Anda di halaman 1dari 68

LEMBAGA SOSIAL

Oleh:
Dra. Endang Dwi S, M.Si
A. PENGERTIAN
LEMBAGA SOSIAL
LAHIRNYA LEMBAGA SOSIAL

LEMBAGA SOSIAL pada dasarnya lahir sebagai


akibat dari adanya hubungan antara manusia
satu dengan yang lainnya, antara kelompok
satu dengan kelompok yang lainnya, antara
individu satu dengan kelompok interaksi
sosial.
LAHIRNYA LEMBAGA SOSIAL MELALUI
INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial Melahirkan kesepakatan yang


mengatur hubungan antara individu dan antar
kelompok Menjadi acuan bagi warga
masyarakat dalam berperilaku dan berinteraksi
Menjadi perilaku yang umum dan diikuti oleh
sebagian besar masyarakat lembaga.
APA ITU INSTITUSI / LEMBAGA SOSIAL ?
Menurut Soerjono Soekanto :
INSTITUSI / LEMBAGA SOSIAL merupakan suatu
himpunan norma-norma dari berbagai tingkatan
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di
dalam kehidupan masyarakat disebut juga
dengan istilah Lembaga Kemasyarakatan.
Contoh: lembaga agama, lembaga hukum,
lembaga ekonomi, dan lain-lain.
LEMBAGA SOSIAL DAN ASOSIASI
Terdapat perbedaan yang mendasar antara lembaga sosial
dan asosiasi. Meskipun begitu keduanya tidak dapat
dipisahkan, karena keduanya terjadi secara beriringan.
Keberadaan asosiasi merupakan wujud dari lembaga
sosial, sehingga tanpa asosiasi tersebut lembaga sosial
akan kehilangan fungsinya.

Contoh: kebutuhan masyarakat akan pendidikan


melahirkan lembaga pendidikan seperti SD hingga
Perguruan Tinggi. Sebagai realisasi dari kebutuhan itu,
maka dibentuklah asosiasi seperti UGM, UNSOED, dll.
KESIMPULAN

Lembaga Sosial adalah seperangkat aturan,


prosedur, sistem, gagasan, dan sistem perilaku
yang terorganisasi yang ikut serta dalam sistem
perilaku tersebut.

Asosiasi merupakan sekelompok orang yang ikut


terlibat dalam aktivitas yang diatur dalam
lembaga sosial tersebut.
B. PROSES PERTUMBUHAN
LEMBAGA SOSIAL
TIGA PENDEKATAN DALAM LEMBAGA SOSIAL

1. Pendekatan dan analisis historis.


2. Pendekatan dan analisis komparatif
3. Pendekatan dan analisis fungsional
1. PENDEKATAN HISTORIS

Pendekatan historis melihat lembaga sosial dari


sejarah timbul dan perkembangannya. Oleh karena itu
studi tentang lembaga sosial tidak lepas dari
pemanfaatan ilmu-ilmu sosial lain seperti ilmu sejarah,
budaya, dll.

Contoh: lembaga gotong royong di pedesaan muncul


sebagai akibat dari kondisi masyarakat yang masih
sederhana sehingga terbentuk kesepakatan antar
warga untuk bekerja sama.
PENDEKATAN KOMPARATIF

Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari dan


membandingkan lembaga sosial tertentu dari
berbagai macam kurun waktu, jenis, dan lapisan
dari masyarakat.

Contoh: Perbandingan antara lembaga pendidikan


pendidikan sebelum dengan sesudah reformasi.
PENDEKATAN FUNGSIONAL
Pendekatan ini digunakan untuk mempelajari
lembaga sosial dengan cara menganalisa setiap
hubungan fungsional antara lembaga sosial satu
dengan yang lain.

Contoh: Perubahan dan perkembangan lembaga


perkawinan tidak lepas dari perubahan lembaga
keluarga sebagai pengatur hubungan antara remaja
dengan lawan jenisnya.
PROSES PERTUMBUHAN LEMBAGA SOSIAL (1)

Munculnya suatu lembaga sosial dibagi melalui 2 cara :

1. Tidak terencana : lahir karena masyarakat dihadapkan pada


pemenuhan kebutuhan yang sangat mendesak dan penting.
Contoh: sistem barter tidak efisien diganti uang
sebagai alat tukar yang diakui msyarakat muncul
lembaga ekonomi seperti bank, dll)

