Anda di halaman 1dari 27

Bagian Ilmu penyakit dalam Palu, November 2015

FKIK Universitas Tadulako


Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura

LAPORAN KASUS

Nama : Muhammad Hafidz


Stambuk : N 101 10 069
Pembimbing Klinik : dr. Ahmad Baco M, Sp.PD
PENDAHULUAN

Di negara maju, sirosis hati merupakan


penyebab kematian terbesar ketika padapasien
yang berusia 45 46 tahun (setelah penyakit
kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia
sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab
kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal
setiap tahun akibat penyakit ini.
Penyakit sirosis hepatis mempunyai gejala
seperti ikterus dan febris yang intermiten.
Adanya pembesaran pada hati.
Pada awal perjalanan sirosis hepatis ini, hati
cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi
oleh lemak
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan terkahir : SMA
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 5 november 2015.
Ruangan : Rajawali bawah
ANAMNESIS
Keluhan utama : bengkak hampir seluruh tubuh

Riwayat pemyakit sekarang :

Pasien masuk dengan keluhan bengkak pada kedua kaki, kelamin


dan perut kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
bengkak hanya pada kaki, kemudian dikuti perut dan kelamin pasien.
Sebelum bengkak terjadi, pasien merasa sakit pada perut kanan atas.
Demam kadang kadang. Pasien juga mengeluh batuk, serta merasa
sesak. Pasien merasa nafsu makan menurun karena perut terasa penuh.
Pasien belum buang air besar selama di rumah sakit. Pasien juga sering
sariawan. Riwayat BAB cair kurang lebih satu bulan, namun berhenti
dengan sendirinya. BAK berwarna seperti teh.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : sakit sedang


kesadaran : compos mentis.
Tanda vital:
Tekanan darah : 1200/90 mmHg.
denyut nadi :82 kali/menit
suhu : 37,2o C
respirasi : 28 kali/menit.
Kulit : Ruam (-)
Kepala : Normocephal
- konjungtiva : anemis (-/-)
- sklera : ikterik (+/+)
- pupil : isokor
Leher :
- Pembesaran kelenjar getah bening (-).
- Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Peningkatan JVP
Paru-paru :
o Inspeksi : Simetris Bilateral.
o Palpasi : focal femitus kanan = kiri
o perkusi : pekak
o auskultasi : bronkovesikuler (-/-), wheezing (-/-).

Jantung :
o inspeksi ictus cordis tidak tampak
o palpasi : ictus cordis tak teraba
o perkusi : redup
o auskultasi bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-).
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin :

RBC : 3,7 x 106/ ul (menurun)


WBC : 7,4 x 103/ ul
HB : 11,9 g/dl (menurun)
HCT : 33,1 % (menurun)
Platelet : 48 x 103/ ul

HbsAG : Reaktif

Ureum kreatinin :

Urea : 15 mg/dl
Creatinin : 1,15 mg/dl

Radiologi :

USG kesan : sirosis hepatis disertai splenomegaly


RESUME

Pasien masuk dengan keluhan bengkak pada kedua


kaki, kelamin dan perut kurang lebih 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Awalnya bengkak hanya pada kaki,
kemudian dikuti perut dan kelamin pasien.
Sebelum bengkak terjadi, pasien merasa sakit pada
perut kanan atas. Pasien juga mengeluh batuk, serta
merasa sesak. Pasien merasa nafsu makan menurun
karena perut terasa penuh.
Pasien belum buang air besar selama di rumah sakit.
Riwayat BAB cair kurang lebih satu bulan, namun
berhenti dengan sendirinya. BAK berwarna seperti teh.
DIAGNOSA KERJA
- Sirosis hepatis

DIAGNOSA BANDING
- Sindrom nefrotik
PENATALAKSANAAN.
- Asering 20 tpm.
- Furosemide 1 ampule/ 12 jam
- Spinorolacton 25 mg 1 0 0
- Curcuma 3x1
- Omeprazole 1 ampule/ 24 jam
Follow up.

01/11 2015

Keluhan :

acites (+), edema pretibial (+), nafsu makan menurun, nyeri abdomen kanan atas.

Tekanan darah : 120/90 mmhg


Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,7 celcius
Nafas : 22x/menit

Terapi :
- Asering 20 tpm
- Omeperazole/24 jam
- Sucrafat 3x1 sendok
- Curcuma 3x1 tab
- Furosemid/ 12 jam
02/11 2015
Keluhan :
acites (+), edema pretibial (+), nafsu makan menurun, nyeri abdomen
kanan atas.
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 celcius
Nafas : 22x/menit

Terapi :
- Asering 20 tpm
- Omeperazole/24 jam
- Sucrafat 3x1 sendok
- Curcuma 3x1 tab
- Furosemid/ 12 jam
03/11 2015
Keluhan :
acites (+), edema pretibial (+), batuk (+), nafsu makan
menurun, nyeri abdomen kanan atas.
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 78x/menit
Suhu : 36,7 celcius
Nafas : 22x/menit

