Gerd
Gerd
Pembimbing :
dr. Eka Kurniawan Sp.PD
Prevalensi GERD
Negara barat: 10-20%, >>: laki-laki, kulit putih, usia tua
Di Indonesia: lebih rendah dibanding negara barat, namun
data terakhir menunjukkan prevalensi semakin meningkat
Salah satu gejala: heart burn
Jepang dan Philipina : 7,2% dan 7,1%
Di negara barat 20-40% individu mengalami
simptom heart burn: esofagitis 25-25%, 12% jadi
Barrets esofagus dan 46% adenokarsinoma.
GERD adalah gangguan umum yang dapat memberikan
dampak negatif terhadap gejala, komplikasi GERD, kualitas
hidup dan produktivitas kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
ANATOMI ESOFAGUS
Epidemiologi
Isi lambung
Daya perusak dan
bahan refluks pengosongann
ya
Rintangan Anti-refluks (Anti Refluks Barrier)
Kontraksi tonus Lower Esofageal Sphincter (LES).
Tekanan LES < 6 mmHg --> disertai GERD,
refluks dapat terjadi pada tekanan LES normal
(inappropriate atau transient sphincter relaxation) yaitu
pengendoran sfingter yang terjadi di luar proses menelan.
Helicobacter pylori mempengaruhi faal LES
Faktor hormonal, makanan berlemak,menurunkan tonus
LES
Mekanisme pembersihan esofagus
4 macam mekanisme: peristaltik saat menelan --> saliva dan
pembentukan bikarbonat intrinsik oleh esofagus
menetralkan asam -->gravitasi menurunkan makanan ke
lambung
Daya perusak bahan refluks
Asam pepsin dan empedu dalam cairan
refluks merusak mukosa esofagus.
makanan tertentu seperti air jeruk nipis,
tomat dan kopi menambah keluhan pada
pasien GERD
Isi lambung dan pengosongannya
Isi lambung merupakan faktor penentu
terjadinya refluks. Lebih banyak isi lambung
lebih sering terjadi refluks.
Pengosongan lambung yang lamban
menambah kemungkinan refluks
PATOFISIOLOGI
REFLUKS
GERD dapat merupakan gangguan fungsional (90%) dan gangguan
struktural (10%).
Heart burn
Regurgitasi (gejala berupa serangan tercekik, batuk
kering, mengi, suara serak,mulut rasa bauk pada pagi
hari, sesak nafas, karies gigi dan aspirasi hidung.
Beberapa pasien mengeluh sering terbangun dari
tidur karena rasa tercekik, batuk yang kuat tapi jarang
menghasilkan sputum.)
Disfagia
Diagnosis
pemeriksaan penunjang
Endoskopi saluran cerna bagian atas
Klasifikasi Los Angeles
Derajat kerusakan Endoskopi
A Erosi kecil pada mukosa esofagus dengan
diameter <5 mm
B Erosi pada mukosa/lipatan mukosa dengan
diameter >5mm tanpa saling berhubungan
C Lesi yang konfluen tetapi tidak mengenai
atau mengelilingi seuruh lumen
D Lesi mukosa esofagus yang bersifat
sirkumferensial/ mengelilingi seluruh
lumen esofagus.
Klasifikasi Savary-Miller
GRADE Deskripsi endoskopi
I Erosi sebagian dari satu lipatan mukosa
esofagus
II Erosi sebagian dari beberapa lipatan
mukosa esofagus. Erosi dapat bergabung
III Erosi meluas pada sirkumferesnsia
esofageal
IV Ulkus, striktura dan pemendekan esofagus
V Barretts ephitelium
cont, pemeriksaan penunjang
Metoklopramid
Antagonis resptor dopamin. Efektifitas rendah. Dapat
melewati sawar darah otak. Dosis 3 x 10-20 mg .
Domperidon
antagonis reseptor dopamin. tidak mewati sawar darah otak.
meningkatkan tonus LES dan mempercepat pengosongan
lanmbung. Dosis 3 x 1 mg.
Cisapride
antagonis reseptor 5HT4, mempercepat pengosongan lambung
serta meningkatkan tekanan tonus LES. Efektivitasnya lebih
baik dibandingkan domperidon. Dosis 3 x 10 mg.
Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa oktasulfat)
Dosis 4x1 gram.3,4
Penghambat Pompa Proton (Proton pump inhibitor/PPI)
drug of choice. bekerja langsung pada pompa proton sel parietal
dengan memperngaruhi enzim H, K ATP ase yang dianggap
sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung. Dosis
-Omeprazole : 2x20 mg
-Lansoprazole: 2x30 mg
-Pantoprazole: 2x40 mg
-Rabeprazole : 2x10 mg
-Esomeprazole: 2x40 mg
Fundoplikasi Nissen Terapi Endoskopi
(terapi bedah)
penggunaan energi
radiofrekuensi,
plikasi gastrik
endoluminal,
implantasi endoskopik
dengan menyuntikan zat
implan di bawah mukosa
esofagus bagian distal
sehingga lumennya menjadi
lebih kecil.
Komplikasi
Esofagitis
Striktura Esofagus
Barretts Esophagus
Prognosis