Anda di halaman 1dari 41

Persiapan Anestesi

Pasien Pediatri
Kelompok C:

Drg. Destiana
Drg. Rumar tha

Pembimbing: Dr. Arif HM Marsaban, Sp .An (K)


Pendahuluan
Tindakan anastesi pada anak memerlukan
tingkat kewaspadaan yang tinggi, serta
peralatan dan lingkungan yang mendukung.
Harus dapat memahami anatomi dan fisiologi
pada anak.
Mengedepankan patient safety
Neonatus dan Bayi
Kepala dan lidah besar
Saluran napas di hidung sempit
Laring di anterior dan cephalad
Epiglottis panjang
Trakea dan leher pendek anak < 5 bulan =
obligate nasal breathers
Pada anak < 5 tahun :
kartilago krikoid adalah daerah jalan napas ter
sempit
Figure 1: Artistic rendering of infant
airway. (a) In image a note the large
occiput
which has caused flexion of the head
and subsequently caused the base
of the
tongue to obstruct the upper airway.
This obstruction has been relieved (b
) by
placing a towel under the shoulders
and neck allowing more extension of
the
head and an opening of the upper air
way
Stroke volume relatif tetap cardiac output
tergantung dari laju jantung.
Neonatus : kulit tipis, kadar lemak rendah,
luas permukaan besar heat loss
Hipotermia pd neonatus terkait depresi napas,
delayed awakening, resistensi vaskuler paru yan
g meningkat, dan perubahan respons obat.
Pasien anak memiliki beberapa tantangan fisiologis y
ang dapat menyebabkan hipoksemia
Konsumsi oksigen pada bayi relatif lebih banyak diba
nding orang dewasa. Menurut beberapa sumber 6 m
L/kg/min vs. 3 mL/kg/min
Hal tersebut dikombinasikan dengan rendahnya fu
ngsi kapasitas residual pada bayi yang dapat meny
ebabkan desaturasi dengan cepat selama apnea,
contohnya selama laryngoscopy.
Anak-anak bukanlah orang dewasa yang bert
ubuh kecil. Sesuai dengan rentang usianya, ma
sing-masing rentang usia memiliki persy
aratan anestesi yang berbeda.
Tujuan KPA ialah untuk mengurangi angka ke
sakitan operasi, mengurangi biaya operasi, dan
meningkatkan kualitas pelayanan keseha
tan.
Wawancara & PF terhadap pasien. Selain
itu dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan
Penentuan risiko anestesia
Terakhir dengan menentukan manajemen
pra bedah.
Pre Operasi
A. Wawancara Preoperatif
Penyakit herediter seperti hemofilia
Penyakit kardiovaskuler respirasi
Riwayat anestesi sebelumnya
Riwayat alergi
Riwayat infeksi.

