Dimana :
M2 = total berat sampel memiliki persentase besar dari 5 %.
M3E = total berat sampel tertahan alat pengujian kelonjongan
M3F = total berat sampel yang lolos pengujian kepipihan
a. Alat :
Saringan 25 mm, 19,5 mm 12,5 mm, 9,5 mm dan 6,30 mm
Timbangan digital
Wadah
Oven
b. Bahan
Agregat kasar
c. Persiapan bahan
Ayak agregat yang lolos saringan 25 mm dan tertahan di 6,3 mm.
1. Keluarkan agregat dari oven dan ayak agregat yang lolos saringan
19,5 mm, 12,5 mm, 9,5 mm dan 6,3 mm.
2. Ambil agregat dan timbang yang tertahan saringan masing-
masing tersebut (syarat untuk agregat dengan persentase >5 %).
3. Lalu ukur agregat dengan menggunakan alat pengukur pipih.
4. Timbang brat masing-masing agregat yang lolos dari pengukur
pipih.
5. Lalu uji agregat yang tertahan dengan alat uji kelonjongan.
6. Timbang berat agregat yang tertahan dengan alat uji
kelonjongan.
7. Catat data di dalam form data kemudian lakukanlah perhitungan
kepipihan dan kelonjongan
METODE RSNI T-01-2005
pengujian untuk masing-masing ukuran butiran agregat dan
kelompokkan dalam salah satu dari 3 kelompok agregat, yaitu kelompok
agregat pipih,kelompok agregat lonjong, serta kelompok agregat tidak
pipih dan tidak lonjong. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:
a) gunakan jangka ukur rasio (proportional caliper device) pada posisinya
dengan perbandingan yang sesuai.
- Uji kepipihan
Atur bukaan yang besar sesuai dengan lebarnya butiran. Butiran adalah
pipih, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih
kecil.
- Uji kelonjongan
Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran. Butiran
adalah lonjong, jika lebarnya dapat ditempatkan dalam bukaan yang
lebih kecil.
b) setelah butiran dikelompokkan, tentukan perbandingan contoh dalam
masing-masing kelompok dengan menghitung jumlah butirnya atau
beratnya, tergantung kebutuhan.
Formula nilai rata-rata kepipihan, kelonjongan, tidak pipih dan tidak
lonjong, kepipihan dan kelonjongan, serta tidak pipih dan lonjong adalah
sebagai berikut: