Anda di halaman 1dari 15

Pembimbing : dr.Karyanto, Sp.

Rad

Oleh:
M. Rizki Darmawan M
0918011060

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG


RUMAH SAKIT DR. HI. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
2014
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan


untuk mengevaluasi awal,
ultrasonografi (USG)
Tujuan dalam penemuan klinis
suspek demam berdarah
dengue bersamaan
dengan nilai prognosis.
METODE

Mulai Mei 2009 hingga Juni 2013, 20 pasien yang dilibatkan


dengan keluhan demam tinggi dan nyeri abdomen. Seluruh
pasien menjalani pemeriksaan USG segera. Perubahan spesifik
Pola Honeycomb pada penebalan dinding kandung empedu
(terutama pada daerah fundus) USG digunakan pada pasien
yng dicurigai DBD, kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan
serologi pada semua pasien. Pengobatan diberikan berdasarkan
penemuan USG sebelum serologi positif ditemukan. Setelah
pengobatan diberikan, pada hari ke-3 hasil pemeriksaan USG
didapatkan adanya penurunan dari tingkat penebalan dinding
kandung empedu, keadaan ini hampir seluruhnya menghilang
pada hari ke-7 perbaikan klinis pasien.
HASIL

Semua pasien yang dilibatkan terdeteksi demam dengue tipe 2,


DBD derajat I dan II, dikonfirmasi setelah USG dengan
pemeriksaan trombosit dan serologic. Corakan USG terdiri
atas penebalan dinding kandung empedu pada seluruh pasien,
namun gambaran pola honeycomb (menunjukan gambaran
Sachar dan Sunders sign) pada 19 pasien (95%), multilayer
(kulit bawang) pada 1 pasien (5%), asites pada 15 pasien (75%),
splenomegali pada 8 pasien (40%), dan efusi pleura pada 14
pasien (70%). (efusi pleura ditemukan pada kedua sisi atau
bilateral, tetapi jarang ditemukan pada satu sisi kiri saja).
KESIMPULAN

Pemeriksaan USG emergensi dapat digunakan sebagai modalitas


pencitraan lini pertama pada pasien yang dicurigai demam
berdarah untuk mendeteksi tanda awal yang penyakit DBD
yang dapat dilakukan sebelum diperoleh hasil pemeriksaan
serologi, terutama pada daerah epidemic DBD. Selain itu,
berkurangnya penebalan dinding empedu dapat digunakan
sebagai nilai prognostik.
PENDAHULUAN
Demam dengue merupakan penyakit virus akut yang
ditransmisikan melalui nyamuk yang disebabkan oleh salah
satu dari 4 virus serotip (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4)

USG berguna sebagai modalitas lini pertama dalam


memprediksi DBD. Penebalan dinding kandung empedu
memperlihatkan corakan pola Honeycomb pemeriksaan
USG yang dapat membantu dalam penegakan diagnosa
awal, sekaligus menetapkan prognosis DBD.
BAHAN DAN METODE
Mulai Mei 2009 hingga Juni 2012, 20 pasien yang secara
klinis diduga menderita DBD dirujuk untuk pemeriksaan

Manifestasi klinis termasuk timbulnya demam tinggi yang


mendadak, menggigil, nyeri kepala frontal, nyeri
retroocular, nyeri otot dan sendi, sakit tenggorokan, mual
dan muntah, dan nyeri perut kanan atas

Adanya ascites, efusi pleura, splenomegali juga


dikonfirmasi selama pemeriksaan USG.
BAHAN DAN METODE
Setelah tindakan eUSG, seluruh pasien dilakukan
pemeriksaan serologi untuk konfirmasi demam dengue.
Serologi positif didefinisikan sebagai perubahan 4 kali lipat
atau lebih dalam titer antibodi IgG resiprokal untuk 1 atau
lebih antigen virus dengue dalam sampel serum
berpasangan atau Uji antibody Ig-M positif pada fase akut
atau fase penyembuhan spesimen serum dengan enzim-
linked immunosorbent assay.
Seluruh pasien menjalani pemeriksaan USG pada hari ke-3
dan ke-7.
HASIL

Semua pasien yang dilibatkan terdeteksi demam dengue


tipe 2, DBD derajat I dan II, dikonfirmasi setelah USG
dengan pemeriksaan trombosit dan serologic. Corakan
USG terdiri atas penebalan dinding kandung empedu
pada seluruh pasien, namun gambaran pola honeycomb
(menunjukan gambaran Sachar dan Sunders sign) pada
19 pasien (95%), multilayer (kulit bawang) pada 1 pasien
(5%), asites pada 15 pasien (75%), splenomegali pada 8
pasien (40%), dan efusi pleura pada 14 pasien (70%).
(efusi pleura ditemukan pada kedua sisi atau bilateral,
tetapi jarang ditemukan pada satu sisi kiri saja).
DISKUSI

Demam Dengue merupakan penyakit demam akut yang


ditandai dengan onset demam tinggi yang mendadak,
menggigil, nyeri kepala frontal, sakit tenggorokan, nyeri
retroocular, nyeri otot dan nyeri, mual, muntah, dan ruam

Temuan awal gambaran Demam Dengue pada USG telah


dilaporakan pada literatur, dengan insidensi 33% pada kasus
ringan dan 94% pada kasus berat.
DISKUSI

Penebalan kandung empedu lebih dari 5mm dapat digunakan


sebagai kriteria dalam mengidentifikasi pasien DBD beresiko
tinggi untuk terjadinya syok hipovolemik (DSS) dengan
spesifitas 92%.

Kami melaporkan tipe yang khas Honeycomb penebalan


dinding kandung empedu (terutama pada bagian fundus).
Hal ini terlihat lebih spesifik dalam mendeteksi DBD
DISKUSI

Hanya Oliveira GA, dkk yang melaporkan mengenai penebalan


dinding kandung empedu transient reticular pada demam dengue
yang menyebabkan kebocoran plasma pada dindingnya.

Tai dkk, menemukan temuan hasil USG pada demam dengue


meliputi penebalan dinding kandung empedu, asites, splenomegali,
dan efusi pleura yang juga terlihat pada penelitian kami.
Bamarapravati dkk, juga menemukan edema serosa pada kandung
empedu dan asites pada cavum peritoneal pasien demam dengue.
Penumpukan cairan yang terbatas pada cavum pleura sinitra jarang
ditemukan.
DISKUSI

Pada DBD kandung empedu jauh lebih merata menebal


dengan pola Honeycomb dibandingkan pada kolesistitis
gangren

Kondisi diatas berbeda dengan beberapa penyakit hati


seperti kolesistitis akut, kolesistitis akalkulus, kolesistitis
gangren, da kolesistitis xathogranulomatous
KESIMPULAN

Di daerah endemik demam dengue, ketika temuan hasil


USG menunjukkan adanya penebalan dinding kandung
empedu dengan pola Honeycomb (tanda Sachar dan
Sunder), asites , splenomegali, dan efusi pleura pada pasien
demam, maka DBD harus dipertimbangkan pada diferensial
diagnosis sampai terbukti. Pada USG, GBWT dapat
digunakan sebagai diagnostik serta prognosis .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai