ahmadYani
Pengertian Diare
Diare Akut
Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7
hari). Gejala dan tanda sudah berlangsung <2 minggu sebelum
dating berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita
diare.
Diare Kronik
Diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung >2 minggu sebelum
dating berobat atau sifatnya berulang.
Jenis Diare (cont.)
Disentri
Diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri
adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.
Diare Persisten
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus.
Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolisme.
Penyebab Diare Faktor Infeksi
b). Infeksi Parenterial yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti
tonsilo faringitis.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi atau anak dibawah tiga tahun. Makanan dan
minuman yang terkontaminasi melalui tangan yang kotor, lalat, dan alat-alat makan
yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit diare
tersebut (Azrul Azwar, 1989).
Adapun sumber-sumber penularan penyakit dapat terjadi melalui: air, makanan,
minuman, tanah, tangan dan alat yang digunakan secara pribadi. Bila seseorang
penderita disentri amoeba sembuh dari penyakitnya, maka amoeba akan bertukar
bentuk menjadi bentuk kista. Kista ini akan keluar bersama faeces dan dapat hidup
terus karena tahan terhadap segala pengaruh dari luar. Buang air besar sembarang
anak menjadikan sarang lalat, apabila lalat tersebut hinggap pada makanan, maka
akan terjadi kontaminasi (Depkes RI, 1991).
Penyebab Diare Faktor Malabsorpsi
1. Diare Osmotik:
Substansi hipertonik nonabsorbsi menyebabkan peningkatan tekanan osmotic
intralumen usus sehingga cairan masuk ke dalam lumen. Diare osmotic terjadi
karena:
Pasien memakan substansi nonabsorbsi antara lain laksan magnesium sulfat
atau antacid mengandung magnesium.
Pasien mengalami malabsorbsi generalisata sehingga cairan tinggi konsentrasi
seperti glukosa tetap berada di lumen usus.
Pasien dengan defek absorbtif, misalnya defisiensi disakaride atau malasorbsi
glukosa-galaktosa.
Patofisiologi Diare (cont.)
2. Diare Sekretorik:
Peningkatan sekresi cairan elektrolit dari usus secara aktif dan penurunan
absorbsi/diare dengan volume tinja sangat banyak.
Malasorbsi asam empedu dan asam lemak:
Pada diare ini terjadi pembentukan micelle empedu.
Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit:
Terjadi penghentian mekanisme transport ion aktif pada Na-K-ATP-ase di enterosit
dan gangguan absorbsi Na dan air.
Gangguan motilitas dan waktu transit usus
Hipermotilitas usus tidak sempat diabsorbsi diare.
Gangguan permeabilitas usus:
Patofisiologi Diare (cont.)
Gangguan sirkulasi
Dapat terjadi shock hipovolemik akibat persuasi jaringan
berkurang dan terjadi Hipoksia Asidosis yang bertambah berat dapat
mengakibatkan perdarahan pada otak, kesadaran menurun dan jika
tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian.
Manifestasi Klinis Diare
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab
dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
Pemeriksaan darah: darah tepi lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif pada diare kronik.
Penatalaksanaan