan SOP
Hal-hal yang perlu diingat :
1. Siapa yang harus menulis atau menyusun SOP
Penyusunan Dokumen 89
Syarat penyusunan SPO :
Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi
apakah kegiatan yang dilakukan saat ini sudah
memiliki SPO atau belum, dan bila sudah agar
diidentifikasi apakah SPO masih efektif atau
tidak.
Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh
mereka yang melakuan pekerjaan tersebut
atau oleh unit kerja tersebut.
Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas hanya untuk menanggapi dan
mengkoreksi SPO tersebut.
karena komitmen terhadap pelaksanaan SPO
hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan
personel/ unit kerja dalam penyusunan SPO.
Penyusunan Dokumen 90
SPO harus merupakan flow charting dari suatu
kegiatan. Pelaksana atau unit kerja agar
mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian Tim Mutu diminta memberikan
tanggapan.
Di dalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas
siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan
mengapa.
SPO jangan menggunakan kalimat majemuk,
subjek, predikat dan objek harus jelas.
Penyusunan Dokumen 91
SPO harus menggunakan kalimat perintah/
instruksi dengan bahasa yang dikenal pemakai.
SPO harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan.
Untuk SPO pelayanan pasien maka harus
memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien.
Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek
keselamatan pasien.
Penyusunan Dokumen 92
Menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap
tahapan diagram makro,
Bentuk simbol :
- Awal kegiatan =
- Akhir kegiatan =
Menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan.
Hanya mengenal satu simbol ,
bentuk balok :
- Simbol Keputusan =
Ya
?
Tidak
- Simbol Penghubung =
- Simbol Kegiatan =
- Simbol Dokumen =
- Diarsipkan =
Contoh Diagram Makro :
Pasien
Membayar
Pasien
Pulang
Contoh Diagram Alur Mikro :
Pasien
Pasien diberi Ya Perlu
12 dipersilahkan
ke Lab.
pengantar Lab ?
Tidak
Ya
Pasien Perlu
Disuntik Suntik ?
Tidak
Pasien Pasien
Pasien
pulang dipersilahkan
Diberi R/
ke Apotik
Fungsi tim mutu/ tim akreditasi
Puskesmas didalam penyusunan SPO
adalah :
Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki terhadap
SPO yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi
bahasa maupun penulisan,
Sebagai koordinator dari SPO yang sudah dibuat oleh masing-masing
unit kerja sehingga tidak terjadi duplikasi SPO/ tumpang tindih SPO
antar unit,
Melakukan cek ulang terhadap SPO-SPO yang akan ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas.
Penyusunan Dokumen 99
identifikasi kebutuhan SPO dapat pula
dilakukan dengan memperhatikan elemen
penilaian pada standar akreditasi
Puskesmas/Klinik, minimal SPO-SPO apa saja
yang harus ada.
SPO yang dipersyaratkan di elemen penilaian
adalah SOP minimal yang harus ada di
Puskesmas/Klinik.
Penyusunan Dokumen
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions)
yang dikerjakan secara konsisten, diikuti dalam
pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-
mark).
Daftar tilik merupakan bagian dari sistem
manajemen mutu untuk mendukung standarisasi
suatu proses pelayanan.
Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk PO yang
kompleks.
Daftar tilik digunakan untuk mendukung,
mempermudah pelaksanaan dan memonitor
SPO, bukan untuk menggantikan SPO itu sendiri.