2. Terencana : lahir dengan rencana yang matang dan telah


diatur oleh individu / kelompok yang memiliki wewenang.
Contoh : lembaga imigrasi yang dibentuk oleh pemerintah
, sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan
kependudukan.
PROSES PERTUMBUHAN LEMBAGA SOSIAL ( 2 )

Agar hubungan antara manusia di dalam


masyarakat dapat berlangsung sebagaimana
mestinya, maka diciptakanlah norma-norma.
Norma inilah yang pada akhirnya akan menjadi
bagian penentu dari lembaga sosial melalui proses
institusionalisasi.
INSTITUSIONALISASI

Merupakan proses yang akan dilewati oleh suatu


norma sosial baru menjadi bagian dari suatu
lembaga sosial norma-norma tersebut akan
dikenal , diakui, dihargai, dan ditaati oleh warga
masyarakat dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Ex: sosialisasi program keluarga berencana
INTERNALISASI

Proses institusionalisasi dapat berlangsung lebih


jauh hingga suatu norma sosial menjadi
terinternalisasi (internalized), yaitu ketika para
anggota masyarakat ingin berperilaku sesuai
dengan norma yang ada.

Contoh : Lembaga pendidikan wajib belajar 9


tahun.
C. SOSIAL CONTROL DAN
KARAKTERISTIK LEMBAGA
SOSIAL
SOCIAL CONTROL
Agar setiap anggota masyarakat selalu menaati
norma-norma yang berlaku, maka diciptakan sistem
pengendalian sosial (social control).
Social Control dapat bersifat :
Preventif (positif) : sosialisasi, pendidikan.
Represif (Negatif) : sanksi,hukuman.

Bentuk pelaksanaan Social Control:


Persuasif Ajakan ( diskusi, musyawarah)
Koersif Paksaan ( penahanan, penangkapan)
CARA PENGENDALIAN SOSIAL
Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan
kebaikan dari norma-norma yang telah dibentuk.
Memberi penghargaan kepada anggota masyarakat
yang taat.
Mengembangkan rasa malu dalam diri para anggota
masyarakat apabila mereka menyimpang dari norma
dan nilai sosial.
Menimbulkan rasa takut.
Menciptakan sistem hukum, yakni sistem tata tertib
dengan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.
KARAKTERISTIK LEMBAGA SOSIAL
Menurut Gillin dan Gillin beberapa karakteristik umum dari
lembaga sosial, antara lain:
Merupakan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas
sosial dan hasil-hasilnya.
Memiliki tingkat kekekalan tertentu.
Memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu.
Memiliki alat pelengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan.
Biasanya memiliki lambang-lambang.
Mempunyai tradisi yang tertulis maupun yang tak tertulis.
KARAKTERISTIK LEMBAGA SOSIAL (2)

Sementara menurut Newman, lembaga sosial


memiliki 3 karakteristik utama, antara lain;
1. Simbol Kebudayaan
2. Kode Perilaku
3. Ideologi
1. SIMBOL KEBUDAYAAN
Simbol kebudayaan dapat diartikan sebagai simbol
penunjuk kekhasan sebuah lembaga. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia telah menciptakan simbol yang berfungsi
mengingatkan dengan cepat akan suatu lembaga.
Contoh : Negara Bendera
Sekolah Seragam
Ekonomi merek dagang
2. KODE PERILAKU

Kode perilaku menggambarkan orang yang terlibat


dalam perilaku lembaga haruslah dipersiapkan
untuk melakasanakanny dengan tepat. Peran ini
biasa disebut dalam kode (norma) yang resmi.

Contoh: Sumpah kesetiaan, janji perkawinan,


sumpah profesi medis, dll
LANJUTAN.

Betapapun mengesankan suatu kode/norma resmi perilaku,


tidak menjamin pelaksanaan peran secara tepat.
Contoh: Suami / istru yang selingkuh dan ingkar janji
Pejabat yang korup dan mengingkari amanah.
Jika kode perilaku benar-benar dipelajari dan diperkuat
dengan sanksi, mungkin akan dipatuhi. Namun jika tidak,
kode perilaku tersebut akan diabaikan.
Kode/norma resmi hanya akan ditaati dan dipenuhi oleh
mereka yang sungguh menghayati sikap dan perilaku peran
secara tepat.
3. IDEOLOGI

Secara sederhana, unsur ideologi dapat didefinisikan


sebagai suatu sistem gagasan yang menyetujui
seperangkat norma.
Norma berfungsi menetapkan bagaimana orang
diharapkan untuk berperilaku, sementara ideologi
berfungsi menjelaskan mengapa harus bertindak
demikian.
Contoh : Ideologi pancasila membenarkan kita
agar hidup saling toleransi antar umat beragama
maupun antar suku bangsa.
D. KOMPONEN - KOMPONEN
LEMBAGA SOSIAL
INSTITUSI SOSIAL
KOENTJARANINGRAT menerjemahkan konsep social
institution sebagai Pranata Sosial yang berarti sistem
tata kelakuan. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Terdapat 4 komponen dalam institusi sosial:


1. Sistem norma
2. Kelakuan berpola
3. Personal pendukung pranata
4. Peralatan yang digunakan
1. SISTEM NORMA
Sistem norma adalah penampilan dan representasi
dari suatu orientasi nilai budaya tertentu yang
menghasilkan berbagai bentuk dan tingkatan norma.
Berdasarkan kekuatan mengikatnya, Gillin dan Gillin
membagi sistem norma menjadi empat, yakni:
CARA (usage)
KEBIASAAN UMUM (folkways)
TATA KELAKUAN (mores)
ADAT (custom)
CARA (USAGE)
Merupakan norma yang secara tidak tertulis mengatur
tindakan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti berpakaian, minum, makan, dan lain-lain.
Cara (usage) tergolong norma yang paling lemah karena
tidak mendapat sanksi dari masyarakat, yang ada hanya
berupa celaan / cemoohan/
Contoh:
Etika berpakaian
Tata cara makan dan minum
KEBIASAAN UMUM (FOLKWAYS)
Merupakan tindakan yang diulang-ulang dalam bentuk
yang sama oleh sebagian kalangan atau anggota
masyarakat.
Dengan adanya ulangan yang dilakukan oleh anggota
masyarakat, menandakan bahwa masyarakat
menyetujui tindakan tersebut.
Folkways memilki kekuatan mengikat yang lebih tinggi
dari Usage, Contoh:
Menghormati orang tua

Membuang sampah pada tempatnya


TATA KELAKUAN (MORES)
Merupakan kebiasaan yang sifatnya lebih mengikat
anggota masyarakat. Sehingga penyimpangan dari
kebiasaan dapat dianggap sebagai perilaku menyimpang
atau deviant.
Mores memiliki fungsi sebagai norma pengatur bagi
masyarakat. Artinya norma ini memaksa anggota
masyarakatnya untuk melakukan tindakan yang sesuai
Contoh:
Larangan mabuk di tempat umum
Larangan mencuri
ADAT (CUSTOM)
Merupakan norma-norma yang berasal dari adat istiadat yang
diakui, dihargai, dan kemudian ditaati di dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu.

Adat (custom) adalah norma yang paling kuat karena


memberikan sanksi moral berdosa dan sanksi masyarakat
dapat dihukum dengan berbagai hukuman, yang terberat
pengucilan.

Contoh:
larangan menguburkan jenazah di Bali

larangan merusak hutan pada suku Kajang Tana Toa di


Sulawesi Selatan
Larangan suami isteri bercerai di Lampung.
2. KELAKUAN BERPOLA
Kelakuan berpola menggambarkan adanya suatu pola
tertentu dalam tindakan yang dilakukan individu ataupun
kelompok masyarakat.
Pola tersebut menunjukkan bahwa pada kejadian atau
kegiatan yang dilakukan secara berulang dalam bentuk yang
sama, merupakan warisan budaya secara turun-temurun.
Akan tetapi pola tersebut dapat bergeser sesuai orientasi nilai
budaya yang berlaku di masyarakat sekarang.
Contoh: Cara berpakaian, cara merawat dan mendidik anak,
cara menghormati orang tua atau guru, dan lain-lain.
3. PERSONAL PENDUKUNG PRANATA
Personal pendukung pranata merupakan individu
atau kelompok masyarakat yang membentuk atau
melaksanakan norma. Suatu norma tentu akan
terwujud apabila ada pendukungnya yang bersedia
untuk memelihara, mengembangkan dan
melestarikan norma. Pada akhirnya mereka pula
yang nanti akan menentukan keberadaan suatu
lembaga sosial.
Contoh : Ketua, karyawan, pelanggan, dan lain-lain.
4. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang digunakan merupakan instrumen


(fisik/non fisik) yang berperan sebagai penunjang
kegiatan dalam proses dan kegiatan suatu
lembaga sosial.
Contoh:
Agarkuliah cepat selesai SKS.
Berbagai peralatan fisik / berwujud benda.
E. JENIS JENIS LEMBAGA
SOSIAL DAN FUNGSINYA
TIPE LEMBAGA SOSIAL (1)
Berdasarkan sudut perkembangannya :
Cresive institutions: institusi yang secara tidak sengaja
tumbuh dari ada istiadat masyarakat setempat.
(ex: hal milik, bentuk-bentuk perkawinan)

Enacted Institutions : institusi yang sengaja dibentuk


untuk mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat yang bersangkutan.
(ex: lembaga pendidikan, utang-piutang, perdagangan)
TIPE LEMBAGA SOSIAL (2)
Berdasarkan sudut nilai-nilai yang diterima masyarakat:
Approved Institutions : institusi yang diterima oleh
sebagian besar masyarakat karena dirasa memberi
manfaat dan menguntungkan, serta sangat dibutuhkan
(ex: lembaga pendidikan, agama, perdagangan, dll)

Unsactioned institutions : institusi yang ditolak


masyarakat sebab dianggap merugikan dan meresahkan,
namun masyarakat belum mampu memberantas.
(ex: organisasi kejahatan)
TIPE LEMBAGA SOSIAL (3)
Berdasarkan faktor penyebarannya:
General Institutions : Lembaga lahir atas dasar faktor
penyebarannya, sehingga dikenal hampir semua lapisan
masyarakat bahkan dunia.
(ex: Lembaga pemerintahan, PBB)

Restricted institutions : Lembaga dikenal hanya terbatas


oleh masyarakat tertentu saja.
(ex: Lembaga adat, lembaga keyakinan / aliran tertentu.
TIPE LEMBAGA SOSIAL (4)
Berdasarkan fungsinya dalam masyarakat:
Operative Institutions : Lembaga yang menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dari lembaga yang bersangkutan.
(ex: LSM, lembaga industri)

Regulative institutions : Lembaga yang bertujuan untu


mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak
menjadi bagian yang mutlak dari pada lembaga itu
sendiri.
(ex: Lembaga hukum dan lembaga verifikasi)
INSTITUSI UTAMA / BASIC INSTITUTIONS

Terdapat lima institusi sosial utama di dalam


masyarakat, antara lain:

1. Institusi Keluarga
2. Institusi Pendidikan
3. Institusi Agama
4. Institusi Ekonomi
5. Institusi politik
1. INSTITUSI KELUARGA

TIPE KELUARGA (1):


Sistem Konsanguinal menekankan pada
pentingnya ikatan darah, ikatan dengan orangtua
dianggap lebih penting dibanding ikatan dengan
suami atau isteri. (seperti umumnya masyarakat Cina
dan Jepang tradisional)

Sistem Conjugal menekankan pentingnya


hubungan perkawinan, ikatan dengan suami atau
isteri dianggap lebih penting dibanding ikatan dengan
orangtua (separti umumnya masyarakat Barat).
LANJUTAN

TIPE KELUARGA (2):


Nuclear family : merupakan satuan keluarga
terkecil terdiri ayah, ibu, dan anak; tidak
mengandung hubungan fungsional dengan kerabat
keluarga orientasi salah satu pihak (WILLIAM J.
GOODE).
Conjugal family : pasangan dan anak mempunyai
hubungan dengan kerabat keluarga orientasi salah
satu atau kedua pihak.
FUNGSI MANIFEST KELUARGA
Fungsi pengaturan Seks: Mengatur penyaluran dorongan
seks.
Fungsi reproduksi: Mengembangkan keturunan.
Fungsi sosialisasi : Menyosialisasikan anggota baru kepada
masyarakat sehingga bisa berperan sesuai dengan harapan
masyarakat
Fungsi afeksi: Memberikan cinta kasih kepada seluruh
anggota keluarga.
LANJUTAN

Fungsi definsi status: Memberikan status pada


anak (urutan kelahiran, hubungan kekerabatan),
termasuk kelas sosial.
Fungsi perlindungan: Memberikan perlindungan
fisik dan psikis kepada seluruh anggota keluarga.
Fungsi ekonomi: menjalankan fungsi produksi,
distribusi, dan konsumsi.
FUNGSI LATEN KELUARGA
Sebagai sarana pertemuan para hidung belang atau
berkencan untuk kegiatan yang negatif (rumah bordir)
Sebagai sarang perjudian / rumah bandar.
Tempat menimbun harta curian / baran haram.
GAYA HIDUP BARU.
Dalam masyarakat Barat khususnya Eropa dan Amerika
saat ini sedang berkembang gaya hidup yang menyimpang
dari pola kehidupan perkawinan dan berkeluarga yang
semula berlaku :

Hidup bersama di luar nikah (kumpul kebo).


