Pasien Pediatri
Kelompok C:
Drg. Destiana
Drg. Rumar tha
B. Pemeriksaan Fisik
dihubungkan dengan intubasi serta penyulit yang mun
gkin ada, kemudian dengan risiko anesthesia, dan tindaka
n pembedahan serta teknik anestesi yang akan dilakukan.
Tergantung dari usia, riwayat operasi sebelumnya,
serta tingkat kedewasaan, anak-anak menderit
a akibat teror yang dihadapi karena pembedahan.
Anak-anak pada dasarnya cemas karena rasa nye
ri yang akan dialami, serta perpisahan dari orang
tuanya.
Karena itulah, peran premedikasi sangat pen
ting.
Cara lain
membawa alat anestesi, seperti sungkup gas,
membuat si anak bermain dengan alat ter
sebut
membawa tenaga medis yang dipercaya
pasien, untuk menemaninya selama
preanestesi dan induksi
Hal ini akan sangat menenangkan jiwa anak.
Infeksi Saluran Napas Atas
Anak-anak terkadang mengalami infeksi saluran napas at
as, sebelum waktu pembedahan.
Harus dibedakan apakah rinore disebabkan oleh in
feksi, atau oleh alergi ataupun vasomotor.
Infeksi virus dalam 2-4 minggu sebelum anestesi um
um dan intubasi endotrakea anak berisiko tinggi untu
k mengalami wheezing, laringospasme, hipokse
mia, dan atelektasis.
Hal ini sangat mungkin terjadi, bila si anak mengalami ba
tuk parah, demam tinggi, atau riwayat keluarga deng
an penyakit jalan napas reaktif.
Pemeriksaan laboratorium
Keputusan perlunya pemeriksaan laboratorium
menjadi tanggung jawab anestesiologis, dokter
bedah, dan dokter anak.
Pasien anak perlu diekokardiografi, bila klinis
pasien menunjukkan gejala gangguan jantung
Klasifikasi ASA
Kelas I : sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
Kelas II : penyakit sistemik ringan atau sedang.
Kelas III : penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin
terbatas.
Kelas IV : Penyakit sistemik berat tak dapat melak
ukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan a
ncaman kehidupannya setiap saat.
Kelas V : Sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa
pembedahan, hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
Puasa Pre Operasi
Karena anak-anak lebih rentan dehidrasi, maka re
striksi cairan pre operasi pada anak-anak selalu lebi
h longgar dibandingkan pada orang dewasa.
Beberapa penelitian menunjukkan pH cairan la
mbung yang rendah ( < 2,5) dan volume yang lebi
h besar pada anak-anak yang dijadwalkan opera
si, menunjukkan bahwa anak-anak memiliki risiko ti
nggi mengalami aspirasi.
Puasa yang lama, tidak selalu menurunkan risiko ini.
Beberapa penelitian menunjukkan pH lambung serta
volume pada anak-anak yang menerima diet cair bebe
rapa jam sebelum operasi.
Anak-anak diberi makan dengan menu biasa, hingga 4
8 jam sebelum pembedahan.
Air dapat diberikan hingga 2-3 jam sebelum induksi.
Rekomendasi ini untuk neonatus, infant, dan anak-anak
tanpa faktor risiko aspirasi
Premedikasi
Tujuan
meredakan kecemasan dan ketakutan
memperlancar induksi anestesia
mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
meminimalkan jumlah obat anestetik
mengurangi mual-muntah pasca bedah
menciptakan amnesia
mengurangi isi cairan lambung
mengurangi refleks yang membahayakan
Premedikasi sedatif umumnya tidak untuk neonatus dan b
ayi.
Anak yang cemas : midazolam (0,3-0,5 mg/kg, maksim
al 15 mg).
Rute oral lebih dipilih daripada intramuskular karena tidak
traumatik.
Untuk pasien yang tidak kooperatif, midazolam intramuskul
ar (0,1-0,15 mg/kg, max 10 mg) dan atau ketamin (2-3
mg/kg) dengan atropin (0,02 mg/kg)
Pemberian Fentanyl dapat menimbulkan analgesia pasca o
perasi.
Monitoring