Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN

PENGADAAN BARANG
DAN JASA
EKO YULIANTO
BPK PERWAKILAN SULAWESI TENGAH
AGENDA
1. Reviu tujuan dan metode pemeriksaan dengan tujuan tertentu
2. Tinjauan umum jenis dan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah
3. Prinsip pengadaan barang dan jasa pemerintah
4. Risiko pengadaan barang dan jasa pemerintah
5. Standar pemeriksaan pengadaan barang dan jasa
6. Pendekatan pemeriksaan pengadaan barang dan jasa
7. Tujuan dan prosedur pemeriksaan pengadaan barang dan jasa
8. Diskusi dan presentasi kelompok
PEMERIKSAAN OLEH BPK
PEMERIKSAAN KEUANGAN
PENGADAAN BARANG DAN JASA
Ruang lingkup pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi semua aktivitas yang berkaitan
dengan barang milik negara/daerah terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang
dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia
barang/jasa.
(PERPRES 70 TAHUN 2012; PERUBAHAN KEDUA PERPRES 54 TAHUN 2010)
PDTT MENURUT SPKN 2016
PDTT bertujuan untuk memberikan kesimpulan sesuai dengan tujuan
pemeriksaan yang ditetapkan. PDTT dapat berbentuk pemeriksaan kepatuhan
dan pemeriksaan investigatif (hal. 9);
Tujuan PDTT dalam bentuk pemeriksaan kepatuhan adalah untuk menilai apakah hal pokok
yang diperiksa sesuai (patuh) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (hal. 44);
Tujuan PDTT dalam bentuk pemeriksaan investigatif adalah untuk mengungkap adanya
indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana (hal. 44);

Dalam hal Pemeriksa menemukan indikasi awal kecurangan, Pemeriksa dapat


menindaklanjutinya dengan mengusulkan PDTT dalam bentuk pemeriksaan
investigatif (hal. 51).
JENIS PDTT (JUKLAK PDTT 2009)
Eksaminasi pengujian yang memadai untuk menyatakan simpulan dengan tingkat keyakinan
positif (positive assurance) bahwa suatu pokok masalah telah sesuai dengan kriteria, dalam
semua hal yang material, atau bahwa suatu asersi telah disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan kriteria.
Reviu pengujian yang memadai untuk menyatakan simpulan dengan tingkat keyakinan negatif
(negative assurance) bahwa tidak ada informasi yang diperoleh Pemeriksa dari pekerjaan yang
dilaksanakan menunjukkan bahwa pokok masalah tidak didasari (atau tidak sesuai dengan)
kriteria atau suatu asersi tidak disajikan (atau tidak disajikan secara wajar) dalam semua hal
yang material sesuai dengan kriteria.
Agreed upon procedures pengujian yang memadai untuk menyatakan kesimpulan atas hasil
pelaksanaan prosedur tertentu yang disepakati dengan pemberi tugas terhadap suatu pokok
masalah.
PROSES PDTT

PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN
TERTENTU
STANDAR KOMPETENSI
BPK menjamin Pemeriksa memiliki keahlian yang diperlukan.
Tim Pemeriksa harus secara kolektif memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi yang
diperlukan dalam Pemeriksaan. Hal ini termasuk pengetahuan dan pengalaman praktis dari
Pemeriksaan yang dilakukan, pemahaman atas standar dan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pemahaman tentang operasional entitas, serta kemampuan dan pengalaman untuk
mempraktikkan pertimbangan profesional.
BPK merekrut sumber daya manusia dengan kualifikasi yang sesuai, memberikan pelatihan dan
pengembangan kapasitas, menyiapkan standar dan pedoman pemeriksaan, serta menyediakan
sumber daya pemeriksaan yang cukup.
Pemeriksa menjaga kompetensi profesional mereka melalui pengembangan profesional
berkelanjutan.
DISKUSI
Apakah BPK telah melaksanakan ketentuan SPKN 2016 mengenai
jaminan keahlian pemeriksanya dalam pemeriksaan pengadaan
barang/jasa? Mengapa?
Apakah tim pemeriksa BPK telah mampu memenuhi ketentuan
mengenai persyaratan kemampuan kolektif dalam pemeriksaan
pengadaan barang/jasa? Mengapa?
Apakah diklat pemeriksaan pengadaan barang dan jasa dapat
menjamin tercapainya persyaratan minimal kompetensi pemeriksa
dalam penugasan? Mengapa?
TEMUAN-TEMUAN BPK
(1) Pengadaan barang/jasa (PBJ) fiktif;
(2) rekanan tidak menyelesaikan pekerjaan;
(3) barang/jasa tidak sesuai spesifikasi;
(4) kekurangan volume pekerjaan dan/ atau barang;
(5) kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan;
(6) pemahalan harga; serta
(7) belanja tidak sesuai ketentuan atau melebihi ketentuan.

(Hardian 2011)
PERTIMBANGAN AREA PDTT
Selection of areas significant for the intended user(s) ISSAI 4000
1. Public or legislative interests or expectations.
2. Impact on citizens.
3. Projects with significant public funding.
4. Beneficiaries of public funds.
5. Significance of certain provisions of the law.
6. Principles of good governance.
7. Roles of different public sector bodies.
8. Rights of citizens and of public sector bodies.
9. Potential breaches of applicable laws and other regulations which govern the public entity's activity, or the public
debt, public deficit and external obligations.
10. Non-compliance with internal controls, or the absence of an adequate internal control system.
11. Findings identified in previous audits.
12. Risks of non-compliance signaled by third parties.
DISKUSI
Apakah area penugasan PDTT yang Anda
laksanakan selama ini telah didasarkan pada
pertimbangan dan tujuan pemeriksaan yang
spesifik? Mengapa?
Gunakan program pemeriksaan yang pernah Anda laksanakan dalam penugasan PDTT terkait
pengadaan barang dan jasa pemerintah sebagai bahan diskusi.
AREA PDTT - PBJP
JENIS DAN TAHAPAN PENGADAAN (PERPRES 54/2010)

PERENCANAAN SWAKELOLA (Pasal 28)


MELALUI SWAKELOLA PELAKSANAAN SWAKELOLA (Pasal 29 31)
PELAPORAN, PENGAWASAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN (Pasal 32)
PERSIAPAN PENGADAAN (Pasal 34 66)
MELALUI PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA (Pasal 73 - 86)
PENYEDIA BARANG/JASA PELAKSANAAN KONTRAK (Pasal 87 95)
JAMINAN DAN GARANSI (Pasal 67 72)

Tiga langkah strategis PDTT PBJP


1. Tentukan area pemeriksaan;
2. Klasifikasikan area pemeriksaan menurut jenis pengadaan;
3. Evaluasilah area pemeriksaan menurut tahapan pemeriksaan.
PENGEMBANGAN PROSEDUR AUDIT
KRITERIA BUKTI AUDIT PROSEDUR AUDIT RISIKO (TEMUAN POTENSI
(PERATURAN) POTENSIAL) KECURANGAN
Berisi ketentuan dalam Data yang dapat Langkah untuk memperoleh Potensi permasalahan Potensi kecurangan,
peraturan pengadaan menjadi bukti bukti audit yang muncul terkait tindak pidana, dan
barang dan jasa pemerintah mengenai pelaksanaan peraturan berbagai pelanggaran
(Perpres 54/2010) terpenuhinya peraturan yang dapat
peraturan tertentu berakibat kerugian
keuangan negara
Pasal 30 huruf a Kontrak 1. Dapatkan kontrak Kontrak hanya bersifat Pekerjaan tidak
Pelaksanaan Swakelola oleh Pelaksanaan antara PPK dan KMPS; formalitas dan pekerjaan dilaksanakan
Kelompok Masyarakat Swakelola oleh 2. Cek keberadaan KMPS dilaksanakan oleh
Pelaksana Swakelola KMPS beserta anggotanya; beberapa personel dinas
dilakukan berdasarkan 3. Cek kemampuan atau
Kontrak antara PPK pada pengalaman anggota
K/L/D/I Penanggung Jawab KMPS dalam
Anggaran dengan pelaksanaan swakelola.
Kelompok Masyarakat
Pelaksana Swakelola
(KMPS)
DISKUSI DAN PRESENTASI
1. Rancanglah prosedur audit tentative untuk salah satu area PDTT berikut
Swakelola
Pelelangan umum
Pemilihan langsung
Penunjukan langsung
Pengadaan langsung

2. Prosedur audit tersebut meliputi semua tahapan pengadaan barang/jasa;


3. Prosedur audit dikelompokkan untuk setiap tahapan dan subtahapan;
4. Tuangkan prosedur tersebut dalam sebuah tabel pengembangan prosedur audit PDTT.
5. Paparkan hasil diskusi kelompok untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain.
FORMAT URAIAN PROSEDUR
KRITERIA BUKTI AUDIT PROSEDUR RISIKO (TEMUAN POTENSI
(PERATURAN) AUDIT POTENSIAL) KECURANGAN
Ketentuan Umum
- Definisi
- Cakupan pengadaan
Persiapan Pengadaan
Perencaan pemilihan penyedia
Pemilihan system pengadaan

Penetapan HPS
Pelaksanaan pemilihan penyedia


Pelaksanaan kontrak


Sertifikat dan Garansi

Anda mungkin juga menyukai