Anda di halaman 1dari 39

SIFAT MEKANIS BAHAN

KEDOKTERAN GIGI
Angela Evelyna
Sifat Mekanis
Sifat Mekanis material menurut Anusavice ....,
the physical science that deals with energy and
forces and their effects on the bodies,

Sifat mekanis merupakan ilmu fisika yang


berhubungan dengan gaya dan energi serta efeknya
pada suatu benda.
Semua sifat mekanis diukur berdasarkan
kemampuan bahan untuk tidak berubah bentuk
atau patah setelah dikenakan suatu gaya.
Aplikasi Sifat Mekanis
di Bidang Kedokteran Gigi
FORCE, STRESS, STRAIN
& HUBUNGANNYA
FORCE
(GAYA)
Pengertian: Force atau gaya merupakan energi
yang dihasilkan dari aksi atau gerakan fisik.
Besaran: Kg, Newton, Ponds
Force dapat menyebabkan:
Pada benda bergerak Perpindahan posisi benda
(seluruhnya)
Pada benda yang tidak bergerak
deformasi/perubahan bentuk benda
Gaya yang umum terjadi pada rongga mulut: gaya
mastikasi
STRESS
Pengertian: Stress merupakan gaya per satuan
luas pada suatu benda yang dikenai gaya dari luar
(Anusavice, 2003). Stress merupakan respons dari
dalam material terhadap gaya eksternal
Stress = Force (N) = (MPa)
Area (mm2)
Untuk besar gaya yang sama, makin kecil luas
daerah yang dikenai gaya, makin besar stressnya.
Sebaliknya, makin luas daerah yang dikenai gaya,
makin kecil stressnya (Craig et.al, 2004)
STRAIN
Strain merupakan perubahan panjang per unit panjang
awal (Anusavice, 2003).
Strain merupakan perubahan bentuk (deformasi), tidak
memiliki satuan dan biasanya dinyatakan dalam % Elongasi
Strain = deformation = l
Initial length l0
Strain atau perubahan bentuk dapat bersifat:
Elastis: reversibel spesimen dapat kembali ke bentuk semula
ketika gaya dihentikan
Plastis: ireversibel spesimen tidak dapat kembali ke bentuk
semula ketika gaya dihentikan
elastis dan plastis awalnya elastis lalu plastis
Terdapat 3 tipe force, stress, strain murni:
Tensile: tarik
Compressive: tekan
Shear: geser
Suatu benda yang dikenakan gaya (force) akan
menghasilkan reaksi internal berupa stress
dan mengakibatkan perubahan bentuk
berupa strain yang besarnya sama atau equal
terhadap force.
KURVA STRESS-STRAIN
KONSEP-KONSEP YANG DIDAPAT
Universal Testing Machine
Kurva stress-strain
Merupakan suatu plot
yang memperlihatkan
perbandingan antara
stress dan strain suatu
benda yang dikenakan
gaya, digunakan untuk
membandingkan sifat
mekanis dari beberapa
bahan (bentuk dan
ukuran kurva stress-
strain penting dalam
pemilihan bahan) (Powers &
Sakaguchi, 2004)
Gambar: Kurva stress-strain kawat orthodonti SS yang dikenakan gaya tensile sampai
putus.
Garis lurus: perubahan bentuk elastis (reversibel), stress berada di bawah titik P
1020 MPa.
Garis lengkung: perubahan bentuk plastis (ireversibel) sebelum akhirnya kawat
patah pada titik stress 1625 MPa (UTS).
Kurva stress-strain
Proportional Limit (P)
P merupakan stress pada
batas proporsional dari
suatu kurva stress-strain.

Di bawah titik P, berlaku


hukum Hooke:
pertambahan stress selalu
diikuti oleh pertambahan
strain yang seimbang (masih
berupa garis lurus).
Sepanjang garis lurus
tersebut bahan bersifat
elastis (perubahan bentuk
bersifat reversibel).
Kurva stress-strain

Elastic Limit (E)


Titik E merupakan batas stress
termaksimal yang mampu
diterima benda untuk dapat
kembali ke bentuk dan
ukurannya semula begitu gaya
atau beban dilepaskan.

Pada titik E benda akan


berhenti berubah secara elastis
dan akan mengalami strain
plastis.

Atom-atom akan berubah lalu


kembali ke bentuk semula
(relaksasi).
Walaupun definisinya berbeda,
posisi titik P dan E sama
(berimpit).
Kurva stress-strain

Yield Strength (Y)


Titik Y merupakan batas
dimana mulai terjadi
ketidakseimbangan
antara stress dan strain.
Terjadi penyimpangan
pertambahan stress dan
strain yang proporsional.
Kurva stress-strain

Ultimate Tensile
Strength (UTS)
Merupakan titik tertinggi,
stress termaksimal yang
mampu diterima benda
sebelum benda itu patah.

Setelah melewati titik Y,


strain menjadi ireversibel
(plastis), tapi ada batasnya
yaitu pada titik X (UTS).
Kurva stress-strain

Modulus Elastisitas (ME)


Modulus Elastisitas atau
modulus Youngs
merupakan ukuran atau
tingkat kekakuan suatu
benda.
ME = Stress
Strain
Di sini stress harus sama
dengan atau di bawah titik
P. Makin kecil strain suatu
bahan, makin kaku bahan
itu, demikian juga berlaku
sebaliknya.
Kurva stress-strain
Ressilience & Toughness
(Kelenturan dan Keuletan)
Merupakan sifat mekanis yang
berhubungan dengan energi.
Ressilience : kemampuan
suatu benda untuk menyerap
energi tanpa berubah bentuk
(ada di daerah hukum hooke).
Ressiliece sering dihubungkan
dengan istilah springiness.
Misalnya, sebuah pegas yang
ditekan atau ditegangkan dapat
mengeluarkan tenaga yang
disimpan atau diserap tadi
(kawat ortho)
Kurva stress-strain

Ressilience & Toughness


(Kelenturan dan Keuletan)
Toughness merupakan
kemampuan suatu benda
untuk menyerap energi tanpa
patah.
Besarnya: luas daerah di
bawah kurva
Ductility & Maleability
Ductility Maleability
merupakan kemampuan merupakan kemampuan
suatu benda untuk dapat suatu benda untuk dapat
berubah bentuk tanpa berubah bentuk tanpa
patah dibawah gaya tarik patah di bawah gaya tekan

Ductility dan Maleability diukur melalui perubahan panjang (elongasi)


Logam yang memiliki ductility dan maleability yang baik (misalnya emas 24
karat, silver, paladium).
Misalnya pada proses burnishing crown emas untuk menutup margin (gaya
tensile) dan pada penekanan gold foil (gaya kompresi).
Brittleness
Merupakan ketidakmampuan benda untuk mengalami
perubahan bentuk secara plastis (begitu dicoba
dibengkokkan akan patah).
Brittle tidak berarti rapuh. Benda brittle, masih dapat
menahan compressive strength daripada tensile
strength (tensile strength sangat rendah)
Misalnya:
logam (amalgam) : tambalan tidak boleh tipis, harus dapat
cukup menahan gaya, terutama pada stress bearing area.
Keramik (gips) : paduan unsur logam dan non-logam
Gigi tiruan kerangka logam (Cobalt Chromium)
Contoh bermacam-macam bentuk
kurva stress strain
STRENGTH
KEKUATAN
STRENGTH
Strength (kekuatan) merupakan stress
termaksimal yang dapat diterima oleh suatu
benda tanpa mengalami perubahan bentuk
permanen (yield strength) atau stress pada
titik fraktur (ultimate strength) (Anusavice, 2003).

ultimate strength lebih sering digunakan


Tensile/Tarik
Tensile force menghasilkan reaksi
berupa tensile stress dan F

mengakibatkan perubahan bentuk


berupa tensile strain
Tensile stress disebabkan oleh gaya
yang memanjangkan suatu benda
dan diikuti oleh perubahan bentuk
berupa pemanjangan dan pengecilan
diameter spesimen. Terjadi dalam 1
garis lurus (aksial).
Yang paling sering digunakan dalam Gambar 1 Tensile Force
pengujian adalah Tensile Test, karena
benda lebih cepat patah jika ditarik.
Diametral Tensile Test
Benda brittle akan pecah
dibawah tensile stress yang
rendah, maka tidak dapat
dilakukan uji tensile
Metode ini menggunakan
piringan datar yang
ditempatkan di atas spesimen
berbentuk silinder pendek
(disk) lalu dikenakan gaya
compressive vertikal yang
berjalan sepanjang sisi disk
untuk menghasilkan tensile
stress yang arahnya tegak
lurus bidang vertikal yang
berjalan melalui pusat disk.
Compressive/Tekan
Compressive force menghasilkan
reaksi berupa compressive stress F
dan mengakibatkan perubahan
bentuk berupa compressive strain.
Compressive stress disebabkan oleh
gaya yang memendekkan atau
menekan suatu benda, diikuti oleh
perubahan bentuk berupa
pemendekkan dan pembesaran
diameter
Terjadi dalam 1 garis lurus (aksial)
Sebagian besar gaya mastikasi Gambar 2. Compressive Force
bersifat kompresi, uji kompresi cocok
untuk benda brittle
Shear/Geser
Shear force menghasilkan
reaksi berupa shear stress dan
mengakibatkan perubahan
bentuk berupa shear strain
Shear stress disebabkan oleh
gaya yang menggeser suatu
bagian benda ke bagian
lainnya (besarnya sama tapi
arahnya berlawanan), diikuti
oleh perubahan bentuk F

berupa pergeseran.
Shear stress dapat juga
dihasilkan oleh gaya torsi
(torque) atau gaya yang Gambar 3 Shear Force

memutar suatu benda.


Flexural/Bending
Pada kenyataannya, stress yang terjadi pada suatu benda
bersifat kompleks. Jika suatu benda (balok) yang disangga
kedua ujungnya dikenakan gaya compressive di tengah-
tengahnya, maka bagian bawahnya akan berada dalam
keadaan tensile dan bagian pinggirnya akan mengalami shear
stress (three point bending).

F F

Gambar 4 Flexural Force


Tranverse Strength
(Flexure Strength)
Disebut juga Modulus of Rupture.
Merupakan pengujian kekuatan (Strength Test)
pada batang yang kedua ujungnya disangga
(three point flexure/ three point bending) dengan
dikenakan gaya statis yang jatuh di tengah-
tengahnya
Biaxial Flexure Strength merupakan Strength Test
pada piringan tipis yang disangga sepanjang
lingkaran dalamnya lalu dikenakan gaya statis.
Fatique Strength
(Kekuatan Lelah)
Gaya yang diulang-ulang yang diaplikasikan pada suatu
benda walaupun tidak maksimal akan menyebabkan
benda tersebut patah (fraktur).
Fatique Strength merupakan kemampuan suatu benda
untuk menahan gaya yang diberikan berulang-ulang
sebelum patah (gaya tidak usah maksimal).
Alat-alat dan restorasi gigi sering mengalami kegagalan
seperti ini.
Misalnya pada pekerjaan kawat, jika terus menerus
dibengkokkan akhirnya akan patah. Jadi pada pekerjaan
kawat diusahakan tidak ada celah atau bekas
potongan.
Impact Strength
(Dinamic Strength)
Impact Strength atau kekuatan impak dihasilkan oleh suatu
gaya dinamis yang menimpa suatu bahan.
Pengertian gaya dinamis, bisa bendanya yang bergerak, bisa
juga gayanya yang bergerak.
Impact strength merupakan kemampuan suatu benda
untuk menahan gaya dinamis yang bekerja pada benda
tersebut sebelum patah.
Gaya kunyah atau mastikasi merupakan gaya dinamis, maka
gaya pengunyahan merupakan gaya impak.
Contoh lain yaitu pada gigi tiruan yang jatuh.
Dengan sumber tenaga yang sama, gaya impak lebih besar
dari gaya statis. Pada impact strength, stress yang
dihasilkan lebih besar, maka resultan gaya juga lebih besar.
HARDNESS
KEKERASAN
Hardness dan Pengujiannya
Hardness atau kekerasan merupakan resistensi
permukaan bahan terhadap suatu indentasi
(goresan, abrasi, cutting) (Anusavice, 2003)
Metode uji kekerasan adalah dengan mengukur
dalamnya indentasi yang dihasilkan oleh suatu
indentor dengan bentuk tertentu pada besaran
gaya dan waktu pembebanan tertentu
Terdapat 4 metode yang biasa digunakan untuk
menguji kekerasan suatu bahan kedokteran gigi
yaitu: Brinell, Rockwell, Vickers, Knoop
Hardness Test
Metode Brinell Rockwell Vickers Knoop

Indentor bola kerucut intan indenter diamond indentor diamond


baja/carbide d: (diamond cone) berbentuk piramid, berbentuk piramid,
10 mm /bola baja alas persegi alas jajaran genjang

Pola
indentasi

Satuan BHN RHN VHN KHN


Hardness Test
Metode Brinell Rockwell Vickers Knoop

Objek logam/alloy bahan plastik daerah kecil pada struktur email dan
kedokteran gigi, bahan yang keras, dentin, atau bahan
spesimen tipis untuk area lingkaran brittle yang sangat
kecil keras dan tipis,
untuk area
memanjang kecil

Keunggulan Mudah lebih sensitif untuk


digunakan, tidak menguji karakteristik
membutuhkan permukaan suatu
keahlian khusus bahan

Kekurangan kurang sensitif untuk permukaan uji harus


menguji kondisi dipoles dengan baik
permukaan
dibandingkan knoop
WEAR:
Wear merupakan proses hilangnya material
dari satu atau dua permukaan yang saling
berkontak karena adanya aktifitas mekanis
antara keduanya
4 Tipe wear: abrasive, adhesive, fatique,
corrosive
Abrasive wear/friksi
Terjadi ketika permukaan yang halus tergerus oleh
permukaan yang lebih kasar dan keras
2 tipe Abrasive wear:
Two body: mis: pemolesan menggunakan ampelas
Three body: mis: pemolesan menggunakan pasta poles
Kekerasan bukan merupakan indikator absolut dari
wear dan resistensi terhadap wear. Permukaan yang
keras tidak selalu lebih resisten terhadap wear jika
dibandingkan dengan permukaan yang lunak
Abrasive wear dapat terjadi jika:
Terdapat perbedaan kekerasan yang nyata antara 2
permukaan
Permukaan yang lebih keras juga lebih kasar
Uji wear/resistensi wear:
Tidak ada pengujian wear yang dapat
mensimulasikan secara tepat keadaan di dalam
mulut, tapi terdapat beberapa uji in-vitro untuk
wear:
Kehilangan berat dan volume
Two body & three body wear
Indentasi kekerasan
Profilometri permukaan
Uji in vivo wear resistance dengan teknik direk
(membandingkan keadaan klinis akibat wear
dengan menggunakan kategori yang sudah ada)
atau teknik indirek dengan menggunakan replika
yang diobservasi secara mikroskopis atau
dibandingkan dengan standar
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai