Kelompok III
Alamat : Jl. Raya Bekasi KM 21-22, Pulogadung Menjadikan PT. Jakarta Cakratunggal
Steel Mills sebagai salah satu produsen
RT 09/RW05, Rawa Terate,Cakung, baja yang terkemuka di Indonesia.
b. Tujuan Khusus:
Mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana PK3 di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Mengetahui pemeriksaan kesehatan pekerja di PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Mengetahui program palayanan kesehatan kerja di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Mengetahui program gizi kerja di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Mengetahui penyakit tertinggi pada palayanan kesehatan di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Mengetahui penyakit akibat kerja di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Mengetahui tenaga kesehatan di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Manfaat
Bagi PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Sebagai sarana Informasi bagi perusahaan khususnya pimpinan
perusahaan mengenai gambaran kondisi kesehatan kerja di PT.
Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Bagi Paramedis
Referensi data kesehatan kerja di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills
yang dapat digunakan sebagai landasan penyusunan program
kesehatan kerja
Waktu dan Tempat Kegiatan
a. Waktu
Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat, 21 Juli 2017, pukul 08.00 hingga
12.00 WIB
b. Tempat
Kegiatan ini dilakukan di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills, yang
beralamat di Jl. Raya Bekasi KM 21-22, Pulogadung, RT 09/RW05, Rawa
Terate,Cakung, Jakarta Timur, DKI Jakarta. 13920
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
Dibuatnya aturan penyelenggaraan K3 pada hakikatnya adalah
pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja sehingga potensi bahaya
kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminir.
Dasar Hukum
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja.
Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran Kepesertaan, pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Faktor Penyebab Kecelakaan
Kerja
Penyebab Langsung (Immediate Causes)
A. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts)
B. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition)
2 Sarana Tidak semua pekerja dari PT. Permenakertrans No Dilakukannya sosialisasi dari perusahaan
penanggulangan Martina Berto tbk. tersebut 4/MEN/tahun 1980 terhadap para perkerja tentang penaggulangan
kebakaran mengetahui cara penggunaan kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam
alat-alat penanggualangan api ringan (APAR) dan Hydrant.
kebakaran, dan masih terdapat Selain itu alangkah lebih baik lagi apabila
APAR yang kadaluarsa. APAR yang telah kadaluarsa diganti dengan
yang baru.
No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran
3 Alat pelindung diri Dari perusahaan tersebut Peraturan menteri tenaga kerja Perusahaan bersedia menyediakan APD
belum ditemukan dokumen dan transmigrasi RI nomor yang sesuai dengan standard an hazard
tertulis (tertulis dalam SOP) PER.08/MEN/VII/2010 tentang yang ada di lingkungan tempat kerja. Selain
standar APD yang digunakan Alat Pelindung Diri itu lebih baik lagi apabila sebelum memulai
untuk masing-masing pekerjaan diberikan suatu briefing singkat
pekerjaan., belum ada mengenai pentingnya APD dan cara
penjelasan (briefing) penggunaan APD yang baik dan benar.
mengenai APD
4 Tanggap darurat Secara umum untuk jalur dan Undang-undang no 18 tahun Posisi rambu-rambu diletakan secara
dan jalur evakuasi rambu evakuasi di PT. 1999 tentang jasa konstruksi teratur agar tetap terlihat pada saat terjadi
Martina berto sudah cukup Undang-undang dasar no 1 kebakaran.
baik. Hanya saja, akan lebih tahun 1970 Selain itu lebih baik menggunakan kata
baik jika rambu yang tersedia Undang-undang No 28 tahun kata KELUAR daripada EXIT .
tidak hanya diletakkan diatas 2002 tentang bangunan gedung.
pintu atau tempat yang tinggi
karena kemungkinan akan
tertutup asap jika terjadi
kebakaran.
No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran
5 Personil keselamatan Personil Keselamatan kerja peraturan perundangan masukan untuk perusahaan yang
kerja pada persuhaan ini sudah UU No. 1 tahun 1970 terkait dengan masalah personil
tergolong baik, namun belum (Pasal 10 ayat 1, 2) yang keselamatan kerja ini yaitu
ada data mengenai latihan mewajibkan perusahaan diharapkan bagian personil ini lebih
yang diadakan oleh personil untuk membentuk P2K sering mengadakan evaluasi (siding-
keselamatan kerja. sidang) yang terkait dengan
masalah keselamatan kerja atau
program keselamatan kerja dan
juga lebih meningkatkan upaya-
upaya promosi tentang
keselamatan kerja pada tenaga-
tenaga kerja di perusahaan
tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Divisi HSE sebagai salah satu divisi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
keselamatan kerja di PT Cakra Tunggal Steel telah berusaha melakukan
kegiatan pembinaan, pencegahan dan pengendalian dalam
bidang K3 dan lingkungan industri sebagai perwujudan pelaksanaan norma
dan peraturan perundangan sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap
keselamatan dan kesehatan karyawan.
Walaupun demikian penerapan keselamatan kerja di PT Cakra Steel yang
dilakukan secara umum belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Kesadaran karywan PT Cakra Tunggal Steel akan potensi bahaya di lingkungan
kerja belum sepenuhnya sesuai yang diharapkan, sebagian mungkin masih
menganggap paparan kerja yang meraka hadapi sudah menjadi keseharian yang
dianggap biasa.
Penerapan SMK3 di PT Cakra Tunggal Steel telah berusaha dilaksanakan guna
mentaati Permenaker No. 5 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
SARAN
Perlu meningkatkan program K3 yang telah diterapkan PT. Cakra Tunggal
Steel, melalui pemantauan dan perbaikan program K3 secara berkala,
guna menciptakan lingkungan kerja aman, sehat dan produktif.
Perlu meningkatkan dan mempertahankan program 5R yang telah
dijalankan, melalui perlombaan 5R lebih sering misalnya 3 bulan sekali,
guna menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman.
Perlu penegakkan disiplin pemakaian APD, khususnya pemakaian ear
plug, ear muff dan masker karena masih sering dijumpai karyawan yang
tidak memakai APD tersebut, melalui penyuluhan dan pengawasan
terhadap pemakaian APD tersebut.
Meningkatkan dan mempertahankan penerapan SMK3 yang telah
dijalankan,melalui audit SMK3 sehingga meningkatkan produktivitas
dan derajat kesehatan dan keselamatan karyawan setinggi-tingginya.
TERIMA KASIH