Anda di halaman 1dari 43

PEMICU 1:

PERMASALAHAN KESEHATAN INDONESIA

ARNOLDA LEPANG MAKIN


405160051
LI 1 : MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL
Definisi

Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang saling


bergantung dan saling membutuhkan antara satu dengan yang
lainnya.

Masyarakat adalah sekumpulan individu yang berada pada


komunitas dan tujuan tertentu dan kepentingan bersama,
serta berada pada wilayah tertentu.
Dalam masyarakat terjadi interaksi sosial.
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling
mempengaruhi antar individu, antara individu dengan kelompok,
atau kelompok dengan kelompok.
Secara umum, ada dua bentuk interaksi sosial dalam suatu
komunitas masyarakat, yaitu :
1. Interkasi asosiatif meningkatkan hubungan solidaritas antar
individu. (mis:kerjasama, akomodasi; adanya keseimbangan
dalam interaksi antar perseorangan dan kelompok manusia,
sehubungan dengan norma-norma sosial yang berlaku di
masyarakat)
2. Interaksi disasosoatif bentuk kerjasama yang merugikan.
(mis: persaingan, pertentangan, dan konflik)
TINDAKAN SOSIAL
Tindakan sosial adalah cara bagaimana seseorang/ masyarakat
mengekspersikan dan mengorientasikan perilakunya pada
kebersamaan kehidupannya dengan orang lain/banyak orang.
Tindakan sosial selalu berkaitan dengan kehidupan yang
beragam, misalnya kesehatan, perekonomian, pekerjaan,
keagamaan, politik, dan kebudayaan, dll.
Ciri-ciri dari tindakan sosial adalah:
tindakan memiliki makna subjektif,
tindakan nyata yang bersifat membatin,
tindakan berpengaruh positif,
tindakan diarahkan pada orang lain dan
tindakan merupakan respons terhadap tindakan orang lain.
Tipe tindakan sosial
1. Tindakan tradisional terkait dengan adat istiadat /
kebudayaan
Contoh: pengobatan alternatif
2. Tindakan afektif terkait dengan keinginan-keinginan
tertentu yang disertai dengan nafsu / emosi.
Contoh: berjudi, korupsi
3. Tindakan rasional tindakan yang memiliki tujuan
tertentu yang bermanfaat, ada kesesuaian antara tujuan
dengan cara.
Contoh: strategi militer, proses belajar mahasiswa
Tipe tindakan sosial menurut Max
Weber
Tindakan rasional instrumental
Tindakan rasional berorientasi nilai
Tindakan tradisional
Tindakan afektif
Tindakan Sosial Rasional Instrumental.

Ciri-ciri :
Adanya kesesuaian antara cara dan hasil yang dipakai
Tujuan/cara sudah diketahui
Hasil dapat dilogika

Contoh :
melakukan operasi caesar karena pasien mengalami
mekonium menyelamatkan bayi
Tindakan Sosial Rasional Berorientasi
pada Nilai.

Ciri-ciri
Tidak memperhatikan hasil dari tindakan itu
Dilakukan untuk mendapatkan nilai
Tidak mengetahui jumlah konkrit nilai yang didapat
Contoh :
Orang sedang mengerjakan ujian
Orang sedang berpuasa
Note: semua tindakan sosial rasional memiliki tujuan yang di
anggap bermanfaat.
Tindakan Sosial Tradisional.
Ciri-ciri
Didasarkan pada tradisi/pendahulu
Berbeda-beda dalam setiap daerah

Contoh
Melakukan upacara adat
Orang pedalaman NTT yang Melahirkan dan memasak di
dalam rumah (ume kbubu)
Tindakan Sosial Afektif.
Ciri-ciri
Didasarkan pada keinginan, emosi, nafsu tertentu
Terjadi secara spontan pada pikiran

Contoh :
Orang sedang korupsi, berjudi
Orang yang tergerak untuk membiayai pengobatan orang yang
kurang mampu
LI 2 : NORMA SOSIAL
Definisi
Norma adalah ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk
mengukur apakah tindakan yang dilakukan seseorang
merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau
tindakan yang menyimpang (tidak sesuai dengan yang
diinginkan masyarakat)
Ciri norma sosial
1. Umumnya lisan adat istiadat, tata pergaulan, kebiasaan,
cara,dll.
2. Hasil kesepakatan dari seluruh anggota masyarakat pada
wilayah tertentu
3. Bersifat mengikat
4. Mempunyai sanksi yang tegas
5. Fleksibel (menyesuaikan dengan perubahan sosial).
Fungsi Norma Sosial :
1. Sebagai faktor perilaku yang memungkinkan seseorang
untuk menentukan lebih dulu bagaimana tindakannya akan
dinilai oleh orang lain
2. Sebagai aturan yang mendorong seseorang atau kelompok
untuk mencapai nilai-nilai sosial
3. Sebagai unsur pengendali dalam hidup bermasyarakat.
Norma Sosial
1. Norma sosial formal
Patokan atau aturan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan tegas oleh pihak
yang berwenang kepada semua anggota masyarakat.
Bersumber dari lembaga masyarakat atau institusi yang formal atau resmi.
Bersifat memaksa bagi semua masyarakat.
2. Norma sosial non formal
Patokan atau aturan yang pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi anggota
masyarakat.
Tumbuh dari kebiasaan yang berlaku pada masyarakat.
Biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak bila dibandingkan dengan
norma sosial yang formal. Sifatnya tidak memaksa bagi masyarakat.
Jenis-jenis norma
1. Norma agama
- berasal dari TuhanYang Maha Esa yang diajarkan kepada
manusia melalui ajaran agama
- dilaksanakan berdasarkan keimanan dan ketakwaan.
- Pelanggaran terhadap norma agama akan dikenakan sanksi-
sanksi tertentu, baik sanksi yang dikenakan di dunia maupun
sanksi yang diyakini akan terjadi di akhirat kelak.
2. Norma kesusilaan (mores)
- berasal dari hati nurani individu
- mengenai apa yang baik dan apa yang buruk

3. Norma Adat Istiadat (customs)


- tata perilaku yang telah terpola dan terintegrasi secara tetap
dalam suatu masyarakat serta mengikat peri kehidupan
masyarakat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Pelanggaran terhadap norma adat akan dikenakan sanksi yang
cukup berat, seperti dikucilkan dari masyarakat
4. Norma Kebiasaan (folkways)
- Perilaku yang terjadi secara berulang-ulang dalam bentuk yang
sama.
- Merupakan salah satu standar dalam interaksi sosial.
- pelanggaran terhadap norma ini akan dikenai sanksi berupa
gunjingan, sindiran, atau teguran.

5. Norma Kesopanan
- berasal dari hati nurani tiap manusia dalam masyarakat.
- Berupa aturan dan kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai
anggota masyarakat agar dipandang baik, tertib, dan menghargai
sesamanya.
6. Norma Hukum (laws)
- aturan-aturan dalam kehidupan masyarakat yang berupa
ketentuan, perintah, kewajiban, dan larangan, agar tercipta
keamanan, ketertiban, dan keadilan.
- Terdiri atas dua macam, yaitu
(1) hukum tertulis, yakni aturan-aturan yang dikodifikasikan dalam
bentuk kitab undang-undang.
(2) hukum tidak tertulis (konvensi), yakni aturan-aturan yang
diyakini keberadaannya secara adat meskipun tidak
dikodifikasikan dalam bentuk kitab undang-undang.
Bentuk Norma Sosial :
1. Norma Sosial Keluarga.
Contoh :
Jangan makan sambil berbicara.
Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat
Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
2. Norma Sosial Pada Lembaga Pemerintahan.
Contoh :
UUD
Skep
KTP
SIM
Bentuk Norma Sosial :
3. Norma Sosial Pada Lembaga Swasta.
Contoh :
SOP RS
ID card karyawan.
Pelanggaran Norma Sosial
Masyarakat yg tdk puas dngn sebuah keputusan yg berasal
dari lembaga trntu akn melakukan protes
Dpt berupa unjuk rasa, protes, demonstrasi dpt ditujukan pda
pimpinan lembaga/ organisasi
Pelanggaran Norma Sosial
Bentuk penyimpangan menurut sifatnya:
o Penyimpangan bersifat positif: Penyimpangan ini
terarah pada nilai sosial yang berlaku dan dianggap ideal
dalam masyarakat dan mempunyai dampak yang bersifat
positif.

o Penyimpangan bersifat negatif: Penyimpangan ini


berwujud dalam tindakan yang mengarah pada nilai-
nolai sosial yang dipandang rendah dan dianggap tercela
dalam masayarakat.
Bentuk penyimpangan menurut pelakunya:
o Penyimpangan Individu : penyimpangan yang dilakukan
oleh Individu yang berlawanan dengan Norma.
Penyimpangan ini biasanya dilakukan di lingkungan
keluarga.
o Penyimpangan kelompok : dilakukan oleh kelompok
orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang
bertentangan dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Alur Hubungan Antar Masyarakat
Tatanan
masyarakat

Struktur
masyarakat

Sistem
masyarakat
TATANAN MASYARAKAT
Adalah organisasi atau lembaga yang diatur oleh norma
tertentu.
Oleh karenanya tatanan masyarakat memiliki asas, aturan,
hukum yang mengatur segala bentuk proses dari organisasi
tersebut.
Di dalam tatanan masyarakat terdapat unsur dan elemen yang
berhubungan dan akan membentuk sistem masyarakat.
STUKTUR MASYARAKAT
Struktur Masyarakat adalah suatu pola yg membentuk tatanan
masyarakat dan memiliki hub tertentu.
Bersifat hierarkis dan non hierarkis
Hierarkis = dibentuk atas dasar senioritas dan ketergantungan atas
kekuasaan.
Non hierarkis = sifat kesetaraan antar organisasi
Hubungan atasan bawahan,
senioritas / ketergantungan
atas kekuasaan

Hierarkis
perbedaan2 vertikal antara
lapisan atas dan lapisan
bawah yang cukup dalam.

Sifat Struktur
Masyarakat
persamaan antara elemen
organisasi yang ada

Non
hierarkis adanya kesatuan-kesatuan
social berdasarkan
perbedaan suku-bangsa,
perbedaan agama, adat
serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan.
SISTEM MASYARAKAT
Adalah suatu pola yang berasal dari tatanan masyarakat dan
terdiri dari beberapa elemen yang membentuk hubungan /
relasi yang sedemikian rupa sehingga memunculkan jejaring /
network.
Masing-masing elemen tersebut memiliki sebutan, fungsi,
kebutuhan serta tujuan yang saling sinergi dan memiliki
kinerja tertentu sehingga sistem masyarakat dapat berfungsi
secara maksimal di tengah kehidupan masyarakat.
Sistem masyarakat
Menurut ( WHO, 1984 ) sistem : Kumpulan dari berbagai faktor
yang kompleks dan saling berhubungan yang terdapat pada suatu
negara dan yang diperlukan untuk menangani kebutuhan &
tuntutan kesehatan perorangan keluarga, kelompok serta
masyarakat pada setiap saat dibutuhkan
Menurut ( WHO, 2000 ) Sistem kesehatan merupakan semua
aktivitas yang memiliki tujuan utama meningkatkan,
memperbaiki, atau merawat kesehatan.
Karakteristik unsur dalam sistem memiliki sebutan, sifat, fungsi,
tujuan, kebutuhan yang saling bersinergi dan memiliki kinerja
tertentu sehingga sistem masyarakat dapat berfungsi secara
maksimal di tengah kehidupan masyarakat.
Contoh Elemen dalam kesehatan masyarakat :
-Tenaga Medis : Dokter, Perawat, Bidan, Apoteker,dll.
-Sarana Medis : Puskesmas, Rumah Sakit, dan Fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
-Pasien, Keluarga pasien

Tujuan:
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tanggap/responsif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
Tujuan Sistem Masyarakat

Menurut WHO tujuan sistem kesehatan masyarakat


adalah :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tanggap/responsif dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
3. Keadilan (fairness) dalam pembiayaan kesehatan.
Menurut Charles P. Loomis, masyarakat sebagai suatu
sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur berikut ini.

1) Kepercayaan dan Pengetahuan


2) Perasaan
3) Tujuan
4) Kedudukan (Status) dan Peran ( Role )
5) Kaidah atau Norma
6) Tingkat atau Pangkat
7) Kekuasaan
8) Sanksi
9) Fasilitas (Sarana)
LI 3 : PENERAPAN PADA PEMICU
Tindakan sosial pada pemicu
1. Tindakan sosial tradisional
- Tinggiinya angka kematian bayi dan ibu melahirkan bisa disebabkan
karena para orang tua bayi yang lebih mempercayai dukun
daripada tenaga medis untuk proses melahirkan.
2. Tindakan sosial afektif
- Masih tingginya angka kematian penularan penyakit yang bisa
disebabkan karena gaya hidup masyarakat yang kurang sehat
misalnya seks bebas, narkoba, memakai tato, dsb.
3. Tindakan sosial rasional
- Masih rendahnya anggaran pemerintah dan tingkat kesadaran
masyarakat sehingga masalah sulit ditangani
Norma sosial pada pemicu
1. Norma sosial keluarga
- Masyarakat masih memiliki kesadaran PHBS yang rendah dilihat
dari tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyakit menular, dam
angka kelaparan dan gizi.
2. Norma sosial lembaga pemerintahan
- Adanya peraturan yang berlaku misalnya UU untuk mengatasi
kasus yang terjadi
3. Norma sosial Lembaga Swasta
- Misalnya pada lembaga masyarakat harus memiliki aturan dalam
menangani pasien.
- Lembaga pendidikan harus mengasilkan SDM yang profesional
sehingga dapat menangani pasien dengan baik.
Struktur dalam pemicu
Hierarki :
Pemerintah, Rumah Sakit, BPS

Non-Hierarki :
Hubungan antar masyarakat
HIERARKI

Rumah Sakit/
Puskesmas
Penerapan Sistem Masyarakat pada
Pemicu.
Kesadaran
akan PHBS

Membayar pajak
dan iuran BPJS

Masalah Pemerintah
Kesehatan (Kemenkes)
Masyarakat

SDM yang
profesional

Anggaran
biaya Rumah Sakit/
kesehatan Puskesmas
SOLUSI PADA PEMICU
Pemerintah harus menyediakan alokasi dana kesehatan yang
cukup untuk pembiayaan kesehatan.
Jumlah pemberi pelayanan kesehatan harus seimbang dengan
jumlah penduduk dan memiliki kemampuan yang baik dan
profesional.
Perlu diberikan penyuluhan untuk merubah norma dan dan
tindakan sosial masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
hidup sehat. Misalnya penyuluhan tentang ANC, makanan gizi
seimbang, kebersihan diri dan lingkungan, dsb.
Daftar pustaka
Leahy, louis.2001.Siapakah manusia? yogyakarta :Kanisius

Hanafiah,jusuf.amir,amri.2010.edisi 4.Etika kedokteran


dan hukum kesehatan.Jakarta

Cabin,Philippe(ed).2004.Sosiologi sejarah dan berbagai


pemikirannya,Yogyakarta:Kreasi Wacana

Anda mungkin juga menyukai