Anda di halaman 1dari 46

Nama : Kornelis R R R Naja, M.Farm., Apt.

Alamat : Jl Yos Sudarso Osmok, Namosain


Pekerjaan : 1. Apoteker Penanggung Jawab PBF
2. PTT S1 Farmasi CHMK
Email : redynaja019@gmail.com
No Hp/Wa : 081 229 777 036
1. S1 Fakultas Farmasi Univ. Setia Budi Solo Lulus
tahun 2012

2. Profesi Apoteker FF Univ. Setia Budi Solo Lulus


tahun 2014

3.S2 Program Studi Ilmu Farmasi


Fakultas Farmasi Univ. Setia Budi
Minat : Magister Manajemen Farmasi Rumah sakit
Lulus tahun 2015
ANALISIS BIAYA RIIL PENGOBATAN PENYAKIT GAGAL
JANTUNG DENGAN PENETAPAN INA-CBGs TERHADAP
PELAKSANAAN JKN DI RSUD Prof. DR. W. Z. JOHANNES
Persyaratan Ujian :
Kehadiran : 85 %
Mengerjakan Tugas kelompok
Mempunyai Nilai Kuis

Ujian : Pilihan ganda/Uraian


UTS : 30 %
Tugas : 20 %
Pertemuan Materi

1 Pengantar Botani

2 Tatanama Botani

3 Subdivisi dari tumbuhan, Sistem klasifikasi botani,


4 Karakter taksonomi, Taksonomi tumbuhan secara kimia
5 Morfologi organ tumbuhan (Daun, Bunga, Buah)
6 Morfologi organ tumbuhan (Biji, Batang, Akar)

Bagian metamorfosis akar, batang, dan daun (kuncup,


7
rimpang, umbi, sulur, duri) dan Determinasi Tumbuhan

8 Review 1

9 UTS
Botani:
Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
tumbuh-tumbuhan beserta manfaatnya sebagai
bahan obat.

Farmasi:
Ilmu yang mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik, memformulasi,
mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis,
serta menstandarkan obat dan pengobatan juga
sifat-sifat obat beserta pendistribution dan
penggunaan secara aman.

awalmadewa@gmail.com 8
Botani

Ilmu tumbuh-tumbuhan, termasuk juga


Jamur dan Alga denganmikologi dan fikologi
berada di dalam cabang ilmu botani

Botani berakar dari ilmu herbalisme, ilmu


yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan
untuk khasiatnya secara medis

Botani modern merujuk kepada kebudayaan di


Yunani Kuno, terutama Theoprastus (sekitar
371287 SM), seorang murid Aristotelesyang
menemukan prinsip ilmu botani. Ia juga dikenal
sebagai "Father of Botany"
Unsur utama yang menjadi ruang lingkup
Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan
penggolongan atau klasifikasi.
Peraturan tentang pemberian nama ilmiah
perlu diciptakan agar ada kesamaan
pemahaman di antara ahli-ahli Botani di
seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
Nama ilmiah adalah nama-nama dalam
bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan
dari bahasa mana asalnya.
Setiap individu tumbuhan termasuk dalam
sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya
berurutan.
Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari
seluruh takson yang ada.
Nama-nama takson di atas tingkat suku
(familia) diambil dari ciri khas yang berlaku
untuk semua warga dengan akhiran yang
berbeda menurut tingkatnya.
Nama suku (familia) merupakan satu kata
sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil
dari nama salah satu marga yang termasuk
dalam suku tadi ditambah dengan akhiran
-aceae.
Nama marga merupakan kata benda
berbentuk mufrad atau suatu kata yang
diperlakukan demikian. Kata ini dapat
diambil dari sumber mana pun, dan dapat
disusun dalam cara sembarang.
Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat
ganda, artinya terdiri atas dua suku kata
yang berbentuk mufrad yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin.
Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti
nama orang yang memberikan nama ilmiah
dalam bentuk singkatan.
NOMENCLATURE(TATA NAMA)

Latin: nomen (nama) dan calare ( memanggil/


menyebut). Nomenclature: memanggil dengan nama

Penting untuk komunikasi diantara Biologist


Properti paling penting dari nama taksa:
a. keunikan: harus unik karena merupakan kunci
untuk semua literatur yang terkait dengan
spesies atau kategori takson lebih tinggi
tersebut.
b. Universalitas: nama harus bisa diterima
dimanapun diseluruh dunia (satu bahasa)
c. Stabilitas (tidak berubah menurut ruang dan
waktu)
d. Prioritas
Hewan: International Code of Zoological
Nomenclature (ICZN)/
http://www.iczn.org/iczn/index.jsp
Tumbuhan: International Code of Botanical
Nomenclature (ICBN)/
http://www.bgbm.org/iapt/nomenclature/code
/SaintLouis/0000St.Luistitle.htm
Bakteri: International Code of Nomenclature of
Bacteria (ICNB)/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?
indexed=google&rid=icnb.TOC
Awal mula tatanama zoologi
Tidak ada nama yang tersedia jika dipublikasi
sebelum 1 Januari 1758 (Systema Nature edisi
10)
The Binomial Nomenclature of Linnaeus
Nama tiap species harus tersusun atas nama
genus dan nama species.
Pemberian Nama
Nama di atas species ditulis dengan huruf besar (huruf
awal)

Nama Species:
- binomial, terdiri atas nama genus dan penunjuk
species (specific name), Nama genus diawali huruf
kapital sedang penunjuk spesies diawali huruf kecil, ex :
Gnetum gnemon
- Tanda pada nama species (?) atau cf bukan
merupakan bagian nama species
- bahasa latin/dilatinkan

- terikat pada tipe spesimen,

- Jika ditulis dengan huruf tegak, dua kata tersebut


harus digarisbawahi, tetapi jika tidak digarisbawahi, dua
kata tersebut harus dicetak miring. Contohnya, Homo
sapiens, Gnetum gnemon atau Gnetum gnemon
Nama botani dan zoologi harus berbeda

Tidak boleh ada dua species yang sama

A genus name should be spelt out in full the first time it


is used and then may be abbreviated to an initial letter.
Example: Puntius javanicus; P. Javanicus

Nama subspecies bersifat trinomial/trinominal


Persetujuan dan penilaian terhadap penamaan species
hewan dan perubahannya berada pada The
International Commission for Zoological Nomenclature
Beberapa contoh yang menjadi dasar penamaan hewan
adalah :
1. Nama penemu (Macrobrachium rossengergii) pertama
kali ditemukan oleh Rossenbergii)
2. Daerah penyebaran (Puntius javanicus) ikan tawes yang
penyebarannya di P. Jawa
3. Habitat/tempat hidupnya (Fasciola hepatica), cacing
parasit yang hidupnya di hati hospesnya
4. Warna tubuh dewasa (Euglena viridis) berwarna hijau
Nomenklatur berhubungan dengan taksonomi
tumbuhan, bertujuan untuk mendeterminasi nama
yang benar suatu takson tumbuhan. Bila suatu
jenis tumbuhan telah diidentifikasi, nama yang
benar harus diberikan. Inilah fungsi dari
nomenklatur.
Nama tumbuhan yang diberikan dalam bahasa yang
sesuai dengan daerah masing-masing disebut nama
biasa atau nama lokal atau local name. Nama
diberikan pada sekelompok tumbuhan dan bukan
pada suatu individu tumbuhan. Untuk
membedakan nama ilmiah dengan nama biasa
perlu dibandingkan sebagai berikut:
NAMA ILMIAH NAMA BIASA
1. Diatur dalam Kode Internasional 1. Tidak mengikuti ketentuan
Tatanama Tumbuhan. manapun.
2. Dalam bahasa yang diperlakukan 2. Dalam bahasa setempat atau bahasa
sebagai bahasa Latin. daerah.
3. Berlaku internasional. 3. Berlaku lokal.
4. Kadang-kadang sukar dilafalkan. 4. Biasanya mudah dilafalkan.
5. Memberikan indikasi untuk 5. Tidak jelas untuk kategori takson
kategori takson yang mana nama itu yang mana nama itu diberikan.
diberikan.
6. Untuk setiap takson dengan definisi, 6. Satu takson dapat mempunyai lebih
posisi dan tingkat tertentu ada satu dari satu nama yang berbeda-beda
nama yang benar (correct name). menurut bahasa setempat (local
name)
Nama biasa perlu dipertahankan, karena
kadang-kadang memang nama itulah yang
diketahui, sedangkan nama ilmiah belum
diketahui.

Setiap kelompok taksonomi dalam kode ini


disebut sebagai takson (tunggal) atau taksa
(jamak). Setiap individu tumbuhan
diperlakukan termasuk dalam sejumlah taksa
dengan jenjang tingkat berurutan, tingkat
jenis merupakan batu dasar dari taksa
tersebut.
Tingkat-tingkat takson utama dalam urutan naik
adalah:
Jenis = species
Marga = genus
Suku = familia
Bangsa = ordo
Kelas = classis
Divisi = division
Dunia tumbuhan = regnum
Setiap jenis tumbuhan termasuk dalam suatu marga,
setiap marga termasuk dalam suatu suku, dan
seterusnya, kecuali untuk beberapa fosil tumbuhan;
karena species dari beberapa fosil didasarkan pada
fragmen-fragmen suatu specimen, genus yang
ditunjukkannya tidak dapat ditunjukkan familia-nya,
walaupun mereka akan dapat dimasukkan pada
tingkat takson yang lebih tinggi. Genera tersebut
dikenal sebagai forma genera.

Jika diperlukan tingkatan-tingkatan taksa yang lebih


banyak maka istilah-istilah untuk tingkat-tingkatnya
dapat dibuat dengan menambah
kata/awalan/anak/sub pada istilah tingkat-tingkat
yang ditunjuk atau dengan mengadakan tambahan
sisipan istilah-istilah.
Suatu tumbuhan akan dapat dimasukkan dalam taksa secara menurun
sebagai berikut:
Alam tumbuhan = regnum
Anak alam tumbuhan = sub regnum
Divisi = division
Anak divisi = sub division
Kelas = classis
Anak kelas = sub classis
Bangsa = ordo
Anak bangsa = sub ordo
Suku = familia
Anak suku = sub familia
Puak = tribus
Anak puak = sub tribus
Marga = genus
Anak marga = sub genus
Seksi = section
Anak seksi = sub section
Deret = series
Anak deret = sub series
Jenis = species
Anak jenis= sub species
Varitas = varietas
Forma = forma
Anak forma = sub forma

Selanjutnya penyisipan/penambahan tingkat-


tingkat dapat juga ditambahkan, tetapi
penambahan itu jika dilakukan jangan sampai
menyebabkan kekacauan atau kesalahan. Urut-
urutan tingkat tersebut tidak boleh dibolak-balik
1. Publikasi yang efektif adalah publikasi yang
didistribusikan (disebarluaskan) dalam bentuk cetakan
melalui penjualan, tukar menukar atau pemberian
kepada umum, dan sekurang-kurangnya kepada
lembaga botani dan perpustakaan-perpustakaan
tempat ahli-ahli botani bekerja.
2. Publikasi yang valid (sah dan berlaku) dari nama adalah
publikasi yang memenuhi persyaratan:
Diterbitkan secara efektif.
Disetai diagnosis atau pertelaan dalam bahasa Latin
(paling tidak diagnosisnya) atau diacu pada pertelaan
takson yang sudah terbit secara efektif terdahulu.
Bentuk sesuai tatanama taksa menurut tingkatnya (lihat
pasal 16 27).
Memenuhi syarat-syarat dan tanggal berlakunya mengenai
publikasi nama-nama yang valid (lihat pasal 32 45).
3. Suatu nama atau penunjuk legitimate (sesuai
dengan hukum yang berlaku) adalah nama atau
penunjuk (epitheton) yang sesuai dengan
peraturan.
4. Nama yang benar (correct) dari suatu takson
dengan sirkumskripsi, posisi dan tingkat tertentu,
ialah nama yang legitimate, yang menurut
peraturan ini harus dipakai untuknya.
5.Nama suatu takson di bawah tingkat genus terdiri
dari suatu nama genus ditambah dengan satu atau
dua penunjuk (epitheton) disebut suatu kombinasi.
Setiap familia atau takson di bawahnya
dengan sirkumskripsi, posisi dan tingkat
tertentu hanya memiliki satu nama yang
benar, kecuali 9 familia yang memiliki nama
pengganti, yaitu:
Palmae (Arecaceae; tipe Areca)
Gramineae (Poaceae; tipe Poa L.)
Cruciferae (Brassicaceae; tipe Brassica L.)
Leguminosae (Fabaceae; tipe Faba Mill.)
Guttiferae (Clusiaceae; tipe Clusia L.)
Umbelliferae (Apiaceae; tipe Apium L.)
Labiatae (Lamiaceae; tipe Lamium L.)
Compositae (Asteraceae; tipe Aster L.)
Jika Papilionaceae (Fabaceae; tipe Faba Mill.)
dianggap sebagai fmilia terpisah dari familia
Leguminosae, nama Papilionaceae dipertahankan
sebagai Leguminosae).
Nama-nama tersebut di atas telah digunakan lama,
diperlakukan sebagai publikasi yang valid.
Tentang nama-nama tumbuhan dikenal
istilah-istilah

Tantonim, yaitu nama yang terjadi dari dua kata yang persis
sama, atau dua kata yang hampir sama. Contoh: Linaria-
linaria; Boldu-boldus atau Linaria-linaria; Boldu-boldus.
Homonim, yaitu satu nama seringkali berlaku untuk dua jenis
tumbuhan atau lebih.
Contoh: Ixora crassifolia Merril; Ixora crassifolia Ridley.
Nama sama, tumbuhan berbeda.
Sinonim, beberapa nama sama untuk satu jenis tumbuhan.
Contoh: Orthosiphon spicatus; Orthosiphon stamineus;
Orthosiphon grandiflorus.
Contoh suku/familia yang dipertahankan di atas juga
merupakan sinonim.
Nama suatu divisio diambil atau dibentuk
dari ciri khas divisio (nama descriptive) atau
dari nama yang termasuk genus, disarankan
dengan akhiran phyta, kecuali divisio fungi
dengan akhiran mycota.
Nama subdivisio dibentuk dengan cara yang
sama; dibedakan dengan nama divisio dengan
akhiran phytina, kecuali subdivisio fungi
dengan akhiran mycotina.
Nama classis atau subclassis dibentuk dengan
cara yang sama, diberi akhiran sebagai
berikut:
Untuk algae : -phyceae (classis)
-phycidae (sub classis)
Untuk fungi : -mycetes (classis)
-mycetidae (sub classis)
untuk Cormophyta : -opsida (classis)
-idea (sub classis)
Jika nama ordo didasarkan pada nama pangkal
suatu familia, ordo itu harus diberi akhiran
ales. Bila nama sub ordo didasarkan pada
pangkal nama familia, nama sub ordo itu harus
diberi akhiran ineae.
Contoh: ordo Bromeliales, Malvales, sub ordo
Bromeliineae, Malvineae.
Nama familia adalah kata sifat berbentuk jamak
yang dipakai sebagai kata benda. Nama familia
dibentuk dari pokok kata nama salah satu genus
yang termasuk dalam familia tadi, ditambah
akhiran aceae.
Nama sub familia seperti familia dengan akhiran
ideae, contoh: Rosaideae (dari: Rosa).
Nama tribus, dengan cara yang sama akhiran
eae (dari: Rosa).
Nama sub tribus, dengan cara sama, akhiran
inae (dari: Rosa).
Nama suatu genus adalah kata benda berbentuk jamak
atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini
dapat diambil dari sumber manapun, dan dapat juga
disusun dalam cara sembarang. Contoh: Rosa, Manihot.
Nama genus tidak boleh diambil dari istilah teknik yang
digunakan dalam morfologi, misalnya: radicula, tuber,
caulis, folium, spina. Nama genus tidak boleh terdiri dari
dua kata.
Nama tingkat dibawah genus adalah kombinasi nama genus
ditambah penunjuk takson yang bersangkutan,
dihubungkan dengan suatu istilah tentang takson tadi.
Misalnya:
sub genus subg.
section sect.
series ser.
Nama species merupakan suatu kombinasi
ganda yang terdiri dari nama genus diikuti
oleh satu penunjuk species, jika penunjuk
species terdiri dari dua kata atau lebih agar
diberi tanda penghubung. Penunjuk species
dapat diambil dari sumber manapun.
Contoh:

Hibiscus rosa-sinensis
Adiantum capillus-veneris
Atropa bella-donna
Impatiens noli-tangere
Nama intraspesifik takson adalah kombinasi
nama species dan suatu penunjuk intraspesifik
dihubungkan dengan suatu istilah yang menunjuk
takson yang bersangkutan.
Contoh:
Saxifraga aizon subforma surculosa Engler Irnither
Saxifraga var. aizon subvar. brevifolia forma
multicaulis subforma surculosa Engler & Irnither

Agar penunjukan nama takson dapat tepat dan


lengkap, dan agar tanggalnya mudah
diverifikasikan, perlu dicantumkan nama-nama
pengarang yang pertama kali mempublikasikan
nama takson yang bersangkutan secara valid.

Rekomendasi:
Nama-nama pengarang yang diletakkan setelah
nama tumbuhan dapat disingkat, kecuali nama
mereka sangat pendek.
Misalnya:
Lam. untuk J.B.P.A Monet Chevalier de Lamarck
De Wild. untuk E. de Wildeman
Bila suatu nama terdiri dari satu suku kata yang
panjang, perlu disingkat, diberikan pada huruf
mati pertama dengan konsonan pertama.
Misalnya: Fr. untuk Elias Magnees Friers
Juss. untuk Jussieu
Rich. untuk Richard
Bila diperlukan nama yang lebih panjang untuk
menghindari kesalahpahaman maka cara
menyingkat sebagai berikut:
Bertol. untuk Bertoloni
Bert. untuk Bertero
Michx. untuk Michaux
Michl. untuk Michelli
Dalam pustaka sering dijumpai nama-nama author
lebih dari satu untuk satu nama tumbuhan.
Pencantuman nama demikian mempunyai maksud
sendiri-sendiri.
Contoh:
Didymopanax gleasonii Britton et Wilson
Artinya: nama yang diberikan oleh Britton &
Wilson bersama-sama.
Gossypium tomentosum Nutt ex Seem
Artinya: nama diberikan (diusulkan) oleh Nutt,
dipublikasikan secara efektif & valid oleh Seem.
Viburnum ternatum Rechder in Sergent
Artinya: nama diberikan oleh Rechder dan
dipublikasikan dalam karya Sergent.
Ulmus racemosa Thomas non Borkl.
Artinya: nama yang diberikan Thomas tidak sama
dengan nama yang diberikan oleh Borkl.
Phyllanthus L.emend Mull. Arg.
Artinya: nama yang diberikan oleh L (Linnaeus)
diubah oleh Mull. Arg.
Streptomyces alba-meyer Hesseltine ex. al.
Artinya: nama diberikan oleh Hesseltine dkk,
seperti: Parter, Diduek, Hauch, Bohones &
Williams.
Imperata cylindrica (L.) Beauv.
Artinya: nama diberikan oleh Linnaeus, kemudian
oleh Beauv dipindah ke genus baru dengan masih
menggunakan epitheton specificum (penunjuk
jenis).
TERIMA KASIH
1. Apa yang anda ketahui tentang tatanama
tumbuhan ?
2. Sebutkan Perbedaan nama ilmiah dan nama
biasa ?
3. Urutkan Tingkat-tingkat takson utama
mulai dari bawah !
4. Sebutkan Istilah istilah dalam nama
tumbuhan ?
5. Syarat Publikasi Efektif dan valid ?

Anda mungkin juga menyukai