ATRIAL FIBRILASI
Disusun oleh :
Anthony marthin
Anatomi, Persarafan dan Pembuluh Darah Jantung
Fisiologi dan Sistem Konduksi Jantung
Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan
ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung,
yaitu sebesar 350-650 x/menit
Fibrilasi atrial (FA) dapat timbul dari fokus ektopik ganda
atau daerah reentri multiple.
Aktivitas atrium sangat cepat, namun setiap rangsangan
listrik itu hanya mampu sedikit mendepolarisasi miokardium
atrium, sehingga sebenarnya tidak ada kontraksi atrium secara
menyeluruh.
Karena tidak ada depolarisasi yang menyeluruh, tidak
terbentuk gambaran gelombang P, melainkan defleksi yang
disebut gelombang f yang bentuk dan iramanya sangat tidak
teratur.
Hantaran melalui nodus AV berlangsung sangat acak dan
sebagian tidak dapat melalui nodus AV sehingga irama QRS
yang sangat tidak teratur
Epidemiologi
Pada umur dibawah 50 tahun prevalensi FA kurang dari 1%
dan meningkat lebih dari 9% pada usia 80 tahun.
Lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita.
FA merupakan faktor resiko independen yang kuat
terhadap kejadian stroke emboli.
Kejadian stroke iskemik pada pasien FA non valvular
ditemukan sebanyak 5% per tahun, 2-7 kali lebih banyak
dibanding pasien tanpa FA.
Pada studi Framingham resiko terjadinya stroke emboli 5,6
kali lebih banyak pada FA non valvular dan 17,6 kali lebih
banyak pada FA valvular dibandingkan dengan kontrol.
Klasifikasi
Menurut AHA (American Heart Association), klasifikasi dari atrial fibrilasi
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
a. AF deteksi pertama
b. Paroksismal AF
c. Persisten AF
d. Kronik/permanen AF
Etiologi
Peningkatan tekanan/resistensi atrium
0Penyakit katup jantung
o Aritmia jantung : takikardia atrial, fluter atrial, AVNRT, sindrom WPW, sick
sinus syndrome
o Hipertrofi jantung
o Kardiomiopati hipertrofik
o Kardiomiopati Dilatasi
o Hipertensi pulmo (chronic obstructive pulmonary disease dan cor pulmonal
chronic)
o Tumor intracardiac
Proses infeksi
o Demam dan segala macam infeksi
Penyakit paru
o Penyakit paru obstruktif kronik
o Hipertensi pulmonal primer
o Emboli paru akut
Kelainan Endokrin
o Hipertiroid
o Feokromositoma
o Diabetes mellitus
Neurogenik
o Stroke
o Perdarahan subarachnoid
o sistem saraf autonom dapat mencetuskan AF pada pasien yang sensitive melalui
peniggian tonus vagal atau adrenergik.
Iskemik Atrium
o Infark miocardial
Obat-obatan
o Alkohol
o Kafein
Keturunan/genetik
Tanda dan Gejala
Pada dasarnya AF, tidak memberikan tanda dan gejala yang khas pada perjalanan
penyakitnya.
Umumnya gejala dari AF adalah peningkatan denyut jantung, ketidakteraturan
irama jantung dan ketidakstabilan hemodinamik.
Disamping itu, AF juga memberikan gejala lain yang diakibatkan oleh penurunan
oksigenisasi darah ke jaringan, seperti pusing, kelemahan, kelelahan, sesak nafas
dan nyeri dada. Tetapi, lebih dari 90% episode dari AF tidak menimbulkan gejala-
gejala tersebut
Faktor Resiko
Beberapa orang mempunyai faktor resiko terjadinya AF, diantaranya adalah :
1. Diabetes Melitus
2. Gagal Jantung Kongestif
3. Hipertensi
4. Penyakit Jantung Koroner
5. Penyakit Jantung Reumatik
6. Penyakit Katup Mitral
7. Penyakit Tiroid
8. Penyakit Paru-Paru Kronik
9. Post. Operasi jantung
10. Riwayat stroke sebelumnya atau TIA ( Transient Ischemic Attack )
11. Terdapat gambaran kontras echo spontan di atrium kiri
12. Left atrial appendage vilowcity < 20 cm/dt
13. Atheroma aortic kompleks
14. Usia 60 tahun
15. Life Style
Patofisiologi
Mekanisme AF terdiri dari 2 proses, yaitu :
1. proses aktivasi lokal
2. multiple wavelet reentry.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : denyut nadi berupa kecepatan dengan regularitasnya, tekanan
darah
Tekanan vena jugularis
Ronki pada paru menunjukkan kemungkinan terdapat gagal jantung kongestif
Irama gallop S3 pada auskultasi jantung menunjukan kemungkinan terdapat
gagal jantung kongestif, terdapat bising pada auskultasi kemungkinan adanya
penyakit katup jantung
Hepatomegali : kemungkinan terdapat gagal jantung kanan
Edema perifer : kemungkinan terdapat gagal jantung kongestif
Laboratorium :
hematokrit ( anemia ), TSH ( penyakit gondok ), enzim jantung bila dicurigai
terdapat iskemia jantung.
Pemeriksaan EKG :
dapat diketahui antara lain irama ( verifikasi FA ), hipertrofi ventrikel kiri. Pre-
eksitasi ventrikel kiri, sindroma preeksitasi ( sindroma WPW ), identifikasi
adanya iskemia.5,6
Foto Rontgen Toraks :
Gambaran emboli paru, pneumonia, PPOK, kor pulmonal.
Ekokardiografi :
untuk melihat antara lain kelainan katup, ukuran dari atrium dan ventrikel,
hipertrofi ventrikel kiri, fungsi ventrikel kiri, obstruksi outflow dan TEE ( Trans
Esophago Echocardiography ) untuk melihat trombus di atrium kiri
Pemeriksaan fungsi tiroid:
Pada FA episode pertama bila laju irama ventrikel sulit dikontrol.
Uji latih :
identifikasi iskemia jantung, menentukan adekuasi dari kontrol laju irama
jantung.
Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan adalah holter monitoring studi
elektrofisiolagi.
Penatalaksanaan
Sasaran utama pada penatalaksanaan AF adalah mengontrol ketidakteraturan
irama jantung, menurunkan peningkatan denyut jantung dan
menghindari/mencegah adanya komplikasi tromboembolisme
dibagi menjadi 2, yaitu pengobatan farmakologi (Pharmacological
Cardioversion) dan pengobatan elektrik (Electrical Cardioversion)