Anda di halaman 1dari 23

Seorang laki-laki berusia 23 tahun dibawa ke UGD

setelah mengalami kejang-kejang.Saat pasien sedang


belajar hingga larut malam bersama teman-temanya
pasien jatuh dari tempat duduknya, kedua lengan dan
tungkai pasien terlihat kaku kemudian kelojotan
dengan kedua mata mendelik keatas. Menurut
ibunya, hal tersebut terjadi selama kurang lebih 30
detik dan setelah itu pasien tidak sadarkan diri.
Satu bulan yang lalu, pasien pernah mengalami hal
yang sama namun belum berobat secara teratur ke
dokter.
Pemeriksaan tanda vital: tekan darah 120/80 mmHg,
suhu 36,6C , nafas 19x/menit, nadi 88x/menit.
Identitas
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
Riwayat sosial dan kebiasaan
Pola/bentuk bangkitan.
Lama bangkitan
Gejala sebelum, selama dan pasca bangkitan
Frekuensi bangkitan
Faktor pencentus
Ada/tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang.
Usia saat terjadi bangkitan pertama
Riwayat pada saat dalam kandungan, persalinan/kelahiran dan
perkembangan bayi/anak
Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
Riwayat penyakit epilepsy dalam keluarga
1. TTV
Pernapasan : 19x/menit
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu :36.6c
2. Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran
Pupil dan gerakan bola mata
Saraf kranialis
Motorik
Sensorik
Kesadaran

Sadar : Sadar thd diri dan lingkungan.


Delirium : Gaduh-gelisah, kacau, disorientas
Somnolen/le : Mengantuk, mudah dibangunkan, mampu jawab verbal,
menangkis nyeri.
Sopor/stupor:Dapat dibangunkan dg rangsang kuat, kemudian kesadaran
turun lagi.
Koma : tidak ada gerakan spontan, tak ada jawab thd rangsang
nyeri yang kuat
Pupil & Gerakan bola mata
Pupil:
Ukuran: normal, miosis, midriasis, isokor (kanan=kiri)/anisokor (kanan, kiri tdk sama)
Refleks cahaya (mesensefalon)

Gerakan bola mata:


Dolls eye manouver (mesensefalon, pons)
Test Okulosvestibuler/Test Kalori
Rangsang kranial
1. N. III, IV,VI okulomatorius,trochelearis dan abducens (saraf kelompak mata )
2. N.VII Facialis (motorik, wajah, pengecapan)
3. N.XII hipoglossus ( otot lidah )

Rangsang motorik
Inspeksi : Sikap, bentuk, ukuran, gerak abnormal
Palpasi : Tonus otot
Pemeriksaan gerakan pasif : Rigidity, cogwheel phenomene
Pemeriksaan gerakan aktif

Rangsang sensorik

Rasa posisi, gerak


Rasa getar
Laboratorium
Faktor resiko kelainan vaskuler

Foto Kepala
Mencari penyebab dari epilepsi

EEG
Membantu adanya defek fokal atau difuse

CT scan
Menentukan kelainan struktur intracranial
WD/DD Tonik klonik Tonik Klonik Parsial sekunder

Gejala klinis 1. Kesadaran kembali 1. Kesadaran 1. Berlansung 1. Kesadaran compos


perlahan dan orang compos mentis bervariasi mentis
tersebut mungkin 2. Berlangsung > 20 2. ritme gerakan 2. Berlangsung <dari 1
mengantuk, bingung, detik menghentak menit.
atau depresi 3. Peningkatan pada tangan dan 3. sentakan-sentakan
2. Berlangsung 1-3 mendadak tonus kaki, terkadang pada bagian tertentu
menit otot (kaku, pada kedua sisi dari tubuh. Dapat
3. Tangan dan kaki kontraksi ) tubuh, gerakan bersifat motorik
biasanya akan wajah dan tubuh menghentak (gerakan abnormal
mulai menghentak bagian atas : berulang. unilateral) sensorik
dengan cepat dan fleksi lengan dan (membaui merasakan,
berirama, gerakan ekstensi tungkai. mendengarkan
menekuk dan sesuatu yang
relaksasi pada siku, abnormal)
pangkal paha dan
lutut
4. Mengigit lidah
1. Aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi
otak
2. Gangguan biokimia /metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat
trauma otak pada saat lahir atau cedera lain
3. Pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia waktu
lahir, trauma intrakranial waktu lahir.
4. Pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy idiopatik,
pada umur 5-6 tahun disebabkan karena febril
5. Pada usia dewasa penyebab lebih bervariasi idiopatik, karena
birth trauma, cedera kepala, tumor otak (usia 30-50 th), penyakit
serebro vaskuler (> 50 th)
Kejang : ketidakseimbangan antara pengaruh
inhibisi dan eksitatori pada otak.

Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :


Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau
selama penghentian pemberian agonis GABA
(alkohol, benzodiazepin)

Meningkatnya aksi eksitatori contoh:


meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
Bangkitan Umum
Cetusan listrik di fokal korteks melampaui
ambang inhibisi neuron di sekitarnya,
kemudian menyebar melalui hubungan sinaps
kortiko-kortikal Timbulnya kejang
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang
dibagi menjadi :

1. Kejang umum (generalized seizure) jika aktivasi


terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-sama

2. Kejang parsial/focal jika dimulai dari daerah tertentu


dari otak
1. Tonic-clonic convulsion = grand mal
pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah,
keluar air liur
terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur
2. Abscense attacks = petit mal

Penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan


kepala terkulai
Kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari

3. Myoclonic seizure
Biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
Pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba

4. Atonic seizure
Pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera
recovered
Kejang parsial
1. Simple partial seizures
pasien tidak kehilangan kesadaran
terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh
2. Complex partial seizures
pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan
mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran
Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama,
menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi setelahnya
terkait dgn kemungkinan terjadinya penyakit cerebrovaskular

Pada 75% pasien, epilepsi terjadi sebelum umur 18 th


Medikanmentosa
Kejang Umum (generalized seizures)
Kejang
parsial
Tonic-clonic Abscense Myoclonic, atonic

Drug of choice Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat


Fenitoin Karbamazepin Valproat
Valproat Fenitoin

Alternatives Lamotrigin Lamotrigin Clonazepam Klonazepam


Gabapentin Topiramat Lamotrigin Lamotrigin
Topiramat Primidon Topiramat
Tiagabin Fenobarbital Felbamat
Primidon
Fenobarbital
Non-Medikamentosa
Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya :
stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan
jadwal tidur, terlambat makan, dll
1. Personalitas
2. Hilang ingatan
3. Aspirasi atau muntah
4. Fraktur vertebra atau dislokasi bahu
5. Luka pada lidah, bibir atau pipi karena tergigit
6. Status epileptikus :Aspirasi,Kardiakaritmia, Dehidrasi,
Fraktur, Serangan jantung,Trauma kepala dan oral.
1. Minum obat sesuai jadwal yang telah direkomendasikan
oleh dokter dan tidak lupa minum obat .
2. Menghindari faktor pencetus, misal : alkohol, stress,
kurang tidur, dll.
Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas dari
serangan paling sedikit 2 tahun, dan biasa lebih dari 5 tahun
sesudah serangan terakhir obat dihentikan, pasien tidak
mengalami sawan lagi, dikatakan telah mengalami remisi.

Anda mungkin juga menyukai