Anda di halaman 1dari 23

K E H I D U PA N P E M E R I N TA H A N N K R I

Kelompok 3
- Amira Ayu
- Aulia Rizki
- Friska Dea
- Huda Alfiyansyah
- M.Yoga Pratama
- Sabrina Riandini
- Samuel Erik
XI MIA 5
SMAN 1 Tangerang
1. PENGERTIAN PEMERINTAHAN
a. Dalam arti luas : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang
dilakukan oleh badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara
dalam mencapai tujuan negara.

b. Dalam arti sempit : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang


dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam mencapai tujuan
negara.
BENTUK NEGARA
Bentuk negara kesatuan
Negara kesatuan adalah negara bersusunan tunggal. Maksudnya adalah
kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah
pusat. Negara kesatuan terdiri dari beberapa negara yang
menggabungkan diri sehingga menjadi suatu negara yang mempunyai
status bagian-bagian. Pemerintah pusat memegang kedaulatan
sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Di dalam negara kesatuan
hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri
(kabinet), dan satu parlemen.
CIRI-CIRI NEGARA KESATUAN

Hanya memiliki satu kebijakan mengenai masalah ekonomi, sosial,


politik, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Adanya supremasi parlemen pusat.
Dalam pendidikan, hanya terdapat satu kurikulum.
Hanya terdapat satu konstitusi (undang-undang dasar), satu kepala
negara, satu parlemen, dan dewan menteri.
Hanya pemerintah pusat yang boleh menarik pajak.
Tidak ada badan-badan lain diluar pemerintahan yang berdaulat.
Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke
luar yang ditandatangani oleh pemerintah pusat.
JENIS NEGARA KESATUAN

Negara kesatuan sentralisasi


Negara kesatuan sentralisasi adalah negara dengan seluruh persoalannya
di setiap daerah diatur dan diurus secara langsung oleh pemerintah
pusat. Pemerintah pusat sebagai koordinator. Sedangkan pemerintah
daerah hanya melaksanakan perintah.

Negara kesatuan desentralisasi


Negara kesatuan desentralisasi adalah negara yang daerahnya diberi
kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam bentuk
negara ini, terdapat parlemen di setiap daerah. Meskipun demikian,
pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
BENTUK NEGARA SERIKAT ATAU FEDERAL

Negara serikat, negara federal, atau negara federasi adalah suatu


negara bersusun jamak yang terdiri dari beberapa negara bagian yang
tidak berdaulat sedangkan yang berdaulat adalah gabungan dari negara-
negara bagian itu. Pemerintah federal (pusat) hanya mengeluarkan
kebijakan yang bersifat membatasi dan hanya pemerintah pusat yang
boleh mengadakan hubungan dengan negara lain.
CIRI-CIRI NEGARA FEDERAL

Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli


tetap ada di negara bagian.
Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur
melalui negara bagian. Namun ada beberapa kewenangan yang
diserahkan kepada pemerintah federal seperti kewarganegaraan,
menyatakan perang, pos, perdagangan dengan negara lain, masalah
antar negara bagian, hubungan internasional, telekomunikasi,
pencetakan uang, perwakilan diplomatik, statistik, dan semua yang
berhubungan dengan hukum internasional.
Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian
untuk urusan ke luar dan sebagian ke dalam.
Setiap negara bagian berwenang membuat undang-undang, parlemen,
kabinet, dan bahkan konstitusi sendiri selama tidak bertentangan
dengan konstitusi pemerintahan pusat.
2. BENTUK PEMERINTAHAN MODERN :
A . MONARKI (KERA JA AN)
Bentuk pemerintahan monarki dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Monarki Absolut adalah bentuk pemerintahan
suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja, ratu,
syah, atau kaisar yang kekuasaannya tidak terbatas.
2. Monarki Konstitusional adalah bentuk
pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja yang kekuasaanya dibatasi oleh undang-
undang dasar (konstitusi).
3. Monarki Parlementer adalah bentuk pemerintahan
suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan
sistem parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.
B. BENTUK PEMERINTAHAN REPUBLIK
Bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Republik Absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada


pembatasan kekuasaan. Parlemen kurang berfungsi, konstitusi
diabaikan untuk legitimasi kekuasaan.
2. Republik Konstitusional, presiden memegang kekuasaan
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang dibatasi
oleh konstitusi, pengawasan efektif dilakukan oleh parlemen.
3. Republik Parlementer, presiden hanya berfungsi sebagai
kepala negara, tapi presiden tidak dapat diganggu gugat. Kepala
pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri yyang
bertanggung jawab kepada parlemen. Kekuasan legislatif lebih
tinggi dari kekuasaan eksekutif.
3. SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan terbagi atas :

A. Sistem pemerintahan parlementer


sebuah sistem pemerintahan dimana perlemen memiliki peranan penting
dalam pemerintahan.
Karena itu Raja, Ratu & Presiden kedudukannya adalah sebagai kepala
negara.
Selanjutnya yg disebut eksekutif adalah kabinet itu sendiri.
Kabinet terdiri dari PM & Menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri atau
bersama-sama kepada parlemen.
A. CIRI-CIRI PEMERINTAHAN
PARLEMENTER :
1. Raja/ Ratu atau presiden adalah kepala negara.
2. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
3. Badan legeslatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang
anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu
4. Eksekutif bertanggung jawab kepada legeslatif.
5. Dalam sistem dua partai, yang menjadi PM adalah ketua partai politik
yg menang Pemilu.
6. Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk
kabinet secara koalisi, karena harus mendapat dukungan kepercayaan
dari perlemen.
7. Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen dan kepala
negara beranggapan kabinet berada dlm pihak benar, maka kepala negara
akan membubarkan parlemen.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
* KELEBIHAN :
Pembuatan kebijakan dpt ditangani scr cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara legeslatif & eksekutif.(krn dlm satu
partai/koalisi)
Garis tanggung jawab dlm pembuatan & pelaksanaan kebijakan publik jelas.
Adanya pengawasan yg kuat dari perlemen thdp kabinet shg kabinet menjadi
berhati-hati dlm menjalankan pemerintahan.
*Kekurangan :
Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen shg sewaktu-waktu kabinet dpt dijatuhkan oleh
parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif/ kabinet tak bisa ditentukan
berakhir sesuai dgn masa jabatannya krn sewaktu-waktu kabinet dpt bubar.
Kabinet dpt mengendalikan parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
B. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL
Adalah sitem pemerintahan dimana kedudukan
eksekutif/ kabinet tidak tergantung pada
parlemen(badan perwakilan rakyat).
Sebagai kepala eksekutif, presiden menunjuk
pembantunya/ menterinya yg akan memimpin
departemennya masing-masing, dan mereka
bertanggung jawab kepada presiden.
Pembentukan kabinet tak perlu dukungan kepercayaan
dari badan perwakilan rakyat, maka menteri-menteri
tak bisa diberhentikan oleh badan perwakilan rakyat.
A. CIRI-CIRI SISTEM PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL.
1. Penyelenggara negara berada ditangan
presiden.(kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan)
2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden, &
bertanggung jawab pada presiden.
3. Presiden tdk bertanggung jawab kpd parlemen.
4. Presiden tdk dpt membubarkan parlemen spt dlm
sistem parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuatan legeslatif & menjabat
sbg lembaga perwakilan.
6. Presiden tdk berada di bawah pengawasan langsung
parlemen.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM
PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL.
* Kelebihan :
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya krn tdk tergantung
pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dgn jangka waktu
tertentu.
Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dgn
jangka waktu masa jabatannya.
Legeslatif bukan tempat kaderisasi utk jabatan-jabatan eksekutif
krn dpt diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen
sendiri.
*Kekurangan :
- Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legeslatif shg
dpt menciptakan kekuasaan mutlak.
- Sistem pertanggung jawaban kurang jelas.
- Pembuatan keputusan/ kebijakan publik umumnya hasil tawar-
menawar antara eksekutif dgn legeslatif shg dpt terjadi
keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
PERKEMBANGAN SISTEM
PEMERINTAHAN INDONESIA
Sistem pemerintahan adalah cara pemerintah dalam_mengatur semua
yang berkaitan dengan pemerintahan. Sistem ini berfungsi untuk
menjaga kestabilan_pemerintahan, politik, pertahanan, ekonomi, dll.
1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949
Lama periode : 18 Agustus 1945 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

Sistem pemerintahan awal yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem


pemerintahan presidensial. Namun, seiring datangnya sekutu dan
dicetuskannya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November 1945,
terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif
dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-
kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14
November 1945. Berdasarkan Maklumat Pemerintah 14 November 1945
ini, kekuasaan eksekutif yang semula dijalankan oleh presiden beralih ke
tangan menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem
pemerintahan parlementer.
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950
Lama periode : 27 Desember 1949 15 Agustus 1950
Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)
Konstitusi : Konstitusi RIS

Adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan


delegasi Belanda menghasilkan keputusan pokok bahwa kerajaan
Balanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan
tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya pada
tanggal 30 Desember 1949. Dengan diteteapkannya konstitusi RIS,
sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun
karena tidak seluruhnya diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu
disebut Parlementer semu
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959
Lama periode : 15 Agustus 1950 5 Juli 1959
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950

UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17
Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Pemilihan Umum
1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal
membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut. Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00,
Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di
Istana Merdeka.Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain :
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
2. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS dan DPAS

Dikeluarkannya dekrit presiden ini diiringi dengan perubahan sistem pemerintahan


dari parlementer ke presidensial.
4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)
Lama periode : 5 Juli 1959 22 Februari 1966
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

Dikeluarkannya dekrit Presiden 1959 mengembalikan sistem


pemerintahan Indonesia ke sistem pemerintahan presidensial.
5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)
Lama periode : 22 Februari 1966 21 Mei 1998
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 sekarang
Lama periode : 21 Mei 1998 sekarang
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial

Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut suatu sistem


dari negara manapun, melainkan suatu sistem yang khas bagi bangsa
Indonesia. Hal ini tercermin dari proses pembentukan bangsa NKRI yang
digali dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Menurut UUD 1945,
kedudukan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sistem
ketatanegaraan yang kepala pemerintahannya adalah Presiden dinamakan
sistem presidensial . Presiden memegang kekuasaan tertinggi negara di
bawah pengawasan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dalam pelaksanaan
sistem pemerintahan ini, terdapat beberapa perubahan pokok-pokok sistem
pemerintahan Indonesia, sebelum dan sesudah Amandemen UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai