Anda di halaman 1dari 10

FOWA (AIR)

NAMA KELOMPOK :

Ralfi Abdillah 061530200816


Candra 061530200000
PEMBAKARAN SEMPURNA DAN TIDAK
SEMPURNA

Pada engine, untuk mengasilkan power (expansion), sejumlah fuel yang diinjeksikan
kedalam cylinder dibakar. Untuk proses pembakaran fuel ini diperlukan sejumlah oxygen
(O2), yang diambil dari udara disekelilingnya. Oxigen yang terkandung didalam udara
hanya 21% dari volume udara.
Komposisi udara

Bila fuel dan oxygen dimasukan bersama didalam suatu ruangan dengan temperatur tinggi
dan tekanan tinggi, molekul-molekul fuel terlepas dari gabungannya dan mengurai menjadi atom-
atom carbon (C) dan atom-atom hydrogen (H). Kemudian atom-atom dengan cepat bereaksi
dengan atom-atom oxygen (O2) membentuk gas carbon dioksida (CO2) dan air H2O (uap air
pada temperatur tinggi). CnH2n + 3/2 No2 nCO2 + nH2O
Reaksi ini dinamakan pembakaran (combustion). Jika semua molekul carbon dan hydrogen
didalam fuel bereaksi dengan oxygen, proses ini dinamakan pembakaran sempurna (complete
combustion).
Namun, jika ada kekurangan oxygen , atau molekul-molekul carbon gagal bertemu
dengan molekul-molekul oxygen sebelum pembakaran sempurna terjadi, terbentuk carbon
monoksida (CO) daripada carbondioksida (CO2), atau molekul-molekul carbon (C) tetap
bebas dan tidak bergabung (bereaksi) dengan molekul-molekul oxygen. Pembakaran
seperti ini disebut pembakaran tidak sempurna (incomplete combustion).
Gas carbon dioksida dan uap air masing-masing membentuk suatu ikatan molekul yang
kuat yang tidak membahayakan manusia, tetapi carbon monoksida merupakan suatu
ikatan molekul tidak stabil, yang kemudian bereaksi dengan oxygen untuk membentuk gas
carbon dioksida, sehingga hal ini sangat membahayakan. Gas carbon monoksida ini tidak
berwarna dan tidak berbau, sehingga tidak bisa dilihat, sekalipun ada dalam gas buang
(exhaust).
Molekul-molekul carbon bebas muncul dalam bentuk partikel-partikel carbon (soot), dan
bercampur dengan gas buang membentuk asap hitam (black smoke), sehingga mengotori
keadaan udara sekitarnya. Salah satu keunggulan dari engine diesel adalah pembentukan gas
carbon monoksida lebih kecil dibanding dengan engine gasoline.
Jadi, untuk menjamin pembakaran sempurna dari fuel, perlu mengetahui suatu jumlah
oxygen yang cocok untuk pembakaran fuel tadi, dengan kata lain, kita memerlukan udara yang
cukup (termasuk didalamnya oxygen).
Banyaknya udara minimum yang dibutuhkan untuk pembakaran suatu jumlah fuel dengan
sempurna disebut udara teoritis (theoretical air). Jika memungkinkan untuk mendapatkan
pembakaran sempurna dari fuel dengan theoretical air, semua fuel yang disupply keruang bakar
harus menjadi carbon dioksida dan uap air; tidak ada carbon monoksida atau carbon bebas,
dan semua oxygen yang disupply kedalam ruang bakarpun digunakan dengan sempurna,
sehingga tidak ada oxygen yang tersisa.
Untuk mendapatkan suatu pembakaran yang sempurna dari 1 gram fuel, hasil kalkulasi dari
reaksi pembakaran bahwa diperlukan udara sebanyak 14.5 gram. Jadi, theoretical air adalah
14.5 gram untuk pembakaran setiap 1 gram fuel. Bila dikonversikan kedalam volume udara, pada
sea level, sama dengan 12 liter udara
EXCESS AIR RATIO
Pada proses pembakaran dalam engine diesel, untuk membakar fuel sempurna secara
theoritis diperlukan udara seberat 14.5 kali berat fuel. Tetapi, jika hanya theoretical air yang
dimasukan keruang bakar, molekul-molekul fuel tidak punya cukup waktu untuk bertemu
oxygen sebelum terjadi pembakaran sempurna karena waktu pembakaran sangat singkat
(pendek). Sehingga akan menghasilkan pembakaran tidak sempurna. (Sebagai contoh, jika
kecepatan engine 1800 rpm, waktu untuk satu cycle pembakaran mendekati 1/60 detik).
Untuk mencegah pembakaran tidak sempurna seperti ini, udara yang diperlukan harus
lebih banyak daripada theoretical air. Excess air ratio menunjukan berapa kali jumlah udara
actual yang disupply keruang bakar lebih besar dari pada theoretical air. Sebagai contoh, jika
18 liter udara yang disupply untuk 1 gram fuel, dan theoretical air adalah 14.5 gram, excess air
ratio adalah 1.5. Pada suatu engine, ukuran dari cylinder adalah tetap, sehingga jumlah udara
yang dapat masuk dengan sendirinya adalah tetap. Dengan demikian hubungan antara
jumlah fuel yang diinjeksikan dan excess air ratio adalah sebagai berikut.

Jika LEBIH fuel yang diinjeksikan, excess air ratioi jadi LEBIH KECIL
Jika KURANG fuel yang diinjeksikan, excess air ratio jadi LEBIH BESAR
Dengan kata lain, dalam prakteknya untuk mendapatkan horsepower yang efektif
pada engine diesel untuk mesin konstruksi, udara yang diperlukan 22 sampai 29 kali lebih
besar dari berat fuel yang diinjeksikan keruang bakar pada keadaan full load.
Atau, pada beban engine maksimum (maximum torque) berat udara yang diperlukan
adalah 1.5 sampai 2.0 kali berat udara teoritis yang diperlukan untuk membakar sejumlah
berat fuel maksimum yang diinjeksikan kesilinder pembakaran.
Juga,excess air sangat diperlukan untuk kerja engine, tujuannya adalah:
Pembakaran fuel selama engine bekerja tetap sempurna, sehingga menghasilkan power
yang optimum pada semua kondisi kerja engine.
Excess air menyerap panas hasil pembakaran juga,sehingga temperatur exhaust gas
relative rendah(sebagai peredam).

Excess Air Ratio bertambah kecil akan mengakibatkan temperatur gas exhaust
bertambah naik, dan akan mencapai peak temperatur kalau Excess Air Ratio mendekati
1, kalau hal demikian berlangsung terus menerus menyebabkan terjadi problem:
Cylinder head cracks, valve melting,
Piston melting atau crack, piston dan liner lecet (peeling),
Turbocharger membara / cracks,
Overheat pada lube system dan cooling system,
Cepat terjadi soot, dll.
Excess Air Ratio Terlalu Kecil disebabkan karena:
Problem pada AIR INTAKE SYSTEM
Air restriction dari Air Cleaner terlalu besar (air cleaner buntu); batas air restriction maximum pada sea
level adalah 25 inchH2O (650 mmH2O).
Turbocharger rusak atau ada kebocoran pada saluran udara antara turbochager dan intake manifold.
Valve timing.

Problem pada FUEL SYSTEM


Quantity bahan bakar yang diinjeksikan melebihi batas maximum standarnya (over fueling), akan
terjadi power cenderung lebih tinggi selama air restriction masih rendah (air cleaner bersih), jika air
restriction makin besar selama engine bekerja temperatur gas buang makin tinggi (excess air ratio makin
rendah) dan seandainya air cleaner makin kotor akan terjadi pembakaran tidak sempurna sehingga
kabut fuel hasil injeksi berubah menjadi partikel-partikel carbon/ jelaga (soot).
Jadi, bila overfueling kemungkinan terjadinya temperatur exhaust gas terlalu tinggi dan soot akan
terjadi lebih cepat dibandingkan dengan kondisi fuel supply normal, walaupun air restriction dari air
cleaner masih dibawah 25 inch H2O. Akibat hal ini, banyak problem-problem engine seperti cylinder
head retak, exhaust manifold/turbocharger membara/retak, valve melting,dll. overheat pada lube dan
cooling system, penaikan viskositas oli karena bercampur dengan soot (n-pentane insoluble naik)
sehingga pelumasan tidak sempurna.
Timing injection kurang tepat
Reaksi pembakaran fuel didalam ruang bakar:

PEMBAKARAN SEMPURNA.
CnH2n + 3/2nO2 nCO2 + nH2O
S + O2 SO2 2SO2 + O2
2SO3 Ini terjadi kalau fuel mengandung sulfur SO3 + H2O H2SO4

PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA (KURANG OXYGEN)

CnH2n + 9/8n O2 1/4nC+ 1/4nCO + 1/2nCO2 + nH2O

Pada kondisi reaksi pembakaran tidak sempurna juga terjadi reaksi sulfur dengan oxygen, menghasilkan asam sulfat
yang korosif.
Atom bebas carbon (C) berupa partikel-partikel hitam (black smoke)
Gas carbon monoksida (CO) berbahaya
Kalau temperatur pembakaran terlalu tinggi selain reaksi diatas, gas N2 yang tekandung didalam udara (78%)
bereaksi dengan oxygen membentuk gas-gas NOx, NO dan NO2. Gas Nox dan NO juga berbahaya bagi kesehatan.
Untuk menghindari hal diatas udara yang disupply keruang bakar harus lebih besar dari berat udara teoritis. (Excess air
ratio 1.5 2.0, pada full load), dengan menjaga restiction dari air cleaner maksimum 25 inch H2O (635 mm H2O).

Anda mungkin juga menyukai