Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANGELINA M. A. K. MAKIN
11 2015 260
GANGGUAN TIDUR
International Code of Diagnosis Diagnostic and Statistical Manual
(ICD) 10 of Mental Disorders (DSM) IV
Organik Gangguan tidur yang berkorelasi
Non organik : Dyssomnia, dengan gangguan mental lain
Parasomnia Gangguan tidur yang disebabkan
oleh kondisi medis umum
Gangguan tidur yang diinduksi
oleh bahan-bahan atau keadaan
tertentu.
Gangguan tidur primer
INSOMNIA
Psikologis
Diagnosis
Riwayat tidur yang sistematis (waktu tidur, waktu yang dibutuhkan
untuk tertidur, frekuensi dan lama terbangunnya bangun di tengah
malam, dan jam berapa pasien keluar dari kamar)
Apakah ada pemicu awal atau apakah gejala itu muncul secara
spontan?
Apakah itu terkait dengan masa stres, kecemasan atau depresi?
Apakah itu dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut sesudahnya?
Adakah faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap insomnia?
Konsekuensi siang hari ?
Pemeriksaan rutin fisik dan mental dapat memberi petunjuk
mengenai kesehatan komorbid dan kondisi kesehatan mental.
Tes lainnya termasuk prosedur laboratorium dan radiografi tidak
secara rutin ditunjukkan pada insomnia kronis.
Kriteria Diagnostik Insomnia Non-Organik
berdasarkan PPDGJ
a. Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:
Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, ataukualitas tidur yang buruk
Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan
Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihanterhadap akibatnya pada malam
hari dan sepanjang siang hari
Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat
dan mempengaruhi fungsi dalam sosialdan pekerjaan
b. Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
c. Kriteria lama tidur (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya
variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas (seperti pada transient insomnia)
tidak didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian
(F43.2)
Komplikasi
Gangguan kemampuan berkonsentrasi,
Gangguan memori,
Depresi dan kecemasan
Penurunan kualitas hidup,
Peningkatan angka kematian pada individu yang tidur kurang
dari 5 jam setiap malam.
Penyakit kardiovaskular dan hipertensi
Tatalaksana
A. Non Farmakologi
Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik.
Teknik Relaksasi
Terapi kognitif
Restriksi Tidur
Kontrol stimulus
B. Farmakologi
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi dua
golongan yaitu :
a. benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)
b. non-benzodiazepine(Chloral-hydrate, Phenobarbital)
Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :
Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur): Sleep inducing anti-insomnia
yaitu golongan benzodiazepine (Short Acting)
Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke
proses tidur selanjutnya): Prolong latent phase Anti-Insomnia, yaitu golongan
heterosiklik antidepresan (Trisiklik danTetrasiklik)
Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa bagian (multiple awakening): Sleep Maintining Anti-Insomnia,
yaitu golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long acting)
Kesimpulan
Insomnia merupalan kesulitan untuk masuk tidur, kesulitan dalammempertahankan tidur, atau tidak
cukup tidur.
Insomnia merupakan gangguan fisiologis yang dapat mempengaruhi kinerja dan kehidupan sehari-hari.
Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor
Insomnia didiagnosis dengan melakukan penilaian terhadap pola tidur penderita, pemakaian obat-
obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas fisik, dan kebutuhan
tidur secara individual.
Insomnia dapat ditatalaksana dengan cara farmakologi dan non farmakologi, bergantung pada jenis dan
penyebab insomnia.
Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi insomnia dapat berupa golongan benzodiazepin
(Nitrazepam, Trizolam, dan Estazolam), dan non benzodiazepine (Chloral-hydrate,Phenobarbital).
Tatalaksana insomnia secara non farmakologis dapat berupa terapi tingkah laku dan pengaturan gaya
hidup dan pengobatan di rumah seperti mengatur jadwal tidur.