Terapi :
Asering 20 tpm
Omeperazole/24 jam
Sucrafat 3x1 sendok
Curcuma 3x1 tab
Furosemid/ 12 jam
04/11 2015
Keluhan :
acites (+), edema pretibial (+), batuk (-), nafsu makan menurun, nyeri abdomen
kanan atas.
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 celcius
Nafas : 22x/menit

Terapi :
- Nacl 20 tpm
- Omeperazole/24 jam
- Sucrafat 3x1 sendok
- Curcuma 3x1 tab
- Furosemid/ 12 jam
- Spinorolacton 100mg 1x1
05/11 2015
Keluhan :
acites (+), edema pretibial (+), batuk (-), nafsu makan menurun,
nyeri abdomen kanan atas, susah tidur.
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 celcius
Nafas : 22x/menit

Terapi :
Nacl 20 tpm
Omeperazole/24 jam
Sucrafat 3x1 sendok
Curcuma 3x1 tab
Furosemid/ 12 jam
Spinorolacton 100mg 1x1
Albumin drips
PEMBAHASAN

Pasien laki laki masuk dengan gejala klinis,


edema pretibial, serta terdapat acites, pasien
juga mengeluh nyeri pada abdomen kana atas.
Dari pemeriksaan fisik pada abdomen memang
ditemukan adanya penumpukan cairan pada
abdomen, serta terdapat pitting edema pada
kedua kaki.
KERUSAKAN PADA SIROSIS HEPAR

KERUSAKAN PADA JARINGANPARENKIM HEPAR

TERJADI TAHANAN VASKULAR PORTA HEPATICA

TERJADI PENGURANGAN VOLUME DARAH YANG


MELEWATI GINJAL
TUBUH AKAN MERESPON DENGAN MEGHASILAKN
ANTI DIURESIS YAITU RENIN ANGIOTENSIN -
ALDOSTERON

MENYEBABKAN RETENSI AIR, RETENSI GARAM,


SERTA PENURUNAN LAJU FILTASI GLOMERULUS.
Dalam kasus ini Furosemid diberikan untuk
membantu mengobati retensi cairan (edema)
dan asites. Obat ini bekerja dengan bertindak
pada ginjal untuk meningkatkan aliran urin.
Pada perawatan hari ke lima, pasien
mendapatkan albumin, Albumin juga
seringkali dipakai untuk meningkatkan respons
terhadap diuretik pada pasien sirosis dengan
komplikasi asites.
Pada pasien juga ditemukkan penurun pada
beberapa komposisi darah seperti hemoglobin
yaitu 11,9 g/dl, serta sel darah merah 3,7 x 106/ ul,
menurut teori karena Limpa dalam keadaan
normal berfungsi menyaring eritrosit, leukosit,
dan trombosit yang sudah tua
Akibat tekanan vena porta yang meningkat,
terjadi aliran balik darah menuju limpa dan limpa
membesar (splenomegali).
Dari pemeriksaan USG, juga memberikan
gambaran hepar yang mengecil dengan
permukaan irreguler, tanpa dilatasi vaskuler,
maupun duktus biliaris. Pada lien juga
ditemukkan gambaran pembesaran.
Terapi seharusnya pada asites dan edema
adalah membatasi asupan garam dan air.
Jumlah diet garam yang dianjurkan sekitar
2g/hari dan cairan 1 liter sehari. Obat diuretik
juga dapat digunakan, seperti diuretik
spironolakton yang bekerja menurunkan
aktivasi aldosteron di dalam sirkulasi,
reabsorpsi natrium dan klorida dikurangi. Pada
kasus berat dapat dikombinasi dengan diuretik
furosemid.
RESUME
Pasien masuk dengan tanda dan gejala bengkak hampir diseluruh bagian tubuh,

pada abdomen ditemukan acites serta pitting edema pada kedua kaki, pasien juga

mengeluh mual serta muntah. Pada pemeriksaan USG ditemukkan kesan serosis hepar

disertai splenomegaly.

Prognosis sirosis sangat bervariasi dipengaruhi sejumlah faktor, meliputi etiologi,

beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit lain yang menyertai. Pasien dengan

sirosis hepatis dekompensata mempunyai harapan hidup hanya 16% dalam waktu lima

tahun, pasien pulang atas kemauan sendiri pada perwatan hari ke enam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurdjanah S. Sirosis Hati. In Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2009. Buku Ajar

Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta: Internal Publishing.

2. Kusumobroto HO. Sirosis Hati. In Sulaiman A, Akbar N, Lesmana L, Noer S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Hati. Edisi pertama revisi. Jakarta: Sagung Seto. 2012

3. Guyton AC, Hall JE. Guyton and Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. 2007

4. Lindseth GN. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. In Price SA, Wilson LM. Patofisiologi

Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.2005

5. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC. 2009

6. Davey P. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2006.

7. Nashar, AH dkk. 2013. The Deases : Diagnosa & Terapi. Jakarta. Pustaka Cendekia Press

8. Evans WT. Review article: Albumin as a drug-biological effects of albumin unrelated to oncotic pressure.

Aliment Pharmacol Ther . 2002

Anda mungkin juga menyukai