Keluarga dengan orangtua homoseks atau lesbian.
Pasangan homoseks atau lesbian.
Hedonism and free seks
LANJUTAN..
Gaya hidup semacam itu akan berpengaruh pada menurunnya
tingkat kepercayaan seseorang terhadap orang lain, bahkan
kepada pasangan atau orang tua sendiri dan tentunya krisis
moralitas.
Timbulnya gejala sosial baru di Amerika:
Meningkatnya jumlah orang amerika yang pindah ke negara-negara
Asia, lalu menikah dengan orang asia.
Di Amerika, orang cenderung lebih percaya anjingnya daripada
pasangannya sendiri.
Menurut hasil penelitian, mayoritas penduduk amerika baru
menemukan cinta sejatinya di umur 40 tahun.

Sumber : Mr. Chris Jackson, Former Marine in U.S


2. INSTITUSI PENDIDIKAN

Perkembangan jaman memberikan dampak kepada prinsip


hidup manusia.
Hal ini ditandai oleh meningkatnya kesadaran manusia untuk
memperkaya pengetahuan.
Misalnya sekarang semakin bertambahnya jumlah lembaga
pendidikan di Indonesia, sementara di sisi lain angka buta
huruf/buta aksara menurun.
Masyarakat percaya bahwa pendidikan mampu
meningkatkan kualitas hidup.
FUNGSI MANIFEST PENDIDIKAN
Memberikan persiapan bagi peranan pekerjaan
Tempat memperkenalkan kepada individu tentang
berbagai peran dalam masyarakat.
Tempat meningkatkan kemajuan berbagai macam
penelitian ilmiah.
Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan
hubungan sosial.
FUNGSI LATEN PENDIDIKAN
Penyalahgunaan fungsi (dari fungsi pendidikan menjadi
fungsi bisnis)
Sebagai tempat agen dan distributor obat terlarang oleh
kelompok tertentu.
Sebagai tempat transaksi manipulasi tenaga kerja.
3. INSTITUSI AGAMA
Agama menurut sosiologi :

Emile Durkheim Agama merupakan suatu sistem terpadu


yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal sakral, yang mempersatukan semua orang yang
beriman ke dalam suatu komunitas umat.

Robert Bellah Di luar daripada institusi agama dikenal


adanya himpunan kepercayaan dan ritual yang disebut civil
religion.
(ex: pemujaan pemimpin politik, bendera, lagu kebangsaan).
PERAN AGAMA DALAM PERKEMBANGAN
MASYARAKAT
Agama diperlukan agar kehidupan manusia dalam
pengembangan ilmu dapat lebih positif dan
konstruktif.
Agama mampu memecahkan permasalahan yang
komplek dan ruwet.
Menangkal perbuatan yang tidak / kurang
bermanfaat.
Membina tata kelakuan dan kehidupan masyarakat
dengan menjunjung tinggi keutamaan moral.
FUNGSI MANIFEST LEMBAGA AGAMA
Membantu manusia mencari identitas moral dan jati
diri.
Memberikan penafisiran-penafisiran untuk membantu
menjelaskan keadaan lingkungan dan keadaan
masyarakat dalam berbagai kehidupannya.
Meningkatkan etika dan kesopanan dalam bergaul serta
solidaritas kelompok.
FUNGSI LATEN LEMBAGA AGAMA
Fanatisme agama yang berlebihan yang dapat memecah
belah dan memicy konflik dalam masyarakat.
Agama sebagai alat legitimasi suatu kelompok untuk
membenarkan tindakannya.
Agama dijadikan sebagai kedok untuk meminta-minta
bantuan, baik atas nama pribadi / organisasi (Diluar
kepentingan agama)
AGAMA DAN INSTITUSI LAIN

Agama dan Tradisi: Masuknya agama Katolik ke Flores


menghilangkan kebiasaan poligami di masyarakat.
Agama dan Politik: Munculnya partaipartai politik
berbasis agama (PKB, PAN, PKS, PPP, PBB, PDS).
Agama dan Ekonomi: Etika Protestan dan kapitalisme,
bank syariah, wisata ziarah.
Agama dan Pendidikan: MI, MTs, MAN, UMP,
pesantren, dan lain-lain.
4. INSTITUSI EKONOMI

FUNGSI MANIFES :
Sebagai tempat produksi barang dan jasa.

Sebagai distributor/agen barang dan jasa serta


pendistribusian sumber daya ekonomi.
Tempat konsumen dan jasa.
LANJUTAN

FUNGSI LATEN :
Menumpuk barang karena kepentingan individu /
kelompok tertentu.
Lembaga industri yang kurang memperhatikan
masalah lingkungan maupun kemanusiaan.
Sebagai lahan korupsi dan kongkalikong proyek.
BIDANG PERINDUSTRIAN

Menurut Light, Keller, dan Calhoun, di bidang


perindustrian dikenal:
Oligopoli : Industri yang didominasi beberapa
perusahaan raksasa.
Konglomerat : Perusahaan raksasa yang terdiri dari
beberapa perusahaan kecil. (ex: Salim Group, Sinar
Mas, Lippo, Djarum, Astra)
Multinational Corperation (MNC) : Perusahaan besar
yang memiliki usaha dan cabang di berbagai negara.
(ex: Sony, Reebok, Nike, CocaCola, Pepsi..)
5. INSTITUSI POLITIK
Menurut Kornblum, institusi politik merupakan
seperangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri
pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.

Contoh: lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, militer,


keamanan nasional, partai politik.
KEKUASAAN DAN DOMINASI
Menurut Kornblum Politik menentukan siapa
memperoleh apa, bilamana, dan bagaimana; bahwa
dasar polltik adalah persaingan untuk memperoleh
kekuataan.

Menurut Weber Kekuasaan adalah kemungkinan


memaksakan kehendak terhadap perilaku orang lain.

Kekuasaan dominasi artinya Dominasi terjadi bila


yang berkuasa memiliki wewenang untuk berkuasa
berdasarkan aturan yang berlaku.
FUNGSI MANIFEST LEMBAGA POLITIK
Sebagai tempat pelembagaan norma melalui undang-
undang.
Melaksanakan undang-undang, mendahulukan
kewajiban sebelum haknya.
Membangun budaya demokrasi dalam masyarakat.
FUNGSI LATEN POLITIK

Tempat melakukan korupsi dan kolusi.

Tempat melakukan pemerasan dan penipuan


terhadap rakyat.

Sebagi wahana untuk memecah belah, adu domba.

Kemandulan pelaksanaan pemerintah sehingga


terjadi stagnasi dalam aspek kehidupan.
TIPE DOMINASI
Suatu dominasi memerlukan keabsahan (legitimacy), yakni pengaturan
atau pembenaran dari masyarakat terhadap dominasi atas suatu hal
agar penguasa dapat melaksanakan kekuasaannya secara sah.

Weber memilah 3 tipe dominasi:

Dominasi Karismatik : Keabsahan didasarkan pada kepercayaan bahwa


sang pemimpin memiliki kamampuan yang luar biasa .
(ex: Soekarno, Gandhi, Tito, Ayatollah Khomeini, dan lain-lain)

Dominasi Tradisional: Keabsahan kepemimpinan didasarkan pada tradisi.


(ex: Sri Sultan HB X, Ratu Elizabeth, Kaisar Hirohito, dan lain-lain)

Dominasi Legal Rasional : Kekuasaan pemimpin didasarkan pada aturan


hukum yang dibuat dengan sengaja atas dasar pertimbangan rasional
(ex: Presiden SBY, Barrack Obama,. Dan lain-lain)
C. PERUBAHAN
LEMBAGA SOSIAL
PERUBAHAN LEMBAGA SOSIAL

Lembaga sosial dapat lahir, tumbuh, dan


berkembang, juga mati hal ini dapat terjadi
dikarenakan perubahan, baik ke arah kemajuan
(progress) atau kemunduran (regress).
FAKTOR YG MENYEBABKAN PERUBAHAN
LEMBAGA
Perubahan suatu lembaga sosial dipengaruhi oleh
dua sebab:
1. Penyebab dari masyarakat : Disebabkan interaksi
antar komponen yang ada dalam masyarakat,
maupun terjadinya peristiwa yang ada di luar
kendali manusia (ex. bencana alam).
2. Penyebab dari luar masyarakat Misalnya
masuknya ekonomi uang maupun money game,
dapat merusak lembaga gotong royong menjadi ke
arah tenaga kerja yang bersifat komersil.
Sampun..
Matur Nuwun..

Anda mungkin juga menyukai