B. Pemeriksaan Fisik
dihubungkan dengan intubasi serta penyulit yang mun
gkin ada, kemudian dengan risiko anesthesia, dan tindaka
n pembedahan serta teknik anestesi yang akan dilakukan.
Tergantung dari usia, riwayat operasi sebelumnya,
serta tingkat kedewasaan, anak-anak menderit
a akibat teror yang dihadapi karena pembedahan.
Anak-anak pada dasarnya cemas karena rasa nye
ri yang akan dialami, serta perpisahan dari orang
tuanya.
Karena itulah, peran premedikasi sangat pen
ting.
Cara lain
membawa alat anestesi, seperti sungkup gas,
membuat si anak bermain dengan alat ter
sebut
membawa tenaga medis yang dipercaya
pasien, untuk menemaninya selama
preanestesi dan induksi
Hal ini akan sangat menenangkan jiwa anak.
Infeksi Saluran Napas Atas
Anak-anak terkadang mengalami infeksi saluran napas at
as, sebelum waktu pembedahan.
Harus dibedakan apakah rinore disebabkan oleh in
feksi, atau oleh alergi ataupun vasomotor.
Infeksi virus dalam 2-4 minggu sebelum anestesi um
um dan intubasi endotrakea anak berisiko tinggi untu
k mengalami wheezing, laringospasme, hipokse
mia, dan atelektasis.
Hal ini sangat mungkin terjadi, bila si anak mengalami ba
tuk parah, demam tinggi, atau riwayat keluarga deng
an penyakit jalan napas reaktif.
Pemeriksaan laboratorium
Keputusan perlunya pemeriksaan laboratorium
menjadi tanggung jawab anestesiologis, dokter
bedah, dan dokter anak.
Pasien anak perlu diekokardiografi, bila klinis
pasien menunjukkan gejala gangguan jantung
Klasifikasi ASA
Kelas I : sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
Kelas II : penyakit sistemik ringan atau sedang.
Kelas III : penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin
terbatas.
Kelas IV : Penyakit sistemik berat tak dapat melak
ukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan a
ncaman kehidupannya setiap saat.
Kelas V : Sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa
pembedahan, hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
Puasa Pre Operasi
Karena anak-anak lebih rentan dehidrasi, maka re
striksi cairan pre operasi pada anak-anak selalu lebi
h longgar dibandingkan pada orang dewasa.
Beberapa penelitian menunjukkan pH cairan la
mbung yang rendah ( < 2,5) dan volume yang lebi
h besar pada anak-anak yang dijadwalkan opera
si, menunjukkan bahwa anak-anak memiliki risiko ti
nggi mengalami aspirasi.
Puasa yang lama, tidak selalu menurunkan risiko ini.
Beberapa penelitian menunjukkan pH lambung serta
volume pada anak-anak yang menerima diet cair bebe
rapa jam sebelum operasi.
Anak-anak diberi makan dengan menu biasa, hingga 4
8 jam sebelum pembedahan.
Air dapat diberikan hingga 2-3 jam sebelum induksi.
Rekomendasi ini untuk neonatus, infant, dan anak-anak
tanpa faktor risiko aspirasi
Premedikasi
Tujuan
meredakan kecemasan dan ketakutan
memperlancar induksi anestesia
mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
meminimalkan jumlah obat anestetik
mengurangi mual-muntah pasca bedah
menciptakan amnesia
mengurangi isi cairan lambung
mengurangi refleks yang membahayakan
Premedikasi sedatif umumnya tidak untuk neonatus dan b
ayi.
Anak yang cemas : midazolam (0,3-0,5 mg/kg, maksim
al 15 mg).
Rute oral lebih dipilih daripada intramuskular karena tidak
traumatik.
Untuk pasien yang tidak kooperatif, midazolam intramuskul
ar (0,1-0,15 mg/kg, max 10 mg) dan atau ketamin (2-3
mg/kg) dengan atropin (0,02 mg/kg)
Pemberian Fentanyl dapat menimbulkan analgesia pasca o
perasi.
Monitoring

Monitoring bayi dan anak-anak secara umum


sama dengan dewasa, dengan beberapa pen
yesuaian kecil :
Eletropad EKG lebih kecil
Stetoskop precordial
Pulse oximetry
Kapnograf
Pengukuran suhu pada rektal risiko tinggi MH,
iatrogenic hypothermia/hipertermia.
Induksi
Anestesi umum biasanya diinduksi dengan teknik inhalasi at
au intravena.
Induksi IM dengan Ketamine (5-10 mg/kg) untuk anak ya
ng melawan
I.V : sama seperti dewasa
Rapid acting barbiturate
thiopental, 3 mg/kg pada neonates
5-6 mg/kg pada bayi dan anak-anak
propofol (2-3 mg/kg) ditambah nondepolarizing muscle relaxant ( contoh atrakuriu
m, rocuronium, atau suksinilkolin). Atropin harus diberikan dahulu sebelum p
emberian suksinilkolin.
Induksi inhalasi : ukuran mask ventilation dan intubasi
Pediatric Endotracheal Tube Size
Age Internal Diameter (mm) Depth (cm)
Preterm 2.5 68
Term 3.0 9 10
6 months 3-3.5 10
1 2 years 4.0 10 11
3 4 years 4.5 12 13
5 6 years 5.0 14 15
10 years 6.0 16 17
Anestesi Inhalasi pada Pediatri
Ventilasi paru , kapasitas residu fungsional paru
, aliran darah tinggi ke organ konsentrasi zat
anestesi cepat meningkat mempercepat induk
si inhalasi overdosis
TD neonatus dan bayi sensitif terhadap zat anest
etik volatile, karena mekanisme kompensasi (vas
okonstriksi dan takikardi) belum sempurna + myo
kardium imatur sensitif terhadap myocardial depr
essants
MAC zat anestesi halogen, lebih tinggi pada ba
yi daripada neonatus dan dewasa.
Halotan & sevofluran jarang menyebabkan i
ritasi jalan napas, laringospasme saat induksi
Sevofluran kejadian depresi napas paling ja
rang, indeks terapi paling tinggi
Anestesi non volatile
Bayi dan anak dosis propofol lebih besar,
karena volume distribusinya > dewasa.
Propofol tidak dianjurkan untuk sedasi di
ICU
Opioid : lebih poten pada neonatus.
Pelumpuh Otot
Semua pelumpuh otot, onsetnya lebih cepat pada pedi
atri, karena waktu sirkulasinya lebih cepat.
Pada neonatus :
Pancuronium, vecuronium, dan rocuronium
masa kerjanya lebih lama, karena fungsi hati
belum sempurna.
Atracurium & cisatracurium
tidak dimetabolisme hati
sbg intermediate acting
Anak-anak lebih rentan terhadap aritmia,
hiperkalemia, rhabdomyolisis, myoglobinem
ia, spasme masseter, dan malignant
hyperthermia akibat suksinilkolin.
Suksinilkolin dihindari untuk operasi elektif
pediatri dan remaja.
Indikasi suksinilkolin pada pediatri
Induksi cepat pada anak dengan lambung p
enuh, laringospasme, dan relaksasi otot ce
pat sebelum akses intravena (cth : muntah).
Untuk bayi, yang dianjurkan adalah
Mivacurium : untuk prosedur < 15 menit
Atracurium, atau cisatracurium : untuk pr
osedur > 30 menit.
Kebutuhan Cairan Perioperasi
Rumatan
Rumus 4:2:1,
Pemilihan cairan rumatan masih kontroversial.
Larutan D5,1/2 NS dengan 20 mEq/l KCl menyediakan
kadar dekstrosa dan elektrolit yang adekuat.
Untuk neonatus, cairan yang diberikan adalah D5,1/4
NS.
Defisit
Segala kehilangan cairan preoperasi harus digantikan.
Respon bayi terhadap dehidrasi berbeda daripada
orang dewasa, yakni dengan hipotensi tanpa takikardi
Pemberian cairan pengganti defisit juga dibagi
menjadi 50 % pada 1 jam pertama, dan 25 %
pada jam kedua dan ketiga. Defisit cairan pre
operasi biasanya digantikan dengan RL atau
NS. Dibandingkan dengan RL, NS memiliki
kerugian untuk menimbulkan asidosis
hiperkloremia
Replacement.
1. Blood loss.
Volume darah
- Neonatus prematur (100 ml/kg)
- Neonatus cukup bulan (85-90 ml/kg)
- Bayi (80 ml/kg), lebih tinggi daripada
dewasa (65-75 ml/kg).
Kehilangan darah umumnya digantikan dengan kris
taloid yang tidak mengandung glukosa
2. Third space loss
Kehilangan ini sulit diukur. Cairan yang dipakai u
mumnya RL.
Komplikasi Pasca Anestesi
Laringospasme
Bisa terjadi saat induksi, emergence, atau waktu apap
un antara intubasi endotrakea.
Lebih sering terjadi pada pasien pediatri muda, dan te
rtinggi pada bayi 1-3 bulan.
Biasanya terjadi segera pasca operasi, atau di reco
very room saat pasien bangun dan tersedak kar
ena sekresi faring saat recovery, anak harus diposisi
kan dalam posisi lateral, supaya sekresi mulut ter
kumpul dan menjauh dari pita suara
Postintubation Croup
Akibat edema glotis atau trakea.
Daerah yang paling rawan adalah kartilago krikoidea.
Postintubation croup dikaitkan dengan
usia anak (1-4 tahun)
intubasi berulang
ETT besar
pembedahan lama
prosedur kepala dan leher
pergerakan tube yang berlebihan
Deksamethasone (0,25-0,5 mg/kg) dapat mencegah
pembentukan edema dan inhalasi epinefrin rasemat
nebulisasi (0,25-0,5 ml dalam 2,25 % larutan dengan 2,5
ml NS) adalah terapi yang efektif.
Biasanya croup ini terjadi dalam 3 jam setelah ekstubasi.
Puasa 6 jam sebelum operasi mencegah aspirasi
Induksi dan anestesi dengan sungkup gas, karena tidak in
vasif, tidak traumatik untuk anak, dan mengingat pas
ien ini overweight, maka kemungkinan penyempitan jala
n napas sangat besar.
Sungkup akan menghindarkan kemungkinan
terjadinya komplikasi pasca anestesi seperti
laringospasme ataupun croup.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai