Anda di halaman 1dari 18

Siti Azizah

Konsep agroekologi adalah upaya ekologis untuk


mempertemukan kondisi ekologis sumberdaya dengan
kondisi ekologis manusia guna mendapatkan manfaat
optimal dalam jangka panjang.
Agroecology as the study of the interactions between
plants, animals, humans and the environment within
agricultural systems. Consequently, agroecology is
inherently multidisciplinary, including factors from
agronomy, ecology, sociology and economics
In this case, the -ecology portion of "agroecology is
defined broadly to include social, cultural, and
economic contexts as well.
Tujuan: untuk mendapatkan produktivitas optimal,
lestari dan serbaguna, dan memperbaiki kondisi lahan
atau lingkungan.
Praktek di lapangan : upaya mencari bentuk
pengelolaan sumberdaya lahan permanen, baik dalam
satu komoditi maupun kombinasi antara komoditi
pertanian dan kehutanan dan atau
peternakan/perikanan secara simultan atau secara
bergantian pada unit lahan yang sama.
Pelaksana agroekologi adalah:
a. Petani/peternak/nelayan
b. Perusahaan swasta
c. Badan Usaha Milik Negara
d. Pemerintah/Dinas terkait
Structural attribute of ecosystem:
1. Jenis dan susunan tanaman/komoditasnya
2. Fungsi ekosistem (functional attribute of ecosystem)
yaitu produktivitas, kelestarian dan perbaikan
lahan/lingkungan hidup
3. Kelembagaan, tenaga kerja, teknik pengelolaan dan
sosial ekonomi
Agroecologists juga melibatkan 4 system properties
dari agroecosystems:
1. Productivity
2. Stability
3. Sustainability
4. Equitability
Ke-4 hal tersebut dianggap saling berhubungan dan
saling menunjang dalam mencapai keberhasilan
Agroekosistem.
Agroekologi dipelajari secara interdisipliner,
misalnya selain mempelajari tanah, hama, juga
melihat efek pertanian terhadap kehidupan
masyarakat desa, hambatan ekonomi, hambatan
difusi dan perkembangan inovasi dan faktor2 kultural
yang berkaitan dengannya.
Sistem sosial yakni suatu keseluruhan bagian-
bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan
dalam satu kesatuan.
Sifat dan proses utama dalam sistem sosial:
Sifat terbuka sistem sosial. Sistem sosial pada
umumnya di dalamnya terjadi proses yang saling
pengaruh mempengaruhi.
Saling mempengaruhi terjadi karena adanya saling
keterkaitan antara satu unsur dengan unsur
lainnya atau satu bagian dengan bagian lainnya
atau antara subsistem dengan subsistem lainnya.
Hubungan antara Agroekologi dan sistem sosial
terletak pada upaya untuk menjaga keselarasan
optimalisasi penggunaan SDA yang mengacu 4
system properties dari agroecosystems (Productivity,
Stability, Sustainability dan Equitability) dengan
unsur-unsur dalam masyarakat .
Tujuan akhir tercapai hubungan yang saling
menguntungkan dalam jangka panjang.
Ekologi Budaya adalah sebuah cara pandang
memahami persoalan lingkungan hidup dalam
perpektif budaya. Atau sebaliknya, bagaimana
memahami kebudayaan dalam perspektif lingkungan
hidup. Ulang-alik antara lingkungan hidup (ekologi)
dan budaya itulah yang menjadi bidang garap Ekologi
Budaya.
Ekologi budaya memandang pertanian sebagai
berikut:
PERTANIAN

BUDAYA
BENIH TANAH

TENAGA
Penjelasan dari figure diatas adalah:
Budaya yang memberi bentuk atau pola ke3 unsur
ekologi budaya
Budaya merumuskan cara benih ditanam pada tanah
dan bagaimana tenaga harus berperan di dalamnya
Termasuk cara memilih benih atau mengubah sifat
tanah agar sesuai dengan benih tertentu
Sehingga lain budaya lain pola pertaniannya
Sebenarnya hal ini yang menyebabkan kegiatan
pertanian disebut sebagai upaya budidaya (latin:
Agricola, Inggris: Agriculture)
Pola pertanian yang menganut konsep ekologi budaya
adalah Pertanian Organik dan menganut
pengetahuan lokal
Pertanian organik tidak menggunakan faktor produksi
berupa pupuk dan bahan2 kimiawi
Lawan nya adalah pertanian modern yang memiliki
asumsi menyesatkan yaitu teknologi pupuk bisa
mengatasi keterbatasan benih, tanah dan tenaga
petani
Pengrusakan ekologi akibat pertanian modern:
pupuk, obat2an modern dan alsintan (alat dan mesin
pertanian) yang juga merupakan faktor tingginya
biaya produksi
Perlu inovasi yang disesuaikan dengan kearifan lokal
yang mendengarkan hak berpikir petani itu sendiri
Penyebaran inovasi yang bedasar pada konsep ekologi
budaya harus mampu menghindari 3 hal:
1. Pemborosan SD buatan (pupuk dan obat2an)
2. Pengrusakan SDA (terutama tanah dan sistem
pengairan)
3. Pembodohan petani dan menghilangkan kearifan
lokal
Pertanian adalah lebih dari kegiatan ekonomi, tetapi
juga merupakan kebudayaan
1. Benih, tanah dan tenaga adalah unsur dasar
pertanian dimana interaksi triangular ketiganya
adalah berpusat pada budaya tertentu
2. Benih adalah penentu utama kefektifan kegiatan
pertanian, sehingga tingkatan teknologi benih
menentukan keefektifan unsur tanah dan tenaga
3. Benih-Tanah-Tenaga adalah unsur2 dasar
pembentuk pertanian dan Pupuk-Obat2an-Alsintan
adalah faktor2 produksi supportif
1. Ketersediaan benih unggul bagi petani,
membutuhkan institusi penelitian/pengembangan
dan industri benih pertanian
2. Ketersediaan tanah/lahan yang layak dan
berkepastian, membutuhkan institusi
penelitian/pengembangan dan penatagunaan lahan
pertanian
3. Pemberdayaan sosial budaya khususnyaaspek
organisasi dan manajemen bagi petani,
membutuhkan institusi penelitian/pengembangan
dan pemberdayaan sosial budaya petani dan
pertanian

Anda mungkin juga menyukai